Kata Ulang: Pemahaman, Macam-Macam, Makna Dan Fungsi, Prinsip-Prinsip, Bentuk, Dan Pola



Daftar Isi





Saat kita membaca sebuah buku, kita pasti menemukan kata-kata yang berulang, mirip sehari-hari, berminggu-ahad, beberapa tahun, dan sebagainya. Perlu dimengerti bahwa ternyata ulang ternyata mempunyai macam-macam bentuknya, lho. Kata ini sendiri penting sekali untuk kita pelajari dan diterapkan dalam dunia tulis-menulis. 





Pada peluang kali ini kita akan mempelajari perihal kata ulang, mulai dari pemahaman, macam-macam, makna dan fungsi, prinsip-prinsip, bentuk, dan acuan penerapannya dalam kalimat. Oleh karena itu, baca sampai final, ya!





Pengertian Kata Ulang





Sebelum kita mempelajari lebih jauh, alangkah baiknya kita mempelajari apa definisinya. Kata ulang merupakan hasil dari suatu proses, yaitu reduplikasi. Reduplikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti proses atau perulangan kata atau komponen kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik, dan sebagainya, sedangkan kata ulang yakni kata yang terjadi sebagai hasil dari reduplikasi. 





Menurut Rohmadi, dkk (2013:83) reduplikasi yakni perulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Bentuk baru selaku hasil perulangan bentuk dasar tersebut umum disebut dengan kata ulang. 





Berdasarkan teori di atas, kata jenis ini mampu dibilang sebagai bentuk gres yang merupakan hasil dari reduplikasi. Contohnya yakni selaku berikut; anak-anak, tulisan-tulisan, perbedaan-perbedaan, minum-minuman, dan lain-lain.





Baca Juga: 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya





Macam-macam Kata Ulang





Terdiri dari dua (2) jenis, yakni berdasarkan bentuk dan mengganti makna. Penjelasan mengenai macam-macamnya mampu dipelajari mirip di bawah ini.





1. Kata ulang berdasarkan bentuk





Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, kata ini berdasarkan Rohmadi, dkk (2013:86-94) dikelompokkan menjadi empat kelompok. Empat kelompok yakni, mirip berikut. 





a. Dwilingga (utuh)





Bentuk pengulangan atas seluruh bentuk dasar tanpa kombinasi fonem dan afiksasi disebut dengan dwilingga. Contoh:





Ibu menjadi ibu-ibu





Tontonan menjadi tontonan-tontonan





Sahabat menjadi sahabat-teman





Pertunjukkan menjadi pertunjukkan-pertunjukkan





b. Dwipurwa (sebagian)





Perulangan sebagian ialah perulangan atas sebagian dari bentuk dasar sebuah kata. Dalam hal ini, bentuk dasar tidak diulang semuanya, melainkan cuma diulang sebagian saja. Contoh:





  1. Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk tunggal.




Laki menjadi laki-laki, bukan laki-laki





Tamu menjadi tetamu, bukan tamu-tamu





Pohon menjadi pepohonan, bukan pohon-pohon





Sama menjadi sesama, bukan sama-sama





  1. Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk kompleks.




Berlari menjadi berlari-lari





Ditusuk menjadi ditusuk-tusuk





Makanan menjadi makan-makanan





Dibesarkan menjadi dibesar-besarkan





c. Kata ulang berimbuhan atau afiksasi





Perulangan dengan berimbuhan bukan ialah dua proses berurutan, melainkan proses yang terjadi sekaligus antara perulangan dan pembubuhan imbuhan (afiksasi). Proses perulangan tersebut terjadi tolong-menolong dengan proses afiksasi dan bantu-membantu pula mendukung satu fungsi. Contoh:





  • Kata dasar motor menjadi motor-motor; perulangan dari bentuk motor yang memiliki arti lebih dari satu, fungsi semantiknya tampakpada bentuk motor yang bermakna tunggal dan motor-motor ialah bentuk jamak.
  • Kata dasar motor menjadi motor-motoran; perulangan dan imbuhan -an terbentuk bersama-sama. Proses terbentuknya yaitu dari motor langsung menjadi motor-motor ditambah -an. Nosi motor-motoran yaitu menyerupai atau mirip. Dengan demikian, nosi motor-motor tidak ada hubungannya dengan nosi motor-motor. 
  • Orang-orangan, kata dasar orang, bukan dari orang-orang + -an
  • Kuda-kudaan, kata dasar kuda, bukan dari kuda-kuda + -an
  • Kemerah-merahan, kata dasar merah, bukan dari merah + ke-an
  • Semurah-murahnya, kata dasar murah, bukan dari murah + se-nya.




Keterangan:





Kudah-kuda: memiliki arti banyak ‘kuda bersiaga dalam gerakan silat’





Kuda-kudaan: kuda tiruan atau bukan kuda sebenarnya





Dengan demikian tidak ada kekerabatan antara bentuk kuda dengan kuda-kudaan. Dapat dikatakan pula bahwa bentuk kuda-kudaan bukan berasal dari bentuk kuda-kuda lalu ditambah dengan -an melainkan afiksasi dan perulangan atas bentuk itu berjalan sekaligus atau tolong-menolong





d. Kata ulang berubah suara atau kombinasi fonem





Perulangan dengan variasi fonem atau perulangan dengan perubahan suara yaitu perulangan yang terjadi dengan cara mengulang bentuk dasar disertai dengan perubahan bunyi pada salah satu suku. Contoh:





  1. Perulangan dengan variasi vokal




  • Serba-serbi
  • Gerak-gerik 




  1. Perulangan dengan variasi pelanggan




  • Lauk-pauk
  • Sayur-mayur 
  • Ramah-tamah
  • semrawut-balau




e. Kata ulang semu





Kata ulang adalah bentuk perulangan kata dasar yang merupakan bentuk linguistik. Ada beberapa bentuk yang tidak terperinci makna bentuk dasarnya. Dengan demikian, bentuk ulang jenis ini tidak mempunyai bentuk dasar sebagai bentuk linguistik. Bentuknya mirip, tetapi tidak menyanggupi syarat ciri-ciri kata ulang. Sebagian para ahli menyebut dengan kata ulang semu. Contoh:





Gara-gara (gara) kunang-kunang (kunang)





Cumi-cumi (cumi) akal-akalan (pura)





Biri-biri (biri) laba-keuntungan (keuntungan)





Ubur-ubur (ubur) onde-onde (onde)





Sia-sia (sia) ani-ani (ani)





Kenyataan memperlihatkan bahwa bentuk di atas ialah bentuk ulang dari sebuah bentuk dasar seperti yang tampakpada bentuk dalam kurung. Namun, tampakjuga bahwa bentuk dasar seperti yang ada dalam kurung itu tidak mampu (tidak pernah) bangun sendiri dan tidak pernah ada dalam pemakaian bahasa Indonesia lainnya selain cuma pada bentuk perulangan seperti di atas.





f. Kata ulang unik





Yaitu salah satu unsurnya bukan ialah bentuk linguistik. Contoh:





Simpang → Simpang-siur





Gelap → Gelap-gulita 





Bentuk siur dalam simpang-siur pada contoh di atas, merupakan bentuk unik atau unsur unik. Karena bentuk simpang-siur menyerupai bentuk ulang dengan variasi fonem, maka sering dikelompokkan sebagai kata ulang yang bergotong-royong mengandung komponen unik. Begitu halnya dengan gelap-gulita, dan bentuk-bentuk lain yang sama. Sebagian mahir bahasa Indonesia menyampaikan bahwa bentuk mirip itu lebih tepat bila dimasukkan dalam kalangan kata majemuk dengan bentuk unik pada salah satu unsurnya.





Baca Juga: Kata Majemuk: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Lengkapnya





2. Kata ulang mengganti makna





Rohmadi, dkk (2013:97-100) memaparkan bahwa kata ulang mempunyai arti masing-masing. Arti ini mampu dipelajari seperti berikut.





a. Jika bentuk dasarnya kata benda, kata ulang bermakna;





1) Menyatakan walaupun




Contoh:





  • Biji-biji dimakannya : meskipun biji dikonsumsi
  • Batu-watu dipakainya : meskipun batu dipakai
  • Baju-baju dicurinya : walaupun baju dicuri
  • Tulang-tulang dikonsumsi : meskipun tulang dikonsumsi




2) Menyatakan mirip atau menirukan




Contoh:





  • Kuda-kuda
  • Ular-ular
  • Tupai-tupai
  • Langit-langit
  • Lidah-pengecap 




3) Menyatakan beragam




Contoh:





  • Murid-murid
  • Buah-buahan
  • Bunga-bungaan
  • Pohon-pohonan
  • keputusan-keputusan




b. Jika bentuk dasarnya kata kerja, kata ulang bermakna;





1) Menyatakan hal berhubungan




Contoh:





  • Masak-mengolah makanan
  • Tulis-menulis
  • Jahit-menjahit
  • Potong-memangkas 
  • bongkar-membongkar




2) Menyatakan pekerjaan yang diulang-ulang




Contoh: 





  • Merobek-robek
  • Memukul-mukul
  • Menarik-narik
  • Bercakap-mahir




3) Menyatakan ketidakpastian/pekerjaan dilaksanakan seenaknya




Contoh:





  • Melihat-lihat
  • Membaca-baca
  • Mencoret-coret
  • Mencari-cari
  • Berjalan-jalan 




4) Menyatakan pekerjaan berbalasan




Contoh:





  • Bantu-menolong
  • Bersalam-salaman
  • Dorong-mendorong
  • Pukul-memukul
  • Tolong-membantu




c. Jika bentuk dasarnya kata sifat, kata ulang mempunyai arti;





1) Menyatakan agak/hampir




Contoh: 





  • Malu-aib = agak aib
  • Ragu-ragu = agak ragu
  • Kemerah-merahan = agak/nyaris/sedikit merah
  • Keputih-putihan = agak/hampir/sedikit putih




2) Menyatakan bermacam-macam/banyak




Contoh: 





  • Anak muda-muda anak-anak muda
  • Bendera-bendera kecil bendera kecil-kecil
  • Soal sukar-sulit soal-soal sulit
  • Ibu muda-muda ibu-ibu muda




3) Menyatakan meskipun




Contoh:





  • Kecil-kecil dibawanya = meskipun kecil dibawanya juga
  • Juga panas-panas diminum = walaupun panas diminum
  • Kurus-kurus besar lengan berkuasa juga = meskipun kurus berpengaruh juga




4) Menyatakan sifat/kondisi




Contoh:





  • Besar-besar = sangat besar
  • Halus-halus = sungguh halus
  • Cepat-cepat = sangat cepat
  • Kecil-kecil = sangat kecil




5) Menyatakan superlatif (se-nya)




Contoh:





  • Sejauh-jauhnya
  • Selama-lamanya
  • Secepat-cepatnya
  • Sebaik-baiknya
  • Seluas-luasnya




Baca Juga: 300+ Kata Baku dan Tidak Baku Yang Sering Dipakai dan Salah





Makna dan Fungsi Kata Ulang





Sebagai salah satu bentuk proses morfologis, proses reduplikasi atau pengulangan, tidak berfungsi mengubah kalangan jenis kata. Dengan demikian, pada umumnya reduplikasi tidak memiliki fungsi gramatik. Jika ada, maka bentuk-bentuk ulang yang mengandung fungsi gramatik cuma terbatas pada beberapa bentuk tertentu saja. Seperti teladan di bawah ini (Rohmadi, dkk, 2013:95-96).





1. Perulangan mengubah kata kerja menjadi kata benda





Kata kerja : injak, undur, karang, tulis





Kata benda bentuk ulang : injak-injak, undur-undur, karang-karang, tulis-tulis





Bentuk ulang di atas ialah jenis kata benda yang dibentuk dari bentuk dasar berbentukkata kerja. Sebagai kata benda, bentuk ulang di atas lebih jelas diketahui dalam konteks kalimat mirip di bawah ini.





  1. Injak-injak itu rusak.
  2. Undur-undur itu telah mati.
  3. Karang-mengarang itu mengasyikkan.
  4. Tulis-menulis itu menjemukan.




2. Perulangan mengubah kata sifat menjadi kata informasi





Kata sifat :





bersungguh-sungguh, cepat, malas, tinggi, panas





Kata informasi (bentuk ulang):





serajin-rajinnya, secepat-cepatnya, semalas-malasnya, setinggi-tingginya, sepanas-panasnya.





3. Perulangan mengganti bentuk tunggal menjadi jamak





Bentuk tunggal :





Ibu, makanan, minuman, lauk, sayur, buah





Bentuk jamak (kata ulang) :





Ibu-ibu, makan-masakan, minum-minuman, lauk-pauk, sayur-sayur, buah-buahan.





4. Perulangan menyatakan intensitas (penguatan makna)





Bentuk tunggal Bentuk ulang Intensitas





Erat Peganglah erat-erat! Kualitatif





Pemuda Pemuda-perjaka bergerak! Kuantitatif 





Pukul Memukul-mukul Frekuensi





Baca Juga: Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya





Prinsip-prinsip Kata Ulang





Prinsip-prinsip kata ulang mampu dibedakan menjadi lima golongan, yakni dwilingga, dwipurwa, dwilingga saling suara, berimbuhan, dan semu. Penjelasannya menurut Rohmadi, dkk (2013: 100-102) mampu dipelajari sebagai berikut.





1. Kata ulang penuh atau murni (dwilingga)





Kata ulang dwilingga menggunakan penuh pada bentuk dasarnya. Contoh:





Pagi-pagi anak-anak





Ibu-ibu baik-baik





Malam-malam pohon-pohon





Besar-besar gedung-gedung





2. Kata ulang sebagian (dwipurwa)





Kata ulang dwipurwa ialah pengulangan suatu kata atas suku kata permulaan dengan mengalami pelemahan vokal dari posisi tengah menjadi pepet. Contoh:





Tanaman tatanaman →   tetanaman





Laki lalaki →  laki-laki





Luhur luluhur →  leluhur





Tangga tetangga →  tetangga





Luasa luluasa →  leluasa





3. Kata ulang dwilingga saling bunyi





Kata ulang dwilingga saling suara ialah bentuk perulangan atas seluruh suku kata yang pada salah satu lingganya terjadi pergeseran bunyi. Perubahan suara itu dapat terjadi pada satu fonem atau lebih. Contoh:





Sayur sayur-sayur sayur-mayur





Gerak gerak-gerak gerak-gerik





Lalu lalu-kemudian kemudian-lalang





Tegap tegap-tegap tegap-begap





4. Kata ulang berimbuhan





Kata ulang berimbuhan adalah suatu bentuk ulang dengan mendapat imbuhan (afiks). Contoh:





Main bermain-main





Motor motor-motoran





Tarik tarik-menarik





Pandang berpandang-pandang





5. Kata ulang semu





Ada beberapa bentuk yang tidak terperinci makna bentuk dasarnya. Dengan demikian, bentuk ulang jenis ini tidak memiliki bentuk dasar selaku bentuk linguistik. Bentuknya menyerupai, tetapi tidak memenuhi syarat ciri-cirinya. Sebagian para jago menyebut dengan kata ulang semu. Contoh:





Biri-biri laba-laba





Ubur-ubur onde-onde





Sia-sia ani-ani





Bentuk Kata Ulang





Kata ulang yang mengalami imbuhan ada beberapa macamnya, berdasarkan Rohmadi, dkk (2013:88-89) ada delapan. Penjelasan tentang jenis yang mengalami imbuhan adalah selaku berikut.





1. Kata ulang berimbuhan me-





Contoh: 





Memukul = memukul-mukul





Mendorong = mendorong-dorong





Menari = menari-nari





2. Kata ulang berimbuhan di-





Contoh:





Dibawa = dibawa-bawa





Diperkirakan = diperkira-kirakan





Dipertonjolkan = dipertonjol-tonjolkan





3. Kata ulang berimbuhan ke-





Contoh:





Keduanya = kedua-duanya





Ketiganya = ketiga-tiganya





Keempat = keempat-empatnya





4. Kata ulang berimbuhan ber-





Contoh:





Berjalan = berlangsung-jalan





Berteriak = berteriak-teriak





Bermain = bermain-main





5. Kata ulang berimbuhan ber-an





Contoh: 





Berdesakan = berdesak-desakan





Berlarian = berlari-larian





Bersambungan= bersambung-sambungan





6. Kata ulang berimbuhan ter-





Contoh:





Tertawa = tertawa-tawa





Terbatuk = terbatuk-batuk





Terbahak = terbahak-bahak





7. Kata ulang berimbuhan -an





Contoh: 





Makanan = makan-kuliner





Minum = minum-minuman





Biji = biji-bijian





8. Kata ulang berimbuhan se-nya





Contoh:





Sepuasnya = sepuas-puasnya





Selebarnya = selebar-lebarnya





Sekuatnya = sekuat-kuatnya





Contoh Penerapan Kata Ulang dalam Kalimat





Penjelasan mengenai contoh penerapannya dalam kalimat bisa dipelajari di bawah ini.





  1. Ibu baru saja membelikan adik mobil-mobilan.
  2. Ia jatuh sampai dengan terhuyung-huyung.
  3. Rupa-rupanya dia mau membalaskan dendamnya.
  4. Kakak membelikan sayur-mayur.
  5. Sudah jauh-jauh hari ia mempersiapkan untuk pergi ke Bali.
  6. Nindi gres tahu kalau Arif mampu tertawa terbahak-bahak.
  7. Mengetahui kejahatan si pelaku, detektif sedang mencari tahu korban-korban yang lainnya.
  8. Masih dalam kondisi pandemi covid-19, tidak perlu bersalam-salaman dengan tetangga.
  9. Mereka telah mencium bacin-bau kejahatan yang mau dilaksanakan selanjutnya.
  10. Boyolali mempunyai panorama dengan pegunungan yang indah.
  11. Hujan-hujan beliau rela untuk menjemputnya di sekolah.
  12. Terdengar bunyi Ayah mengundang-manggil nama Dinda yang sedang di kamar atas.
  13. Sifat kebapak-bapakan sudah mulai tampakdari diri Ikhsan.
  14. Doni paling benci yang suka pura-pura lupa dengan janjinya.
  15. Guru menyuruh para siswa untuk mengambil lembar jawab satu-satu maju ke depan kelas.
  16. Wajah Trista terlihat kemerah-merahan alasannya adalah terkena cahaya matahari yang cukup terik.
  17. Doraemon punya banyak baling-baling bambu di kantong ajaibnya.
  18. Ia telah hafal dengan gerak-gerik yang dilakukannya.
  19. Sifa sudah menanti-nanti grup band kesukaannya tampil di televisi semenjak kemarin sore.
  20. Patung-patung itu dibuat oleh seniman yang sudah populer di seluruh dunia. 
  21. Meskipun telah jatuh berkali-kali, ia tetap berupaya untuk tetap bangkit.
  22. Makanan-makanan telah disiapkannya untuk acara syukuran kelulusan wisudanya hari ini.
  23. Tabungannya sudah terkuras habis untuk membelikan obat-obatan untuk anaknya yang sakit-sakitan.
  24. Ia senantiasa bersyukur walaupun menerima gaji yang pas-pasan di setiap bulannya.
  25. Tukang-tukang itu sedang membangun apartemen yang tinggi itu, dan diperkirakan tingginya hingga dengan 35 lantai.
  26. Sejujur-jujurnya dari dalam hati, beliau sudah tidak bisa lagi mempertahankan relevansinya sampai kini ini.
  27. Meteor yang berjatuhan pada waktu yang lampau, menjadikan kehidupan dinosaurus-dinosaurus menjadi punah.
  28. Perburuan-perburuan liar menyebabkan ekosistem alam Kalimantan menjadi terusik.
  29. Koruptor-koruptor itu sebaiknya diberikan eksekusi yang sangat berat.
  30. Akibat penebangan liar, banyak hutan-hutan di Indonesia menjadi botak.
  31. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dengan penduduk supaya kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut mampu sempurna target.
  32. Dia menjual sepatu-sepatu itu dengan harga yang miring, sehingga banyak pelanggan tertarik untuk berbelanja barangnya.
  33. Peran warga-warga sangatlah penting dalam kemajuan sebuah desa.
  34. Kakak sedang mengobrol dengan temannya di depan rumah.
  35. Kerjakanlah soal-soal mulai dari yang paling gampang.
  36. Daerah yang terkena bencana masih memerlukan baju-baju patut pakai.
  37. Sebelum tidur, adik senang bermain kuda-kudaan dengan ayah.
  38. Kini harga perumahan-perumahan di Surakarta telah naik, oleh alasannya adalah itu mulai kini harus menabung untuk berbelanja rumah untuk kala depan.


Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama