Validitas Data: Pemahaman, Jenis, Tindakan, Dan Hubungannya



Validitas data. Validasi data dalam observasi sangatlah penting. Seringkali kita juga resah membedakan antara validasi dan validitas. Apakah perbedaannya? Nah, validasi yakni suatu proses/aktivitasnya dalam melaksanakan atau mencari keabsahan data atau kevalidan suatu data, sedangkan validitas ialah hasil dari pencarian kevalidan sebuah data.





Kali ini kita akan membahas tentang validitas atau metode validasi data penelitian. Validitas data sangat penting dipakai untuk menguji keabsahan data penelitian. Pembahasan kali ini mulai dari pemahaman, jenis-jenis, langkah-langkah, dan pola validitas data pada observasi. 





Pengertian Validitas Data





Sebelum melangkah pada jenis-jenis validitas data, terlebih dahulu kita mempelajari tentang pengertian validitas data. Di bawah ini adalah pengertian tentang validitas data menurut para mahir.





1. Azwar





Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan ketelitian sebuah alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi kalau alat tersebut menjelaskan fungsi ukurnya atau memperlihatkan hasil ukur dari pengukuran tersebut tepat fakta atau keadaan bantu-membantu dari apa yang diukur.





2. Arikunto





Validitas yakni sebuah ukuran yang menawarkan tingkat keandalan atau kesahihan sebuah alat ukur. Alat ukur yang kurang valid memiliki validitas rendah (dalam Sujarwadi, 2011). 





3. Sutama





Dalam konteks rancangan penelitian, perumpamaan validitas (keabsahan) itu tidak lain ketimbang derajat kecocokan (matching) klarifikasi ilmiah tentang tanda-tanda terhadap realitas dunia. Validitas mengacu pada kebenaran atau kesalahan proposisi yang dihasilkan oleh penelitian.





Selain itu, validitas data bila dinyatakan dengan cara lain ialah sebuah kebenaran dan kejujuran mengenai sebuah gambaran, klarifikasi, interpretasi, dan selesai yang diperoleh dari suatu laporan penelitian (2016:87).





4. Cooper dan Schindler 





Validitas data adalah sebuah ukuran yang menawarkan bahwa variabel yang diukur memang betul-betul variabel yang akan diteliti oleh peneliti.





5. Sugiharto dan Sitinjak 





Validitas data bekerjasama dengan sebuah peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian kepada isi bekerjsama yang diukur. 





Berdasarkan pendapat-pertimbangan jago di atas, mampu diambil simpulan bahwa validitas data ialah sebuah kecermatan atau ketepatan sebuah alat ukur dalam mengukur sesuatu atau secara khusus mengukur data observasi. Validitas data sendiri digunakan untuk mengukur benar atau salah mengenai data yang dipakai pada sebuah penelitian yang bersifat kuantitatif.





Baca Juga: Penelitian Kuantitatif : Pengertian, Tujuan, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya





Jenis-jenis Validitas Data





Jenis validitas data dibagi menjadi dua (2), yakni validitas logis dan empiris. Penjelasan perihal validitas logis dan empiris mirip di bawah ini.





1. Validitas Logis





Istilah validitas logis mengandung kata logis, berasal dari kata “nalar” adalah daypikir. Dengan demikian dapat dibilang bahwa validitas logis merujuk pada keadaan instrumen valid menurut hasil penalaran (Arikunto, 2008:65).Secara umum, validitas tes dibagi menjadi tiga (3) jenis, yaitu, validitas isi, berdasar patokan, dan konstruk. Penjelasannya yakni sebagai berikut.





a. Validitas isi  (content validity)





Ary (dalam Sujarwadi, 2011) menerangkan bahwa validitas isi adalah kekerabatan isi dengan item atau pertanyaan-pertanyaan di dalam tes yang representatif dari semua domain-domain isi pelajaran atau sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan sebelumnya. 





Validitas isi berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang akan diukur. Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti perihal gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam kurun Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk tujuan tersebut, peneliti harus melaksanakan kajian literatur perihal gaya-gaya kepemimpinan kepala sekolah pada masa MBS. Berdasarkan literatur tersebut, peneliti menyusun kuesioner pada beberapa bab, mirip di bawah ini.





Bagian 1: gosip demografis (latar belakang responden)





Bagian 2: gaya kepemimpinan distributif





Bagian 3: gaya kepemimpinan autentik





Bagian 4: gaya kepemimpinan watak





Bagian 5: gaya kepemimpinan transformasional





Bagian 6: gaya kepemimpinan situasional





(Budiastuti & Bandur, 2018:147).





b. Validitas menurut standar (criterion-related validity)





Validitas patokan yakni suatu ukuran validitas yang diputuskan dengan adanya pembandingan skor-skor tes yang sudah ditemukan dengan suatu kinerja tertentu pada sebuah ukuran luar. Ukuran luar dari tes tersebut mesti memiliki kekerabatan secara teoretis dengan variabel yang diukur menggunakan tes tersebut. 





Validitas kriteria atau criterion validity ialah validitas yang berkaitan dengan alat apakah alat pengukuran telah tepat dengan dan sesuai dengan instrumen pengukuran yang lain yang dianggap selaku model atau telah digunakan secara luas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam konteks ini, peneliti perlu membandingkan instrumen observasi yang gres dengan instrumen observasi yang lain (Budiastuti & Bandur, 2018:146).





c. Validitas konstruk (construct validity)





Validitas konstruk merujuk pada mutu alat ukur yang digunakan apakah telah betul-betul menggambarkan konstruk teoretis yang digunakan sebagai dasar operasionalisasi ataukah belum. Secara singkat, mampu dibilang bahwa validitas konstruk ialah penilaian tentang seberapa baik seorang peneliti menerjemahkan teori yang digunakan dalam alat ukur tersebut (Widodo, 2006:3).





Budiastuti & Bandur (2018:148) menerangkan bahwa validitas ini berkaitan dengan apakah alat penelitian yang digunakan sudah disusun menurut kerangka (construct) teoretis yang sempurna dan berhubungan . Kuesioner yang mempunyai validitas konstruk tinggi selalu menurut definisi atau batasan para mahir wacana desain tersebut, bukan pada definisi kamus.





Baca Juga: Pengertian Metode Penelitian, Tujuan, Macam, dan Contoh Lengkapnya





2. Validitas Empiris





Arikunto (2008:66) menerangkan bahwa istilah validitas empiris menampung kata empiris yang artinya pengalaman. Sebuah instrumen mampu dibilang mempunyai validitas empiris apabila telah diuji secara empiris. Pada validitas empiris dibagi menjadi dua (2), yakni validitas internal dan eksternal. Penjelasannya seperti di bawah ini.





a. Validitas internal





Validitas internal atau internal validity menyatakan seberapa jauh kecocokan sesuatu yang diamati, diukur, dan dianalisis dengan realitas. Artinya, validitas internal itu merujuk pada kesesuaian observasi dengan realitas. Jadi, penjelasan mengenai apakah gejala yang diamati mendekati realitas atau kebenaran, dan derajat kecermatan klarifikasi tersebut menawarkan validitas internal suatu observasi (Sutama, 2016:88).





b. Validitas eksternal





Berbeda dengan validitas internal, validitas eksternal atau external validity mengacu pada generalitas atau universalitas produk observasi. Pertanyaan yang mendasar ialah seberapa jauh hasil dan konklusinya dapat digeneralisasi terhadap orang (masyarakat) dan latar (setting) lain. Dengan perkataan lain, validitas eksternal perlu menjawab dilema, apakah temuan peneliti itu mampu diterapkan (diaplikasikan) pada suasana lain (Sutama, 2016:88).





Langkah-langkah Pengujian Validitas Data





Ada beberapa langkah atau seni manajemen yang bisa dilaksanakan untuk mencapai validitas penelitian kualitatif. Strateginya berdasarkan Budiastuti & Bandur (2018:140-144) yaitu mirip di bawah ini.





1. Uji Kredibilitas (Validitas Internal)





Kredibel maksudnya yakni seorang peneliti diandalkan telah menghimpun data yang real di lapangan serta menginterpretasi data autentik tersebut dengan akurat. Pada uji dapat dipercaya ada beberapa poin penting, penjelasannya mirip di bawah ini.





a. Triangulasi





Triangulasi terdiri atas, triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi sumber data, triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. 





  • Triangulasi teknik pengumpulan data dipakai untuk mengecek atau mencari tahu mengenai keabsahan data dengan banyak sekali teknik pengumpulan data yang tepat, contohnya yaitu wawancara, FGDs, dan pengamatan.
  • Triangulasi sumber data dipakai untuk menganalisa atau mencari tahu tentang keabsahan sumber-sumber yang dipakai untuk penelitian
  • Triangulasi teori dipakai untuk mengevaluasi atau mencari tahu keabsahan dari teori-teori yang digunakan dalam sebuah penelitian
  • Triangulasi peneliti dipakai untuk mengevaluasi atau mencari tahu keabsahan data berdasarkan persepsi para peneliti-peneliti (jago) yang tepat dengan observasi tersebut.




b. Feedback





Feedback sangat penting untuk meminimalisir bias personal peneliti. Untuk itu, peneliti kualitatif perlu mendapatkan masukan dari orang-orang yang familiar dengan problem penelitian dan orang-orang lain yang ajaib dengan observasi tersebut. Masing-masing feedback yang diberikan dari kedua golongan tersebut berlawanan, tetapi semua itu akan bernilai untuk validitas penelitian.





c. Member check





Peneliti kualitatif perlu mendapatkan masukan dari orang-orang yang telah diteliti. Masukan mereka sungguh signifikan untuk mengukur apakah analisis sesuai dengan cita-cita dan kenyataan yang mereka alami. Pada praktiknya, member check ini dapat diperoleh peneliti dengan meminta informan kunci observasi untuk menunjukkan masukan terhadap laporan penelitian yang sudah dijalankan.





d. Perbandingan hasil observasi





Studi-studi kualitatif yang berasal dari lingkungan yang berbeda (multi-studies) dan perkara-kasus yang banyak (multi-case studies) perlu dibandingkan untuk meningkatkan validitas keutuhan studi tersebut. Kasus-perkara yang diteliti juga perlu daripada studi-studi lain yang pernah dikerjakan orang lain dalam konteks yang berlawanan, sehingga dengan membandingkannya, peneliti mampu memperlihatkan informasi dan hasil analisis data yang khas sesuai dengan perkara yang didalaminya.





e. Pernyataan kesediaan info





Peneliti mesti menyertakan beberapa akad yang berkaitan dengan peran partisipan dalam penelitian. Pertama, peneliti perlu menjelaskan siapa peneliti dan untuk apa penelitian tersebut dijalankan. Peneliti juga perlu menambahkan bahwa keikutsertaan partisipan dalam penelitian yakni bersifat sukarela dan dia berhak untuk mengundurkan diri tanpa paksaan selama proses pengumpulan data berlangsung. Consent form dalam penelitian kualitatif menjadi mutlak dikerjakan demi mempertahankan kejujuran partisipan penelitian.





Baca Juga: Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya





f. Memahami setting observasi





Peneliti kualitatif dianjurkan perlu mengenal setting observasi dengan baik sebelum melaksanakan penelitian, sehingga proses pengumpulan data mampu dilaksanakan dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti dituntut untuk melaksanakan kontak permulaan dengan para informan kunci dalam komunitas atau organisasi yang akan diteliti.





g. Pertanyaan iteratif





Salah satu keterampilan yang dituntut bagi seorang peneliti kualitatif adalah kemampuannya bertanya-pertanyaan feedback menurut alur tema diskusi atau wawancara. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan untuk mengonfirmasi apa yang telah disampaikan informan selama proses wawancara atau FGDs.





h. Kualifikasi dan pengalaman peneliti





Kredibilitas penelitian kualitatif juga mampu diputuskan oleh latar belakang pendidikan, kualifikasi, dan pengalaman peneliti dalam melakukan observasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa penelitian pada dasarnya bermaksud untuk menawarkan donasi pada kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu atau demi penemuan kebijakan dan perbaikan praktik yang sedang meningkat .





i. Temuan yang beda dengan kajian literatur





Agar hasil analisis data memiliki validitas internal yang bagus, peneliti juga perlu mencantumkan tema-tema utama yang muncul dari lapangan observasi, akan namun tidak cocok dengan kajian literatur atau kerangka teoretis. Yang perlu dijelaskan peneliti di sini adalah mengapa data-data tersebut muncul dalam setting observasi dan bagaimana suasana kasatmata tema-tema tersebut.





2. Transferability (Validitas Eksternal)





Denzin & Lincoln (2005) menerangkan bahwa rancangan validitas eksternal atau transferability berkaitan dengan sejauh mana hasil analisis data penelitian mampu diaplikasikan pada setting penelitian lainnya.





Peneliti dalam prosesnya mencapai validitas eksternal penelitian kualitatif, perlu menerangkan hal-hal mendetail seperti di bawah ini.





  • Konteks organisasi/komunitas yang diteliti
  • Persyaratan menjadi informan penelitian
  • Jumlah partisipan yang ikut serta
  • Alasan penggunaan metode penelitian tertentu 
  • Waktu yang dibutuhkan untuk wawancara/FGDs/pengamatan
  • Waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan penelitian tersebut (Shenton, 2004).




3. Dependability





Dependability dinukil dari indriyani-marifah.blogspot.com, disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain mampu mengulangi/mereplikasi proses observasi tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilaksanakan dengan cara melaksanakan audit kepada keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing.





4. Conformability





Conformability dinukil dari indriyani-marifah.blogspot.com, dalam penelitian kualitatif disebut dengan objektivitas observasi. Penelitian dibilang objektif bila hasil observasi tersebut sudah disepakati oleh banyak orang.





Baca Juga: Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui





Uji Validitas





Uji validitas berdasarkan Ghozali (2009) dinukil dari qmc.binus.ac.id dipakai untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner tersebut bisa untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.





Pengujian kuesioner dikutip dari qmc.binus.ac.id, dibagi menjadi dua (2), ialah validitas faktor dan item. Penjelasannya seperti berikut.





1. Validitas Faktor





Validitas vaktor diukur jika item yang disusun menggunakan lebih dari suatu aspek (antara faktor-aspek ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor aspek (penjumlahan item dalam satu aspek) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).





2. Validitas Item





Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau tunjangan kepada item total (skor total), perkiraan dilaksanakan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita memakai lebih dari satu aspek bermakna pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, lalu dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total aspek (penjumlahan dari beberapa aspek).





Hubungan Validitas dengan Reliabilitas





Dikutip dari berbagienergi.com, walaupun uji reliabilitas dan validitas terkesan memiliki rancangan yang berlawanan, namun intinya hal tersebut berhubungan bersahabat. Penjelasannya seperti di bawah ini.





1. Pengukuran Tidak Reliabel dan Juga Tidak Valid





Kekurangan dari reliabilitas dimaksudkan bahwa sering kali pengukuran yang dilaksanakan yakni benar atau valid, tetapi bila dijalankan dengan pengukuran ulang pada waktu yang lain, maka akibatnya akan berlainan.





2. Pengukuran Reliabel tetapi Tidak Valid





Proses pengukuran dijalankan secara konsisten dengan memakai konsep yang tidak sempurna, sehingga reliabilitas data dapat tercapai tetapi penilaian tersebut tidak valid.





3. Pengukuran Valid tetapi Tidak Variabel





Secara lazim, hal tersebut disebabkan karena adanya pertanyaan yang ambigu, sehingga menciptakan multi-persepsi, bahasa maupun budaya dari responden yang berlainan, atau bisa juga pertanyaan tersebut kemungkinan jawabannya bisa berganti sebab berjalannya waktu.





4. Pengukuran Valid dan Reliabel





Hasil adalah tujuan utama pada suatu penelitian. Oleh sebab itu, dibutuhkan proses kenali pengukuran yang akurat dan sesuai dengan objek observasi, serta mempunyai hasil yang sama meski pada waktu yang berbeda.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama