Resah Mempublikasikan Publikasi Jurnal Internasional? Kuasa 4 Poin Diam-Diam Jurnal Internasonal

Ingin mengejar Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional? Kini banyak sekali jurnal predator, yang sifatnya tidak menguntungkan penulis. Sebaliknya, mereka hanya mempergunakan penulis. menyingkir dari jurnal predator bahwasanya bisa-mampu saja kita lakukan. Hanya saja, butuh kejelian untuk mengetahui mana jurnal predator dan mana penyuplaiatau penyelenggara jurnal berkredibel.


Kita memang tidak mampu langsung menyalahkan. Kita cuma butuh kesadaran diri dan menyempatkan waktu untuk mencari tahu terlebih dahulu penyelenggara publikasi ilmiah tersebut. Apakah berkredibel atau sebaliknya. Jangan karena proses seleksi yang gampang, langsung menjadi target empuk. Padahal, justru seleksi yang gampang dan cepat tidak menjamin mutu jurnal Anda. Bisa saja, isi jurnal berantakan, namun alasannya adalah jurnal predator, kesannya pun kualitas buruk pun juga bisa di publikasikan.


Pada potensi kali ini akan mengulas bagaimana kiat agar tidak terjebak di jurnal predator. Apa saja? Tentunya Anda mesti menyingkir dari bebera poin, sebagai berikut.


Perhatikan Indek dan Impact Faktor


Jadi saat menulis hendak melakukan publikasi ilmiah di jurnal internasional, penting mengamati indeks dan impact faktor. Ketika mempublikasikan jurnal, ternyata jurnal tersebut tidak terindeks, maka percuma saja. Oleh itu sebabnya, jurnal yang di tulis terindeks juga sama pentingnya. Lantas bagaimana cara agar jurnal dapat di Indeks? Kunci utama dari index adalah melacak sekaligus mencatat jurnal yang sudah ditulis.


kumpulan publikasi ilmiah penerbit deepublish


Di publikasi ilmiah, sebetulnya tidak hanya berupa satu index saja, namun ada beberapa banyak perumpamaan indeks. Indeks jurnal yang popular di kelompok observasi yaitu indesk scopus, ilsivier, pubmed, ebsco dan masih ada banyak lainnya. Jadi, setiap jurnal yang telah di indeks, itu berarti jurnal atau publikasi tersebut telah masuk ke database mereka.


Bagaimana dengan istilah Impact factor? Berbeda dengan indeks, impact factor lebih menekankan pada system penilaian. Dimana system evaluasi ini di dasarkan pada parameter tertentu. Umumnya, bentuk parameter tersebut berupa download, sitasi yang sudah dikeluarkan oleh badan tertentu.


Sedangkan untuk jurnal Internasional, parameter terpercaya yang digunakan yakni IF yang dikeluarkan pribadi oleh ICV atau dari Incex Copernicus Values. Adapun parameter untuk jurnal bereputasi lain, yakni SJIF dan masih banyak lagi.


Jadi saat Anda hendak menerbitkan jurnal internasional, pastikan apalagi dahulu, apakah jurnal Anda akan di indek atau tidak. Karena sayang semisal di publikasi ternyata tidak di indeks, padahal demi mempublikasikan jurnal internasioanl mesti mengeluarkan uang sekitar 50-100 USD. Tentu sungguh di sayangkan bukan kalau tidak terindeks sama sekali.


Index scopus


Setiap Negara pastinya memiliki aturan main sendiri kalau ingin menerbitkan jurnal. Jangankan jurnal Internasional, jurnal nasional sendiri pun juga memiliki syarat sendiri. Bahkan dari pihak pemerintah Indonesia, dalam hal ini yakni Dikti juga mengeluarkan himbauan bahwa penulis jurnal observasi minimal memiliki publikasi internasional yang terindeks oleh scopus.


Di scopus inilah peneliti dan dosen dapat mengantarkan semua jurnal observasi yang sudah dikerjakan. Dimana jurnal yang di kirimkan ke scopus akan di evaluasi dan diseleksi. Bag yang lolos seleksi, jurnal tersebut akan di publikasi. Sebaliknya, bagi jurnal yang tidak lolos tidak akan dipublikasikan. Menariknya, jumlah dosen yang mengimput di scopus ternyata sudah cukup banyak dosen. Dan masih butuh di tingkatkan lagi. Bagi Anda yang belum terdaftar pun mampu secepatnya login.


Berbicara tentang scopus, ternyata mampu diidentifikasi dengan cara mengenali ciri-cirinya. Ciri-ciri jurnal Internasional yang terindeks scopus memiliki Digital Object Identifier dan DOI. Hal yang paling mencolokdari index scopus ialah, akan terasa perbedaan, alasannya adalah di sini ada tahap seleksi atau reviewer. Makara ada jurnal yang diterima dan ada jurnal yang di tolak.


Ubah mindset Melirik ke Impact Factor


Selama ini saat hendak menerbitkan jurnal observasi apa? Jika dulu alasannya gengsi, popularitas dan tuntutan. Maka perlu di ubah mindsetnya. Jangan alasannya adalah mengejar-ngejar kuantitas, mengabaikan kualitas. Kita tahu bahwa kenaikan jurnal di Indonesia sudah mengalami pertumbuhan, namun ketika di jejerkan dengan Negara-negara lain, Indonesia masih kurang anggun. Berbeda dengan Negara mirip Jepang dan Negara maju lainnya.


tujuan publikasi ilmiah penerbit deepublish


Di Negara luar jurnal yang dipublikasikan dari segi kuantitas memang baik, tetapi juga diiringi oleh kualitas jurnal itu sendiri juga baik. Maka, kita juga mulai publikasi melirik impact factornya. Kaprikornus kita tidak sekedar focus pada jurnal yang terindeks oleh scopus, tetapi juga perlu memajukan di PubMed maupun di Elsivier.


Memang jurnal Internasional memakan waktu lebih usang. Bahkan, untuk jurnal yang terindeks di Elsivier PubMed, mampu mengkonsumsi waktu 5 bulan untuk satu macam jenis jurnal. Itupun untuk satu tahap. Meski memakan waktu yang cukup menguras, reputasinya tidak di ragukan lagi. Ketika jurnal penelitian Anda lolos seleksi, Anda pun akan mendapatkan banyak hal. Selain memperoleh popularitas, branding, juga tentunya bisa menambah poin angka kredit.


Publikasi di IF > 5


Cara belajar publikasi ilmiah di jurnal Internasional yang tidak kalah penting mempelajari tentang publikasi IF > 5. Sedikit mengulas tentang IF > 5 di dunai penerbitan buku pendidikan, mungkin Anda pernah mendengar perumpamaan hibah buku ajar, dimana penulis akan memperoleh dana insentiv untuk membuat buku bimbing. Begitupun dengan publikasi jurnal Internasional.


Misal untuk Jurnal ilmiah Internasional yang terindex di Thomson Reuters untuk IF > akan mendapatkan insentif sebanyak sekitar 17 juta. Ada juga untuk 2 < IF < 5 b akan mendapatkan insentif sekitar 13 juta. Untuk 0 < If < 2 akan menerima insentif 10 juta. Sebenarnya jumlah dana insentif tidak mutlak, mampu berubah di saat-waktu, dan tergantung dari pihak pemberie insentif.


Itulah beberapa cara mencar ilmu publikasi ilmiah di Jurnal Internasioanal. Jika anda masih binggung lebih rincian, Anda dapat mempelajari lebih lanjut di google. Tidak ada salahnya juga bertanya terhadap dosen senior yang lebih terlatih wacana peblikasi ilmiah di Jurnal Internasional. Siapa tahu justru mereka mempunyai kiat, inovasi baru terkait dengan penulisan jurnal. Semoga dengan ulasan ini, banyak membantu Anda. Ingat, jangan focus pada kuantitas saja, tetapi juga focus dengan mutu jurnal.




Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda mampu eksklusif Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH


Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak wacana publikasi ilmiah, Anda mampu melihat postingan-postingan kami berikut:



Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Kontributor: Novia Intan



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama