Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Misalnya



Teknik pengambilan sampel diperlukan ketika kau sedang melakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel bekerjasama bersahabat dengan populasi atau sampel yang menjadi bab penting dari sebuah observasi. Dengan penentuan jenis objek observasi ini, peneliti bisa memilih metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. 





Dalam postingan ini akan dikupas habis tentang bagaimana cara kita memilih atau mempesona sampel dari sebuah populasi, biar kita lebih mudah untuk melaksanakan penelitian di lapangan.





Pengertian Teknik Sampling 





Pengertian Teknik sampling ialah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang ialah sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).





Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel ialah, sampel acak atau random sampling yang dikenal juga selaku probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping yang diketahui juga selaku non probability sampling. Untuk lebih jelasnya, kita akan ulas satu per satu pada artikel ini. 






Pengertian Teknik Sampling Menurut Ahli 





1. Sugiono (2001)





Pengertian teknik pengambilan sampel berdasarkan Sugiyono, teknik sampling yakni merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).





2. Margono (2004)





Sementara pemahaman teknik pengambilan sampel menurut Margono (2004) yaitu cara untuk memilih sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang hendak dijadikan sumber data bahu-membahu, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi semoga diperoleh sampel yang representatif.





3. Teken (1965)





Untuk semakin memperjelas apa itu teknis sampling, Menurut Teken (1965) suatu teknik pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat: 





  1. Dapat menciptakan gambaran yang dapat mengemban amanah dari seluruh populasi yang diteliti
  2. Dapat memilih presisi (precision) dari hasil penelitian dengan memilih simpangan baku (standard deviation) dari taksiran yang diperoleh
  3. sederhana, sehingga gampang dilaksanakan
  4. mampu menawarkan keterangan sebanyak mungkin, dengan biaya yang serendah-rendahnya.




Baca Juga: Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui





Jenis Teknik Penentuan Sampel 





Teknik Pengambilan Acak/ Random Sample/ Probability Sampling





Sampel acak (probability sampling) ialah cara atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan komponen sampelnya. Teknik ini memperlihatkan potensi yang sama untuk setiap bagian populasi untuk menjadi sampel (teladan). Misalkan kalau sebuah populasi mempunyai unsur populasi sebanyak 50 sedangkan yang mau dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut memiliki kemungkinan 25/50 untuk bisa diseleksi menjadi sampel.





Sebagai catatan bahwa memilih ukuran sampel tidak mampu dilakukan sebarangan, anda perlu mengikuti kaidah tertentu dan mengacu pada teori para hebat. Artikel berikut mampu membantu anda mendapatkan rujukan ukuran sampel yang sempurna.






1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) 





Sampel acak atau probability sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang memakai kaidah potensi dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan kaidah kesempatan dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel yakni suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-bagian populasi beserta informasinya. Elemen-unsur populasi mampu berbentukbenda atau makhluk hidup yang bersifat faktual dan mampu diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.





Contoh, kalau objek penelitian ialah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi tinggi, katakanlah sekolah tinggi tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari perguruan tinggi beserta karakteristik yang diharapkan untuk berikutnya dilaksanakan penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang dibutuhkan mampu berbentukjenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat tubuh, nilai semester, alamat, dan lain sebagainya yang dapat berfaedah untuk penelitian.





Bagaimana kalau penelitian dilaksanakan di suatu desa? Maka diperlukan kerangka sampel atau daftar yang memuat seluruh komponen populasi yang akan diteliti di desa tersebut. Contoh ini dapat digeneralisasi untuk seluruh masalah seperti observasi di level Kabupaten, penelitian di sebuah kantor dan lain sebagainya. bila seluruh komponen populasi yang terdaftar di dalam kerangka sampel dijumlahkan maka seharusnya ialah ukuran populasi (N).





Pada dasarnya untuk mempertahankan agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak maka dipakai tabel angka random (TAR) untuk memilih sampel pertama. Angka yang terpilih adalah angka dari salah suatu bagian populasi yang telah terdaftar pada kerangka sampel. Selanjutnya untuk memilih sampel sampel yang mau terpilih berikutnya dipakai metode-sistem yang hendak kita diskusikan di bawah.





Langkah-langkah memilih sampel sebaiknya mengikuti kaidah berikut:





  1. Siapkan kerangka sampel
  2. Siapkan tabel angka random
  3. Menentukan metode penyeleksian sampel yang akan dipakai





2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling) 





Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode pengambilan sampel, dimana hanya komponen pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan bagian-unsur selanjutnya diseleksi secara sistematis menurut teladan tertentu. Sampel sistematis acap kali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi. 





Ada pertimbangan bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, alasannya adalah yang diambil secara acak komponen pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya diurutkan menurut interval yang telah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini, harus dipenuhi beberapa syarat adalah (1) populasi mesti besar, (2) harus teredia daftar kerangka sampel, (3). populasi harus bersifat homogen.





Langkah-langkah pengambilan sampel: 





  1. Tentukan populasi dan susun sampling frame
  2. Tetapkan jumlah sampel yang mau diteliti memakai usulanmetodologis
  3. Tentukan K (kelas interval)
  4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak
  5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor permulaan yang terpilih, dan nomor interval berikutnya hingga menyanggupi jumlah sampel.





3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling) 





Stratified random sampling ialah metode pengambilan sampel yang dipakai pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/komponen yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara proporsional sehingga  setiap strata harus terwakili dalam sampel.





Langkah-langkah pengambilan sampel: 





  1. Tentukan populasi dan daftar anggota populasi
  2. Bagi populasi berdasarkan strata yang diinginkan
  3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata
  4. Pilih sampel dari setiap strata secara acak





4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling) 





Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah satu sistem pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak berisikan individu-individu, melainkan berisikan golongan individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, tetapi kelompok individu yang sudah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.





Teknik sampling ini digunakan untuk observasi perihal sebuah hal kepada bab-bab yang berlawanan di dalam suatu instansi jikalau objek yang akan diteliti sangat luas.





Langkah langkah :





  1. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti
  2. Tentukan berapa cluster atau golongan individu yang akan diambil sebagai sampel
  3. Pilih cluster sampel secara acak
  4. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut.





5. Area Sampling atau sampel kawasan Bertingkat (Multi Stage Sampling) 





Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa tata cara random sampling secara berbarengan dalam sebuah penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu dikenali yaitu adanya beberapa metode sampling berbeda yang digunakan.





Ada beberapa syarat yang mesti dimengerti dan dipenuhi sebelum memakai multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya beberapa syarat tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan condong lebih optimal.





  • Populasi sample cukup homogen
  • Jumlah populasi yang sangat besar
  • Populasi menempati kawasan atau domain yang sungguh luas
  • Tidak tersedia kerangka sampel yang mampu memuat unit-unit yang terkecil atau ultimate sampling unit




Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya yakni selaku berikut:





  • Menetapkan populasi
  • Menetapkan tingkatan
  • Menghitung besar sampel
  • Mengambil secara acak sejumlah bagian yang ada pada setiap tingkatan
  • Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir




Baca Juga: Penelitian Korelasional : Pengertian, Ciri-ciri, Langkah, dan Contoh






Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak/ Non- Probability Sampling / Non-Random Sample 





Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability sampling peneliti menentukan anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau persyaratan. Dalam teknik yang satu ini, tidak semua elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.





Terdapat berbagai macam Teknik pengambilan sampel tidak acak. 






1. Purposive Sampling 





Dalam teknik ini, seorang peneliti mampu memberikan evaluasi kepada siapa yang seharusnya berpartisipasi di dalam suatu observasi. Seorang peneliti dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif kepada sebuah populasi.





Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya dipakai oleh media saat akan meminta usulan dari publik perihal sebuah hal. Media tersebut akan menentukan siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.





Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga ongkos yang dipakai lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah menentukan subjek yang representatif.






2. Snowball Sampling 





Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan saat subjek sukar dilacak. Misalnya, akan sungguh menantang untuk mensurvei orang-orang yang tidak memiliki derma atau imigran ilegal. Dalam masalah seperti itu, memakai teori bola salju, peneliti mampu melacak beberapa klasifikasi untuk mewawancarai dan mendapatkan hasil.





Peneliti juga menerapkan sistem pengambilan sampel ini dalam situasi di mana topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilaksanakan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti.





Kelebihan dari pengambilan beruntun ini ialah bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya. Sementara kelemahan yaitu menyantap waktu yang cukup usang dan belum pasti mewakili keseluruhan variasi yang ada.





Baca Juga: Rating Scale : Pengertian, Ciri-ciri, Bentuk, Kesalahan-kesalahan, dan Contoh






3. Accidental Sampling 





Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada fasilitas akses ke subjek mirip survei konsumen di mal atau orang yang melalui di jalan yang sibuk. Biasanya disebut selaku convenience sampling, alasannya kemudahan peneliti dalam melaksanakan dan berhubungan dengan subjek. Peneliti nyaris tidak mempunyai kewenangan untuk memilih bagian sampel, dan ini murni dilakukan menurut kedekatan dan bukan keterwakilan.





Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini dipakai ketika ada batas-batas waktu dan ongkos dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam suasana dimana terdapat kekurangan sumber daya mirip pada tahap permulaan observasi, digunakan convenience sampling.





Kelebihan dari teknik sampling ini adalah sebab pengambilan sesaat sehingga membuat lebih mudah pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini yakni belum pasti responden mempunyai karakteristik yang dicari oleh peneliti.






4. Quota Sampling





Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga beliau bisa memilih sampel yang hendak digunakan untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel mesti sama dengan populasi yang ada.





Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini yaitu praktis karena jumlah telah ditentukan dari permulaan. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi. 






5. Teknik Sampel Jenuh 





Teknik sampling jenuh yakni teknik penentuan sampel kalau semua anggota populasi dipakai selaku sampel. Sampling Jenuh berlawanan dengan sensus alasannya sensus populasinya besar sedangkan sampling bosan menggunakan populasi yang relatif kecil walaupun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.





Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah gampang, mudah, murah dan tidak memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kekurangan dari Teknik sampel bosan adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga hanya cocok untuk kalangan populasi kecil.





Contoh Teknik sampel jenuh: 





Misalnya akan diteliti suatu kinerja guru di salah satu sekolah swasta di Yogtakarta. Karena jumlah guru cuma ada 35 maka seluruh guru dijadikan sample.





6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling 





Teknik sampling sistematis ialah teknik sampling yang memakai nomor urut dari populasi baik yang menurut nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. 





Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 menurut absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor ganjil 1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan seterusnya.





Baca Juga: Hipotesis Statistik: Pengertian, Macam-macam, dan Contoh






Pemilihan Jenis Teknik Penetapan Sampel 





Dalam memilih sampel diperlukan tahapan penetapan sampel. Tahapan yang perlu dijalankan dalam pengambilan sampel, ialah:





  • Mendefinisikan populasi yang mau diperhatikan
  • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
  • Menentukan teknik atau metode sampling yang sempurna
  • Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
  • Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling





Tujuan Teknik Pengambilan Sampel





Teknik sampel yang dipakai akan bekerjasama dengan cara-cara dari pengambilan sebuah sampel. Teknik pengambilan sampel dikerjakan dengan beberapa tujuan, diantaranya ialah:





  • Untuk menerima data yang lebih akurat, tetapi masih ada kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran sebuah penelitian.
  • Bertujuan untuk menunjukkan informasi yang berhubungan dengan populasi yang ingin diteliti.
  • Dapat dijadikan selaku anutan atau contoh didalam mengambil suatu keputusan.




Dari penjelasan di atas mampu disimpulkan bahwa teknik sampling dibentuk sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data observasi. Hal tersebut mampu dilaksanakan dengan mengamati sifat-sifat dan penyebaran populasi biar nantinya mampu mendapatkan sampel yang representatif untuk penelitian lebih lanjut.





Itulah klarifikasi seputar Teknik pengambilan sampel dalam observasi. Semoga postingan ini berguna!



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama