Cara-Cara Efektif Menulis Buku Pengayaan



Menulis buku pengayaan sangat berguna sebagai bacaan atau kepustakaan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan para pembacanya.





Buku pengayaan biasa dipakai selaku penunjang kegiatan pendidikan. Buku ini dapat dijadikan sebagai pelengkap buku teks atau buku latih dalam pelaksanaan aktivitas belajar-mengajar.





Dalam buku pengayaan, terdapat bahan-bahan yang memperkaya dan meningkatkan penguasaan ilmu wawasan, teknologi, dan seni.





Selain itu, buku pengayaan juga berisi bahan kemampuan yang mampu membentuk kepribadian peserta bimbing, pendidik, pengurus pendidikan, dan umum.





Dalam buku tersebut, materi yang disajikan berbentuk rekaan atau realita serta tidak terkait langsung dengan kerangka dasar dan kurikulum.





Di samping itu, buku pendidikan jenis ini juga disuguhkan secara terkenal dan inovatif. Kontennya bisa ditemui dalam bentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, puisi, obrolan, atau penyuguhan gambar.





Baca juga : Pengertian Buku Pengayaan dan Cara Menulisnya





Jenis Buku Pengayaan





Ada tiga jenis buku pengayaan dalam pengelompokannya, adalah buku pengayaan wawasan, keterampilan, dan kepribadian. Memang dalam penelaahannya buku ini cukup sukar dibedakan.





Namun, pembaca mampu melihat lebih jauh bahan dari ketiga aspek tersebut yang paling mayoritas.





Biasanya, buku pengayaan pengetahuan berisi materi penguasaan ilmu wawasan, teknologi, dan seni untuk memperbesar pengetahuan akademik pembacanya.





Kemudian buku pengayaan kemampuan akan berisi materi penguasaan keterampilan tertentu. Di dalamnya akan disajikan isyarat prosedural dan kiat di bidang tertentu.





Sementara itu, buku teks kepribadian akan menampung materi yang memperkaya kepribadian dan pengalaman batin seseorang.





Baca juga : Perbedaan Buku Teks dengan Buku Pengayaan





Cara Efektif Menulis Buku Pengayaan





Untuk menulis buku pengayaan, dapat dijalankan dengan memerhatikan beberapa aspek, yakni bahan atau isi buku, penghidangan materi, kaidah penulisan, juga aspek kegrafikan.





Sebenarnya faktor-aspek ini juga lazimdijadikan sebagai landasan penulisan buku-buku pendidikan yang lain.





Ketika memenuhi keempat aspek tersebut, buku pengayaan kemudian bisa dijadikan sebagai materi pendamping pembelajaran di sekolah.





1. Perhatikan Aspek Materi Buku





Dalam aspek bahan, penulis perlu memerhatikan beberapa hal. Saat menulis buku pengayaan, penulis perlu memerhatikan kesesuaian bahan dengan tujuan pendidikan.





Kemudian, materi juga semestinya mengikuti pertumbuhan ilmu pengetahuan sehingga tetap relevan untuk dipakai.





Selain itu, dalam menulis buku pengayaan, materi juga seharusnya juga ditulis untuk membuatkan kemampuan bernalar pembacanya.





Materi yang tepat nantinya akan menjadi salah satu cara untuk meraih tujuan pendidikan.





2. Perhatikan Penyajian Materi Buku Pengayaan





Materi yang dihidangkan semestinya mampu menyebarkan potensi peserta bimbing untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.





Selain itu, pembaca juga dibutuhkan dapat mengembangkan budbahasa mulia, kreatif, cakap, mandiri, dan menjadi seorang yang demokratis.





Dengan begitu, tujuan pendidikan mampu diraih lewat penulisan dan penggunaan buku pengayaan di lingkungan pendidikan.





Khusus untuk bahan buku pengayaan pengetahuan, penulis diperlukan mampu menawarkan materi yang berhubungan dengan pengembangan nilai-nilai adab dan budaya. Selain itu, buku juga dihentikan berlawanan dengan nilai-nilai tersebut.





Dalam menulis buku pengayaan, sebaiknya penulis berupaya menanamkan pesan-pesan budbahasa yang berkaitan dengan nilai luhur kebangsaan dan kebudayaan Indonesia secara eksplisit.





Kemudian untuk buku pengayaan kemampuan, seharusnya penulis menyajikan buku dengan materi-bahan yang bermanfaat bagi kehidupan. Bermanfaat mempunyai arti mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. S





elain itu, buku pengayaan kemampuan juga hendaknya ditulis untuk meningkatkan kecakapan hidup pembacanya. Buku ini semestinya berisi pemecahan suatu masalah, cara mengoptimalkan sumberdaya alam, dan mendorong jiwa kewirausahaan atau upaya melakukan sesuatu.





Tidak hanya itu, menulis buku pengayaan keahlian diperlukan meningkatkan kecakapan sosial, akademik, dan motorik pembaca, yang utamanya ialah akseptor asuh.





Sementara itu, untuk buku pengayaan kepribadian, bahan semestinya disuguhkan semoga mampu membangun mental emosional, eksklusif cerdik dan wibawa, serta mendorong perilaku empati dan apresiasi.





Di samping itu, buku pengayaan kepribadian juga seharusnya disisipi bahan-bahan untuk memajukan jiwa sportivitas, percaya diri, dapat dipercaya, serta konsisten.





Kemudian buku pengayaan jenis ini juga seharusnya mengandung pesan etika untuk menumbuhkan jiwa solidaritas, berdikari, dan meningkatkan iktikad diri.





Berikutnya, dalam menyajikan materi isi buku, penulis perlu memahami beberapa persyaratan pokok. Kriteria ini digunakan untuk menilai kelayakan isi buku. Penulis, dalam pekerjaannya menulis buku pengayaan, mampu menyusun buku secara sistematis dan logis.





3. Sajikan Materi Yang Mudah Dipahami





Kemudian materi yang disuguhkan sebaiknya mampu diketahui dengan mudah dan tepat target.





Maksudnya, materi bisa dimengerti oleh kalangan usia pembaca tertentu dan sesuai dengan kelompok mereka. Penulisan bahan semestinya juga memerhatikan faktor pengembangan kreativitas bagi pembacanya.





Sebagai catatan penting dari penyajian materi, penulis hendaknya tidak menuliskan hal-hal yang berbau SARA, melanggar hak cipta, dan melanggar Hak Asasi Manusia.





Pada aspek selanjutnya, yaitu kaidah penulisan, tentu dapat kita pahami bareng bahwa menulis buku mesti dilaksanakan dengan menaati tata bahasa dan teknik yang benar.





Di samping itu, aspek kaidah penulisan juga dilarang terlepas dari aspek kegrafikan. Menulis buku pengayaan perlu dijalankan dengan menyesuaikan penggunaan bahasa dan ilustrasi.





Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti menjadi penting, begitu pula dengan penggunaan gambaran.





4. Bahasa dan gambaran mesti serasi dan proporsional





Kemudian keduanya juga perlu dihidangkan secara komunikatif sesuai dengan kognisi pembacanya. Keduanya perlu disuguhkan untuk saling melengkapi sehingga diperoleh berita dan keterangan yang terperinci bagi pembaca.





Bahasa yang digunakan semestinya menyanggupi patokan ejaan yang disempurnakan, kata-kata yang tepat, kalimat efektif, dan paragraf serasi.





Sementara itu, grafik yang dipakai seharusnya mempesona, bentuk dan ukurannya sesuai, dan mempunyai komposisi warna yang pas dan fungsional.





Gambar yang dipakai mampu berbentukgrafik, tabel, ilustrasi, foto, dan sebagainya.





5. Tahapan Menulis Buku Pengayaan





Untuk menulis buku pengayaan, penulis bisa melaksanakan beberapa tahapan. Pertama, tentu mereka perlu memiliki wawasan dan wawasan yang luas. Mereka harus banyak membaca buku-buku pengayaan untuk terbiasa dengan gaya bahasa yang disenangi pembaca.





Tahap ini penting, khususnya untuk penulis pemula. Apabila perlu, buku-buku pengayaan bisa dibaca beberapa kali sehingga penulis sungguh-sungguh menguasai teknik penyajiannya.





Kedua, penulis mampu mengkaji asal mula pemikiran atau fatwa yang dituangkan dalam buku. Penulis bisa meresapi isi buku yang berpedoman pada kehidupan langsung atau kontekstual. Dengan mengkaji hal ini, nantinya penulis dapat menulis buku yang berisi materi-bahan aplikatif dan berfaedah pribadi.





Ketiga, penulis harus menyaksikan sasaran pembacanya dengan teliti. Ia perlu menganggap sejauh mana tulisannya mampu diketahui oleh target pembacanya. Ia tidak mungkin menulis buku dengan bahasa yang cuma dimengerti oleh dirinya sendiri.





Di samping itu, penulis juga perlu melihat bahan yang paling lebih banyak didominasi dari buku yang ditulisnya. Nantinya dia perlu menyimpulkan bahwa klasifikasi buku pengayaan yang ditulisnya termasuk buku pengayaan pengetahuan, kepribadian, atau keterampilan.





Keempat, telah menjadi peran penulis untuk menyanggupi kebutuhan literari dan literasi pembaca. Ia harus mampu memenuhi kedua kebutuhan pembaca tersebut secara bersaman.





Di samping itu, beliau juga mesti menampilkan buku yang bisa menarik minatdan keperluan emosional pembaca. Tentunya, buku yang tidak mempesona dan tidak dibutuhkan tidak akan dilirik pembaca.





6. Perhatikan Keaslian Buku Pengayaan





Sebagai perhiasan proses penulisan buku pengayaan ini, penulis hendaknya memerhatikan keaslian karyanya. Ia juga semestinya menulis buku yang menunjukkan imbas emosional.





Selain itu, buku juga hendaknya ditulis efektif, sesuai kaidah, dan tidak banyak meniru buku-buku pengayaan yang sudah ada. Hal terpenting yang mesti ada dalam buku yaitu pesan penulis.





Dalam karyanya itu, penulis perlu menunjukkan pesannya tidak hanya menuliskannya.





Pada dasarnya penulisan buku pengayaan tidak jauh berlainan dengan jenis buku pendidikan yang lain.





Buku pengayaan mampu ditulis dengan memerhatikan beberapa faktor khusus sehingga menampung materi yang berlainan dari materi kurikulum pendidikan.





Tidak cuma itu, dalam penulisannya, buku pengayaan juga memiliki aspek-aspek yang perlu ditonjolkan penulis sehingga tetap menarik perhatian pembacanya. Kaprikornus, pembaca bisa memakai buku tersebut untuk melengkapi buku asuh atau buku teks pelajaran.





Referensi:





  1. Suherli, “Menulis Buku Pengayaan” dalam www.scribd.com




[Wiwik Fitri Wulandari]



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama