Menulis Buku Dan Berbagai Hambatannya!

Menulis buku itu gampang. Apakah Anda memercayainya? Beberapa orang menilai menulis buku itu sulit dan untuk melakukannya diharapkan bakat khusus. Sebenarnya tidak!


Menulis buku itu ialah hal yang gampang dan mampu dilakukan oleh siapa pun. Hanya saja, untuk mampu terus berbagi kesanggupan menulis, seseorang mesti mempunyai kemauan dan praktik menulis itu sendiri. Tanpa kemauan dan disiplin yang berpengaruh untuk terus berlatih, tentunya Anda tidak mampu menaklukkan hambatan-hambatan yang kerap timbul dalam menulis buku.


Dalam proses menulis buku, motivasi menjadi alat pacu yang baik dalam menghasilkan suatu tulisan. Apakah motivasi Anda dalam menulis? Motivasi ini yang melatarbelakangi seorang penulis dalam menggerakkan penanya dan menciptakan suatu goresan pena. Motivasi yang Anda miliki haruslah kuat. Motivasi yang berpengaruh dapat menghalangi hambatan menulis yang paling utama, adalah kemalasan.


Rasa malas yang menghampiri penulis dapat mengaburkan motivasi yang dimiliki oleh seorang penulis. Agar Anda dapat menciptakan goresan pena yang makin baik, maka taklukkan apalagi dahulu rasa malas tersebut. Minta pinjaman Tuhan dan beraksilah (menulislah). Setelah itu, Anda akan siap untuk menghadapi kendala-kendala dalam menulis lainnya. Selain rasa malas, kendala yang biasanya dijumpai oleh seorang penulis ialah yang berkaitan dengan wangsit, waktu, dan hal-hal teknis dalam tulis-menulis.


Ide menjadi penghambat dikala seorang penulis tidak dapat menemukannya. Ide sendiri merupakan nyawa dalam sebuah goresan pena sehingga tidak adanya wangsit dapat menjadi argumentasi klasik seseorang untuk tidak menulis. “Saya tidak bisa menulis alasannya adalah aku tidak punya wangsit.” Seperti itulah kira-kira yang kerap tercetus ketika seseorang sedang mencari argumentasi mengapa dia tidak mampu menulis. Tidak adanya ide juga menciptakan seseorang kebingungan untuk memulai menuliskan kata demi kata dalam merangkai kalimat menjadi goresan pena.


Ide itu sebenarnya ada di mana saja dan mampu dicari, bahkan mampu diciptakan sendiri. Tidak perlu pergi jauh-jauh, mulailah dari Anda sendiri, kehidupan Anda adalah sumber gagasan yang tidak akan pernah kering. Kejadian dan pengalaman hidup yang Anda alami mampu Anda jadikan sumber inspirasi. Keluarga dan lingkungan juga mampu memerkaya inspirasi-inspirasi Anda dalam menulis buku. Galilah apa yang Anda alami, apa yang Anda lihat, apa yang Anda rasakan, semua itu ialah benih-benih wangsit yang siap untuk Anda tabur dalam rangkaian kalimat yang Anda tulis.


Membaca juga mampu membantu Anda untuk menemukan pandangan baru-pandangan baru menulis. Lebih dari itu, membaca juga dapat makin memperbesar wawasan yang diperlukan dalam kepenulisan. Dengan kata lain, jikalau Anda bisa membaca, Anda juga bisa menulis. Dua aktivitas ini mirip dua segi mata uang yang tidak dipisahkan. Keduanya saling memerlukan dan melengkapi.


Ketika pandangan baru telah Anda dapatkan, kendala berikutnya yang mungkin Anda jumpai adalah kesulitan menuangkannya dalam kata-kata dan merangkainya dalam jalinan kalimat untuk membentuk paragraf sehingga pembaca akan mengetahui maksud dari pemikiran Anda tersebut. Uraikan terlebih dulu ide Anda dalam sebuah kerangka goresan pena yang hendak menolong dan memandu Anda untuk menjabarkan ilham dalam suatu tulisan. Selain itu, perkaya perbendaharaan kata Anda sehingga tulisan Anda menjadi tulisan yang tidak sempit dan tidak membosankan. Namun, Anda juga mesti belajar untuk memakai kosakata yang benar dan sempurna dalam kalimat-kalimat yang Anda tulis.


Tidak menguasai topik yang hendak ditulis juga menjadi kendala seseorang dalam menulis buku. Karena itu, tuliskanlah apa yang Anda kuasai. Kalau pun Anda tidak menguasai dan mesti menuliskannya, berusahalah untuk mencari tahu perihal apa-apa yang mau Anda tulis. Lakukan observasi dan wawancara untuk menambah wawasan Anda perihal topik tersebut. Jika Anda menulis tanpa bekal yang cukup dan tidak menguasai topik yang mau Anda tulis, maka tulisan Anda akan menjadi tulisan yang cuma di permukaan saja. Hasilnya yaitu tulisan yang tidak mempesona untuk dibaca dan kurang bermanfaat bagi pembacanya.


Tidak adanya waktu juga kerap menjadi argumentasi yang menghalangi seseorang untuk menghasilkan goresan pena. Mari kembali ke ke motivasi permulaan dalam menulis buku. Sesibuk apa pun, pasti akan senantiasa ada waktu untuk menulis, asal saja Anda dapat mendisiplinkan diri dalam menertibkan waktu. Kurangnya waktu bukanlah problem yang berasal dari luar diri kita, tinggal bagaimana Anda mampu mengatasinya dan tidak menjadikannya sebagai kendala bermakna dalam menulis buku.


Hambatan yang lain adalah hambatan yang berafiliasi dengan teknis dalam tulis-menulis, adalah kurangnya penguasaan Ejaan yang Disempurnakan, mencakup penggunaan tanda baca, ejaan, kata baku tidak baku, dan lainnya. Menggunakan kata dan kalimat yang efektif dan mudah dimengerti oleh pembaca juga menjadi tantangan yang mesti dihadapi oleh penulis. Hambatan-hambatan teknis tersebut dapat dengan mudah diselesaikan apabila penulis bersedia terus berguru dan berlatih menulis dengan bersungguh-sungguh.


Demikian halnya hambatan-hambatan yang sudah dipaparkan di atas. Semua hambatan itu yakni risiko yang harus dihadapi seorang penulis. Tetapi, hal itu bukanlah sesuatu yang mesti menghalangi langkah Anda. Miliki motivasi yang benar dan kuat, teruslah belajar menulis, kalahkan rasa malas Anda, dan hasilkan tulisan-goresan pena yang mampu menginspirasi orang lain.


Selamat menulis!


 


[Aditya Kusuma]



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama