Seperti yang dikenali, pandemi virus corona sudah menjatuhkan perekonomian bagi banyak negara di dunia. Sekian diantaranya bahkan dilaporkan masuk ke jurang resesi.
Dalam info yang modern, semalam negara pemerintahan Donald Trump dilaporkan resmi menyatakan bahwa alami resesi. Untuk dikenali, negeri Paman Sam itu kemajuan ekonomi di kuartal II alami tekanan yang dalam.
Sebelumnya, formasi negara di Asia dilaporkan juga alami resesi ekonomi. Diantaranya yakni Singapura dan Hong Kong. Ekonomi Singapura secara kuartal ke kuartal (qtq) berkontraksi 41,2 persen. Sementara untuk tahunan (YoY) ekonomi negara tersebut minus pada angka 12,6 persen.
Demikian halnya yang terjadi pada Hong Kong. Pada data hari Rabu (29/7/2020) kemarin, ekonomi Hong Kong kembali mengalami kontraksi atau minus 9 persen di kuartal II 2020 secara tahun ke tahun (YoY). Ini ialah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk pusat ekonomi global tersebut. Untuk berita, kegiatan ekonomi telah surut sejak pertengahan tahun lalu, dikala terjadi protes besar-besaran massa anti Beijing.
Lantas, negara mana saja yang umumkan ekonominya alami resesi? Berikut daftarnya:
Korea Selatan
Korea Selatan
Bank of Korea pada pekan kemudian umumkan perihal produk domestik bruto (PDB) negara itu secara kuartalan (qtq) pada kuartal II tercatat minus 3,3 persen. Pada basis yang serupa di kuartal I sebelumnya, ekonomi minus 1,3 persen.
Menurut analisis, penyebab perlambatan ekonomi Korea Selatan terjadi karena tingginya ketergantungan negara tersebut pada global. Kondisi ini diperparah alasannya selama pandemi terjadi banyak negara yang memberlakukan lockdown.
Hong Nam-ki -menteri keuangan Korea Selatan- menyampaikan, ekonomi kemungkinan akan pulih pada kuartal III. IMF sebelumnya memperkirakan ekonomi Korea Selatan di 2020 akan berkontraksi 2,1 persen.
Sementara itu, Alex Holmes -ekonom Capital Economics Asia- berkomentar, “Saat pengeluaran pelanggan seharusnya pulih bertahap, bahaya dari virus belum pudar sepenuhnya”.
Amerika Serikat
Pada laporan Departement Perdagangan AS hari Kamis (30/7/2020) kemarin, negara pemerintahan Donald Trump pada bulan April hingga Juni laju perekonomiannya alami negatif sampai 32,9 persen. Seperti yang telah dicatatkan, kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang alami minus sampai 5 persen.
Kontraksi yang tajam terjadi dalam ekspor, investasi, pengeluaran pemerintah hingga tingkat konsumsi. Dalam hal investasi, terjadi penurunan yang dalam imbas dari lesunya sektor otomotif.
Australia
Pada hari Kamis (23/7/2020) yang lalu, pemerintah negeri kanguru menyatakan adanya kemungkinan resesi ekonomi terjadi. Diperkirakan ekonomi negara benua biru itu alami kontraksi terdalam sepanjang sejarah pada kuartal II 2020.
Pejabat menyampaikan PDB diramal kontraksi 7 persen pada bulan April hingga Juni. Situasi ini akan mendorong negara tersebut masuk ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir.
Jerman
Pemerintah Jerman melaporkan bahwa negaranya mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal II 2020. Kondisi ini membuat Negeri Panzer itu mengumumkan bahwa sedang alami resesi ekonomi.
Kantor federal statistik Jerman mengatakan, “Ini ialah penurunan paling tajam semenjak perhitungan PDB triwulan untuk Jerman sejak 1970.
Hal ini tampakdari basis tahunan (YoY) yang minus 11,7 persen. Dan jikalau melihat data pada kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3 persen.
Sumber stt.ac.id