Tips Cara Menciptakan Buku

Salah satu hal penting untuk dimiliki seseorang saat akan menjadi seorang penulis ialah kemampuan untuk menulis buku. Dengan adanya kemampuan tersebut, seseorang akan mampu menuangkan pandangan baru dan gagasannya secara lebih runtun dan komprehensif. Kemampuan menulis buku yang kita miliki pada dasarnya tidak cuma bermanfaat bagi diri kita sendiri, tetapi juga orang lain. Artinya orang lain akan mampu menikmati goresan pena kita yang kita buat di dalam media massa, buku, jurnal, dan lain sebagainya. Bahkan ada rasa kepuasaan tersendiri dari seorang penulis bila tulisannya dapat menjadi inspirasi dan berguna bagi orang lain secara luas. Oleh karena itu, menjadi penting untuk menanamkan paradigma bahwa kesanggupan menulis bukanlah kemampuan yang ada di dalam diri seseorang alasannya adalah talenta semenjak kecil, tetapi menulis ialah kemampuan yang dapat dipelajari dan diasah dari waktu ke waktu sehingga akan sukses menciptakan goresan pena yang berkualitas.


Setidaknya ada banyak keuntungan yang didapatkan oleh seorang penulis bila dalam proses menulis buku tersebut dapat menghasilkan karya yang bermutu. Buku yang dihasilkan tersebut pasti akan menjadi referensi bagi penduduk yang memang membutuhkan goresan pena dari penulis yang bersangkutan, terutama dalam hal buku ilmiah. Selain itu, penulis yang bukunya mempunyai kualitas baik akan senantiasa dipanggil sebagai pembicara dalam berbagai aktivitas, utamanya dengan tema yang dikuasai oleh dirinya sendiri. Tidak hanya di dalam negeri, penulis juga berkesempatan membagikan ilmu yang dimilikinya sampai ke mancanegara kalau tulisannya menjadi bahan rujukan bagi penduduk global. Kondisi tersebut pada dasarnya tidak didapatkan secara instan dan singkat. Butuh proses dan usaha yang panjang untuk menjadi seorang penulis yang jago, baik dalam bidang ilmiah maupun non-ilmiah.


Supaya kemampuan menulis buku yang kita miliki meningkat, setidaknya ada 5 bekal berharga yang ialah kiat cara membuat buku yang harus dipahami dan dipraktikan secara konsisten.



  1. Melatih Skill Menulis


Sebagian orang menganggap bahwa menulis ialah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan. Di segi lain, ada beberapa orang juga yang berpendapat bahwa menulis itu gampang dan tidak rumit. Pada dasarnya, menulis adalah suatu acara yang sesungguhnya sulit, namun gampang untuk dilakukan. Menulis dibilang selaku sesuatu yang mudah untuk dijalankan alasannya saban hari dikala kita berbicara, bahasa yang kita gunakan mampu disalin menjadi sebuah goresan pena. Kemudian, menulis dikatakan sulit sebab tidak siapa pun mampu merangkai kata menjadi suatu kalimat yang susunannya rapid an enak untuk dibaca oleh orang lain. Kedua keadaan tersebut lalu mengerucut pada suatu kesimpulan bahwa bantu-membantu kemampuan menulis yakni sesuatu yang gampang dilakukan jika kita sudah memahami kaidah dan aturan yang semestinya digunakan ketika kita sedang menulis buku dengan jenis-jenis tertentu mirip fiksi dan non-fiksi.


Salah satu cara mudah yang mampu kita lakukan untuk melatih kemampuan menulis kita ialah dengan menciptakan tulisan-tulisan sederhana. Tulisan sederhana yang dimaksud mampu dimulai dengan menuliskan kegiatan kita sehari-hari atau yang biasa dikenal dengan buku harian. Melalui buku tersebut, kita bisa menceritakan kejadian atau peristiwa atau aktivitas yang kita lakukan dalam sehari. Dengan menulis buku harian tersebut, kita akan terbiasa membuat goresan pena yang enak untuk dibaca. Artinya saat kita membaca goresan pena kita sendiri, kita akan menyadari beberapa kesalahan yang bisa jadi kita lakukan dalam menulis. Dari hasil pembacaan tersebut, kita bisa jadi memperoleh ada ketidakruntutan dalam bercerita, kurangnya informasi waktu atau tempat yang kita jelaskan, dan lain sebagainya sehingga berbagai hal tersebut bisa menjadi masukan bagi kita sendiri sebagai penulis.



  1. Melatih Skill Merangkai Kata Menjadi Kalimat


Salah satu aspek yang menurut banyak orang susah untuk dikerjakan dalam menulis buku adalah kesanggupan kita dalam merangkai kata-kata untuk menjadi sebuah kalimat yang efektif. Tidak mudah bagi seseorang mengungkapkan apa yang ada di pikirannya lewat bahasa tulisan. Bahkan timbul mitos bahwa orang yang bakir berbicara belum pasti mengungkapkan bahasa lisannya tersebut ke bahasa goresan pena. Di segi lain, orang yang mahir menulis atau menuangkan bahasa tulisan justru kesusahan saat dirinya mesti mengungkapkan ide melalui bahasa ekspresi. Meskipun demikian, tak sedikit pula orang yang seimbang diantara kedua faktor tersebut yakni cendekia dalam berbicara dan menulis. Kemampuan merangkai kata-kata menjadi suatu kalimat adalah kesanggupan yang wajib dimiliki oleh seorang penulis biar kalimat-kalimat yang dibuatnya yummy untuk dibaca oleh orang lain.


Hal yang mampu dijalankan untuk mengasah kesanggupan cara menciptakan buku ialah dengan mengikuti hukum penulisan. Dalam setiap kalimat umumnya berisikan beberapa kata yang tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Setidaknya ada komponen-bagian pembentuk kalimat tertentu yang harus ada di dalam suatu kalimat mirip subjek, predikat, objek, dan informasi. Semakin panjang kalimat yang kita buat, maka akan kian tidak menawan kalimat yang kita buat tersebut. Salah satu cara yang bisa kita gunakan untuk mengukur seberapa banyak kata yang kita gunakan dalam membuat satu kalimat adalah dengan memakai nafas kita. Ketika kita sedang membaca goresan pena, kalimat yang bagus adalah kalimat yang akhir diucapkan sebelum kita kehabisan nafas (1 kali tarikan nafas). Apabila dalam satu tarikan nafas kita belum bisa menyelesaikan satu kalimat, maka kalimat tersebut condong tidak efektif dan terlalu panjang.



  1. Melatih Skill Mengembangkan Ide Menjadi Kalimat


Untuk menerima hasil tulisan yang baik pasti diharapkan latihan yang terus menerus dan tidak kenal lelah. Semakin giat kita berusaha untuk memperbaiki goresan pena, maka akan kian gampang bagi kita untuk berbagi wangsit-pandangan baru atau ide yang ada di dalam benak kita untuk dituangkan ke dalam bentuk goresan pena. Usaha yang kita kerjakan bisa dengan cara menciptakan draft goresan pena sebelum kita menuangkan ilham-pandangan baru yang ingin kita sampaikan melalui tulisan. Dengan kata lain, kita perlu memetakan inspirasi-pandangan baru yang ingin kita sampaikan apalagi dulu. Apabila kerangka tersebut telah tamat, maka langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mulai menuliskan pandangan baru-inspirasi yang sudah kita tuangkan sebelumnya. Pada masalah ini, kita bisa menggunakan dua pendekatan yakni paragraf deduktif dan induktif. Hal tersebut menuntut kita untuk membuat satu kalimat utama (wangsit pokok) yang lalu kita tempatkan di permulaan (deduktif) atau tamat (induktif) setiap paragraf.



  1. Melatih Skill Membuat Tulisan yang Mengalir Lancar


Tidak siapa pun memiliki kecerdasan linguistik yang kuat dalam menghasilkan sebuah goresan pena yang enak untuk dibaca dan mengalir. Untuk itu, kebiasaan menulis perlu untuk diaplikasikan setiap orang, terutama bagi mereka yang secara sadar tidak memiliki kemampuan linguistik yang tinggi. Meskipun demikian, kesanggupan linguistik tersebut intinya dapat diasah melalui kebiasaan menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa dipakai mirip yang sudah disebutkan sebelumnya adalah dengan menulis buku harian. Cara lain yang bisa dipakai yakni dengan mengirim opini atau analisis terhadap sebuah gosip ke media massa. Dengan menggunakan cara tersebut, kita secara tidak langsung sudah membiasakan diri untuk menulis yang memiliki dampak pada mengalirnya ilham-ilham kita ketika menulis.



  1. Melatih Skill Mencatat Hal-hal Menarik Menjadi Suatu Tulisan


Bekal terakhir ini menjadi cara menciptakan buku yang paling gampang dan menawan untuk diaplikasikan ketika kita ingin menulis buku atau karya yang lain. Hal ini bisa dilakukan setiap dikala pada waktu dan kawasan yang tidak bisa kita tentukan sendiri. Kita mampu memulai bekal ini dengan cara menuliskan hal-hal kecil yang pernah kita perhatikan atau kita rasakan. Berawal dari observasi tersebut, kesempatan untuk dituangkan ke dalam buku cukup besar. Sebagai suatu teladan, kita pernah melakukan observasi kepada kampanye partai politik yang digelar secara euforia di jalanan, tergolong dengan kreativitas yang dibawa oleh simpatisan. Dari hal mempesona itu, kita mampu membuat penelitian ihwal latar belakang, tujuan, dan pengaruh aktivitas tersebut kepada teladan perilaku pemilih. Bahkan hasil dari observasi kita bisa kita tuangkan ke dalam suatu buku yang tentu saja bermanfaat bagi ilmu politik.


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU? atau NASKAH SIAP CETAK? Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami. Anda juga mampu KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan. Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR JADI PENULIS. SEBELUM ANDA MENYESAL


🙂


*****BONUS*****


Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Jika Anda mengharapkan EBOOK GRATIS wacana CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, atau cara menciptakan buku silakan download.


Sekian artikel “Tips Cara Membuat Buku

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama