Morgan Stanley Sebut Beberapa Mata Duit Yang Terbaik, Apa Saja?





Morgan Stanley menilai bahwa dolar Amerika Serikat (AS) yaitu salah satu mata duit yang masuk klasifikasi aset kondusif (safe haven) untuk diperdagangkan hingga sisa tahun ini.


Namun di segi lain, bank investasi global yang berbasis di New York itu juga menganggap bahwa mata duit yen Jepang dan franc Swiss juga masih miliki kesempatan menjadi yang terbaik dalam investasi, dan relatif aman di pasar valas global.


Mengenai yen dan franc, Morgan Stanley menilai bahwa kedua mata uang itu tetap menjadi surga bagi trader alasannya dua mata uang itu alami dinamika pergeseran.


Mereka menyampaikan, “Analisis korelasi dan arus terbaru menawarkan bahwa USD/JPY bahkan bisa reli ketika kegelisahan penanam modal berlawanan dengan persepsi pasar. Kami menyaksikan bahwa investor Jepang betul-betul membeli aset asing pada ketika … ketidakpastian dan tidak melakukan repatriasi (dana).


Analis Morgan Stanley juga menyertakan, “Potensi apresiasi franc Swiss dibatasi oleh intervensi valas dari Bank Nasional Swiss”.


Morgan Stanley Sebut Beberapa Mata Uang yang Terbaik, Apa Saja?

Morgan Stanley Sebut Beberapa Mata Uang yang Terbaik, Apa Saja?


Seperti dikenali, pada hari Selasa (18/8/2020) kemarin kurs dolar sempat ambles sampai meraih level terendah dalam 27 bulan terakhir kepada sejumlah mata uang utama yang lain.


Hal ini dapat dilihat dari indeks dolar yang meraih 92,477. Level penurunan tersebut tidak pernah disentuh sebelumnya sejak bulan Mei dua tahun yang lalu, sebab penanam modal mulai berani mengambil risiko untuk beralih ke pasar saham.


Indeks S&P 500 naik ke level tertinggi sehabis sukses catatkan penguatan. Indeks saham ini sudah mampu kembali pulih dari kerugian pasca serangan Covid-19.


Dalam catatan penelitiannya, Morgan Stanley menulis, “Kami memperkirakan dolar AS (USD) menjadi mata uang safe haven terbaik, utamanya ketika ini, karena suku bunga AS yang lebih rendah membuatnya menjadi mata uang yang lebih mempesona untuk transaksi carry trade”.


Beberapa jago strategi mata duit mengatakan bahwa ketidakpastian politik di AS ditambah kebuntuan stimulus virus corona mampu menjadi sentimen negatif yang menekan dolar AS.


Pada catatan Direktur Pelaksana di BK Asset Management, Borish Schlossberg– dikatakan, “Semakin lama kebuntuan di DC (Washington) terjadi, semakin besar pula ancaman bahwa aksi jual dolar mampu bermetamorfosis kekalahan (pelemahan dolar).







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama