Buku Latih: Pendorong Kemandirian Pelajar

Buku bimbing sebagai bab dari kemudahan dalam proses mencar ilmu mengajar di kelas tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dasar dan menengah.


Tidak hanya memiliki kegunaan untuk siswa selaku pemain film yang belajar, buku asuh juga berguna bagi guru selaku pengajar. Aspek kemanfaatan dari buku tersebut mampu dilihat dari penggunaannya sehari-hari di kelas. Tanpa buku ajar, guru juga akan kesulitan dalam memberikan bahan pelajaran di kelas alasannya lewat buku ini, guru secara tidak pribadi juga telah dituntun untuk memberikan bahan secara berurutan. Bahkan dengan memakai buku ini, guru cenderung lebih gampang dalam menyampaikan materi dan tidak perlu membuat kurikulum atau alur penyampaian bahan secara lebih kompleks. Di sisi lain, buku ini juga memiliki kegunaan bagi siswa sebagai standar dalam menerima bahan yang disampaikan oleh guru di kelas.


Selama ini proses berguru mengajar, utamanya di tingkat dasar dan menengah, hanya sering dijalankan di dalam kelas. Dengan kata lain, siswa cuma akan diberikan asupan bahan atau ilmu wawasan saat jam sekolah berlangsung. Di luar jam tersebut, siswa condong tidak menerima asupan ilmu pengetahuan kembali, kecuali bagi mereka yang memakai jasa les selaku sarana untuk mengasah kesanggupan akademiknya. Masih sedikit guru yang menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengajaran di luar kelas seperti halnya kuliah lapangan ketika mahasiswa. Pada tingkat pendidikan menengah, siswa hanya bisa mendapatkan praktik dari ilmu yang dipelajarinya di laboratorium, khususnya bagi mereka yang mengambil fokus ilmu wawasan alam (IPA). Oleh alasannya adalah itu, perlu adanya akomodasi yang bisa mendorong kemandirian siswa dalam menimba ilmu di luar kelas.


Salah satu fasilitas yang bisa digunakan untuk mendorong kemandirian siswa yaitu tersedianya buku bimbing. Ketersediaan buku bimbing tersebut lazimnya telah difasilitasi oleh sekolah dimana siswa mampu berbelanja buku-buku tersebut melalui sekolah. Di segi lain, ada beberapa sekolah yang memang memperlihatkan peluang terhadap siswa untuk menerima buku asuh tersebut di luar sekolah seperti di toko buku. Meskipun demikian, buku didik yang sebaiknya dimiliki oleh siswa tersebut lazimnya diseragamkan. Dengan kata lain, guru memberikan kode untuk berbelanja buku dari penerbit dan penulis yang sudah diputuskan alasannya hal tersebut juga bergantung pada kurikulum yang diberlakukan di sekolah. Dengan memakai buku didik tersebut, siswa selaku pemain drama yang menerima pelajaran juga bisa mengetahui alur bahan yang mau disampaikan di kelas. Oleh alasannya itu, siswa juga mampu menyiapkan sendiri di rumah terkait materi yang mau disampaikan di m mencar ilmu. Sebagai pola dikala guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir di kelas, maka siswa dapat belajar secara mampu berdiri diatas kaki sendiri dengan memakai buku latih. Cara lainnya yaitu guru yang bersangkutan menawarkan tugas pengganti dengan menjalankan soal-soal yang ada di buku latih saat jam pelajaran tersebut, guru yang sebaiknya mengajar berhalangan untuk hadir. Apabila siswa telah selesai menjalankan soal tersebut dan mencar ilmu secara mampu berdiri diatas kaki sendiri, maka guru yang bersangkutan mampu melaksanakan pembahasan terhadap jawaban yang telah dibentuk oleh siswa di pertemuan berikutnya. Hal tersebut dilakukan supaya jam pelajaran yang kosong tidak terbuang dengan sia-sia.


Selain untuk mengambil alih guru saat tidak mampu mengajar di kelas, buku didik juga mampu digunakan oleh guru untuk mengasah kesanggupan akademik siswa di rumah. Sebagai acuan, guru bisa memberikan tugas atau pekerjaan rumah (PR) terhadap siswa untuk konferensi selanjutnya. Dengan demikian, siswa akan terdorong untuk melaksanakan peran tersebut di rumah. Bahkan secara tidak pribadi siswa juga akan mempelajari kembali materi-materi yang sudah disampaikan di kelas. Selain itu, siswa juga mampu mempersiapkan bahan yang akan diajarkan di dalam kelas di pertemuan selanjutnya. Tugas tersebut bisa diberikan guru dari buku yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Aktivitas tersebut tentu akan mendorong siswa biar mampu mencar ilmu secara mandiri di luar kelas. Apabila dalam proses mencar ilmu tersebut siswa mengalami kesusahan, maka mereka bisa mengajukan pertanyaan terhadap guru di konferensi selanjutnya.


Pada tataran yang lebih simpel, buku latih bahwasanya juga bermanfaat bagi siswa yang akan menghadapi aneka macam ujian, baik cobaan sekolah ataupun nasional. Hal tersebut tidak mampu dilepaskan dari materi yang mau diujikan di sekolah merujuk pada kurikulum yang telah dituangkan ke dalam bentuk buku asuh. Kondisi tersebut tentu akan mempermudah siswa untuk mempelajari bahan-materi yang hendak diujikan di sekolah. Bahkan tidak menutup kemungkinan guru juga mengambil pola-contoh soal yang ada di buku bimbing alasannya dianggap lebih representatif. Di segi lain, dikala ini telah banyak buku  yang sifatnya mudah sebagai pegangan siswa saat akan menghadapi ujian. Hal tersebut mengandung maksud bahwa buku-buku simpel tersebut ialah inti sari dari buku latih utama yang umumnya dipakai di sekolah. Melalui buku simpel tersebut, siswa dipermudah dengan rangkuman materi dan teladan-acuan soal yang sering diujikan di sekolah.


Berangkat dari hal tersebut, perlu kiranya bagi guru untuk juga terlibat dalam rangka mendorong kemandirian siswa dalam berguru. Hal tersebut mampu dijalankan dengan cara menciptakan buku latih bagi siswa. Apabila hal tersebut dinilai susah alasannya adalah harus ada tim yang diakui secara nasional untuk membuat buku tersebut, maka guru mampu mengambil alternatif lain dalam membuat buku. Alternatif yang dimaksud yaitu dengan menciptakan buku mudah yang berisi tips-tips, tips, atau sejenisnya yang membuat lebih mudah siswa dalam mencar ilmu secara mampu berdiri diatas kaki sendiri. Tidak sedikit akademisi yang sudah menciptakan buku-buku simpel mirip yang dimaksud dalam rangka memudahkan siswa dalam mengetahui bahan yang selama ini diajarkan di dalam kelas. Dari fenomena tersebut, guru tentu juga perlu terlibat dalam pengerjaan buku tersebut dalam rangka mendorong kemandirian siswa dalam belajar.


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku didik? Dengan klik disini , Anda berkesempatan untuk penerbitkan buku di penerbit buku Deepublish secara gratis. Anda cukup membayar biaya cetak.


Baca Juga Artikel yang terkait dengan buku bimbing berikut:



  1. Empat Fungsi Ilustrasi dalam Teknik Menulis Buku Ajar

  2. Bagaimana Cara Membuat Buku Ajar yang Dicintai Mahasiswa?

  3. Percetakan Murah : Buku Ajar

  4. Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP


 


[Bastian Widyatama]


 



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama