Ingin Menulis Buku Ilmiah? Gunakan Kiat Jitu Berikut Ini!

“Menulis buku tidak mesti dimulai dari mengumpulkan bahan. Menyusun karya ilmiah menjadi buku pun mampu menjadi salah satu alternatif untuk memiliki hasil karya yang diterbitkan”.


 


Banyak orang yang beropini bahwa menulis buku merupakan hal yang merepotkan. Belum lagi, mereka akan lebih sulit jikalau tidak benar-benar mahir dalam dunia penulisan. Jika mereka tidak ahli menulis, pasti mereka akan kalah berkompetisi dengan para penulis hebat lainnya yang karyanya banyak diterbitkan. Namun, seiring berkembangnya waktu, teknologi, dan dunia penerbitan, menulis buku bukan lagi hal yang merepotkan. Siapapun mampu menulis buku dan menerbitkannya dikarenakan telah banyak penerbit buku yang menawarkan potensi bagi para penulis baru.


Dalam menulis buku, penulis pasti membayangkan serangkaian proses menyusahkan pada mulanya. Ia mesti menghimpun banyak materi untuk mengisi bukunya sehingga pantas diterbitkan. Belum lagi, dia mesti menyusun isi dan rancangan buku biar mempesona dan digemari banyak pembaca. Berbagai bayangan tersebut mampu dituntaskan dengan melakukan tindakan alternatif.


Salah satu langkah alternatif yang bisa dilaksanakan ialah menyusun hasil observasi atau karya ilmiah menjadi buku. Peneliti atau akademisi bisa menjadi penulis dan menulis buku sendiri cuma dengan berbekal hasil karya ilmiah. Mereka mampu menyebarkan hasil penelitiannya ini dalam bentuk buku.


Menulis buku dengan berbekal bahan hasil penelitian mulai banyak dikerjakan. Para peneliti maupun akademisi bisa mempergunakan peluang ini sebagai “batu loncatan” untuk mengabadikan hasil karyanya. Mereka bisa mendokumentasikan hasil risetnya supaya bisa dibaca oleh lebih banyak orang dan lebih berguna. Dengan cara ini, mereka juga mampu menyebarkan ilmu dan memberikan bahwa diri mereka peka kepada fenomena yang terjadi di sekitar mereka.


Untuk melakukan hal tersebut, peneliti atau akademisi yang hendak menjadi penulis bisa menerapkan beberapa tips jitu. Agar si penulis mampu mempublikasikan karya ilmiahnya menjadi buku, awalnya dia perlu memahami banyak sekali hal terkait riset dan hasil risetnya. Si penulis perlu memahami tiap-tiap rincian hasil penelitiannya biar ia mampu memberikan wawasan atau wawasan baru secara benar kepada banyak orang. Ia perlu menunjukkan sentuhan pada karyanya sehingga pantas untuk diterbitkan menjadi buku. Dalam hal ini, beliau mampu mengolah hasil riset menjadi isi buku yang mempesona namun memenuhi kaidah penulisan dan tata bahasa.


Tidak hanya itu, ia perlu menyajikan bukunya dengan baik. Syarat utamanya yaitu to the point alias tidak bertele-tele dalam memaparkan isi buku. beliau juga perlu menuliskan pemikiran -ide yang bisa menawan pembaca ke dalam tulisan yang menarik . Dengan begitu, pembaca akan menggemari bahkan menyebabkan buku yang ditulis sebagai pola. Agar terlihat berlawanan, penulis perlu melaksanakan penemuan. Ia dilarang menyuguhkan isi buku dengan cara kaku mirip halnya bahasa karya ilmiah kebanyakan.


Hasil observasi yang dijadikan sebagai buku ilmiah dapat ditulis dengan gaya penulisan berlainan. Tidak perlu lepas dari kaidah dan ketentuan penulisan, si penulis mampu menggunakan kata-kata yang tidak mainstream. Akan lebih baik jikalau penulis tidak melulu memulai dari kalimat definitif atau menerangkan ihwal asal-ajakan. Ia bisa menyajikan sebuah gambaran atau fenomena yang sedang banyak diperbincangkan dan menghubungkannya dengan argumentasi penyeleksian tema.


Selanjutnya, penulis harus benar-benar pas dalam menciptakan batasan isi buku. Ia dihentikan terlalu melebar dalam memberikan pemaparan, juga dilarang terlalu sempit. Ia mampu memaparkan banyak sekali hal secara proporsional tanpa terlepas dari konsentrasi dan menyajikan berbagai materi atau fenomena modern.


Untuk melengkapi beberapa kiat tersebut, penulis juga perlu melakukan pekerjaan lebih keras. Mereka yang sudah cerdik dalam hal tulis-menulis bisa memperbarui keterampilan menulisnya setiap waktu biar tulisannya semakin bermutu. Sementara itu, mereka yang belum terpelajar menulis mampu belajar dan berlatih. Tanpa berlatih, menulis buku yang berkualitas tidak mampu tercapai. Mereka akan menciptakan buku ilmiah yang ala kadarnya. Dengan kata lain hanya mempunyai substansi namun tidak menawarkan faedah bagi pembacanya.


Di samping itu, para penulis juga mesti banyak membaca buku. Selain mendapatkan info terkait penelitiannya, penulis juga dapat mempelajari struktur buku ilmiah yang telah ada. Kemudian penulis juga bisa mencar ilmu dari buku tersebut tentang cara-cara menghidangkan suatu hasil penelitian dalam bentuk buku.


Makara, bila Anda yakni penulis dan ingin menulis buku sendiri, Anda bisa memanfaatkan hasil observasi atau karya ilmiah dengan menyusunnya kembali. Anda bisa belajar perihal sistem menulis buku yang bagus dan benar biar buku Anda sesuai dengan kaidah penulisan dan tata bahasa. Sebaiknya gunakan juga bahasa yang gampang diketahui. Bahasa yang kaku dalam sebuah karya ilmiah tidak akan menjadi menarik untuk dibaca sekalipun sudah dalam bentuk buku.


Selanjutnya, Anda yang sudah menyusun karya ilmiah mampu mengombinasikan upaya Anda dengan beberapa tips jitu di atas. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah menyusun karya ilmiah menjadi buku ilmiah. Jangan lupa juga untuk meminta penilaian orang lain yang juga mahir dalam bidang yang sama terkait kelayakan isi buku Anda. [Wiwik Fitri Wulandari]


 


 


 


Referensi:



  1. http://kompasiana.com/bambangtrim/tips-jitu-menulis-buku-ilmiah_54f5d2a1a333111b508b4


 


 


 



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama