Kerangka Berpikir: Pengertian, Cara Menciptakan, Dan Pola Lengkap



Kerangka berpikir banyak digunakan penulis untuk membantu menyelesaikan tulisannya. Tidak hanya tulisan buku atau artikel. Bahkan goresan pena yang sifatnya penelitian pun juga. Mungkin Anda masih belum mengenal lebih bersahabat tentang materi ini? 





Nah, pada peluang kali ini akan membicarakan pemahaman dan contoh kerangka berpikir.  Tidak lupa juga akan disinggung bagaimana cara membuatnya. Siapa tahu menolong Anda yang ingin menjajal menggunakan dan rasakan keuntungannya. Langsung saja, berikut ulasannya. 





Pengertian Kerangka Berpikir Menurut Para Ahli





Ditinjau dari pengertiannya, topik ini mempunyai perspektif beragam. Tergantung dari siapa yang mengartikan. Namun yang terperinci, secara garis besar memiliki makna yang serupa. Berikut adalah pengertiannya menurut para andal. 





1. Polancik





Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan selaku diagram yang berperan selaku alur akal sistematika tema yang hendak ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk kepentingan observasi. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang menggambarkan himpunan, rancangan atau mempresentasikan kekerabatan antara beberapa desain. 





2. Sugiyono





Berbeda dengan pendapat Sugiyono, yang mendefinisikan kerangka berpikir sebagai versi konseptual yang dimanfaatkan sebagai teori yang ada kaitannya dengan beberapa aspek yang diidentifikasi selaku problem penting. Konteks yang dimaksud untuk kerangka penelitian. 





Dalam melaksanakan suatu penelitian yang memerlukan kerangka berpikir, alangkah lebih baiknya bila hal tersebut mampu menerangkan secara teoritis. Sekaligus juga mampu menjelaskan relasi antara variable yang diangkat. Kaprikornus peneliti bisa menjelaskan korelasi antara variable independen & variable dependent. 





3. Sapto Haryoko 





Kerangka berpikir berdasarkan Sapto Haryoko yaitu sebuah penelitian yang mau meneliti dua variable atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu variable atau lebih secara berdikari, maka peneliti hanya mampu mengemukakan deskripsi teoritik dari masing-masing variable, atau bisa juga mengemukakan argumentasi kepada variasi besaran variable yang diteliti. 





4. Scribd 





Jika di atas ada beberapa pendapat dari para tokoh, kali ini bukan hadir dari tokoh, tetapi dari web scribd. Scribd mengartikan kerangka berpikir pemahaman yang mendasari pengertian lain yang mendukung fatwa-ajaran yang lain. Disebutkan juga, kerangka berfikir tidak sekedar sebagai citra besar, namun juga sebagai kerangka cerdas dan brilian dalam seluruh informasi yang pada nantinya akan diambil kesimpulan. 





Baca Juga: Penelitian Kuantitatif : Pengertian, Tujuan, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya





5. Eecho 





Sedikit berbeda dengan usulan Eecho yang mengartikan kerangka berpikir sebagai dasar pengertian yang hendak menghipnotis dasar pengertian orang lain. Dengan kata lain, kerangka berpikir dapat diartikan pula selaku pondasi dasar dari semua fatwa. 





Itulah beberapa pengertian dari beberapa perspektif. Jika disimpulkan secara garis besar, kerangka berfikir yaitu landasan berpikir yang hendak menolong dalam menyebarkan kajian. Jika beberapa usulan di atas menjadikan hal itu untuk observasi ilmiah, bahwasanya hal ini juga mampu dipakai untuk menulis buku ataupun postingan juga lo. 





Cara Membuat Kerangka Berpikir 





Jika sebelumnya telah menyimak beberapa pengertian para hebat, barangkali Anda ingin tau bagaimana cara menjadikannya dalam penelitian? Sebenarnya ada beberapa tips cara yang mampu dilakukan oleh siapapun.  Penasaran? Langsung saja simak pembahasannya sebagai berikut. 





1. Membuat Variabel 





Cara pertama tentu saja Anda terlebih dulu memilih variabel apa yang akan diangkat. Jika bingung bagaimana cara menentukan variabel Anda cukup lihat judul yang dibentuk. Bisa juga menyaksikan topic yang hendak diangkat. Kemudian dari hal tersebut, barulah ditentukan variable-variabel mampu diputuskan. 





2. Mengumpulkan Referensi 





Cara selanjutnya yakni menghimpun tumpuan. Referensi banyak menolong penulis dalam menerima inspirasi, pemikiran , dan membukakan perspektif. Dari sisi sudut pandang pun akan lebih luas. Pilih tumpuan yang relevan dengan topic atau tema yang diangkat. Bentuk Referensi mampu berupa hasil observasi seperti jurnal atau karya ilmiah. Bisa juga berupa buku bacaan. Termasuk buku kamus, atau hasil skripsi, tesis, gosip di televisi atau di surat kabar. 





3. Mendeskripsikan Penelitian 





Adapun langkah lain, ialah melakukan deskripsi teori. Teori mampu diambil dari sumber rujukan yang sudah dikumpulkan. Karena konteksnya yakni penelitian, maka deskripsi memperhatikan pemilihan bahasa. Pilih bahasa yang baku, baik dan benar. Karena diperuntukan untuk kelompok akademik, maka bahasa mampu menggunakan bahasa ilmiah. 





Akan berlawanan dongeng jikalau kerangka berfikir dipakai untuk penulisan buku popular. Maka penggunaan bahasa bisa menyesuai segmentasi pasar. Jika segmentasi pasar yaitu orang-orang muda, maka Anda bisa menggunakan bahasa gaul, bahasa non formal. Berlaku sebaliknya. Jika segmentasinya ialah lembaga pendidikan, maka penggunaan bahasa juga memakai bahasa baku. 





4. Pembahasan Teori Berdasarkan Hasil Penelitian 





Di pembahasan teori, Anda dituntut jeli dan analitis. Karena Anda tidak sekedar menuliskan teori-teori dari berbagai hasil acuan. Tetapi Anda juga perlu melakukan analisis secara mendalam. Dimana teori yang diambil cukup garis besar dan benang merahnya saja. Apakah ada keterkaitan atau tidak. 





Jika semuanya dianggap cukup, langkah selanjutnya Anda bisa melaksanakan analisis serta komparasi. Misalnya, anda mampu membandingkan teori satu dengan lainnya. Kemudian anda bisa melakukan analisis komparatif ihwal teori dari hasil penelitian





Baca Juga: Pengertian Latar Belakang, Cara Membuat, dan Contoh Lengkapnya





5. Membuat Kesimpulan 





Dari hasil analisis selesai, berikutnya membuat kesimpulan. Kesimpulan ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat dan jelas. Hindari penjabaran yang bertele-tele. Dalam penelitian, ada yang disebut kesimpulan sementara, nah kesimpulan sementara inilah yang nantinya diperlukan pengujian. 





6. Kerangka Berpikir 





Di dalam menciptakan kesimpulan sementara, terdapat hubungan antar variabel, kekerabatan antar variable inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai kerangka berpikir. Dimana kerangka berpikir inilah yang mengarahkan peneliti untuk membuat bagan. Setidaknya ada dua bagan yang dapat Anda gunakan, adalah asosiatif dan komparatif. 





Nah, itulah beberapa tahapan cara menjadikannya mampu Anda coba praktekan. Jika konteksnya untuk penulisan buku popular, maka hal ini mampu dibentuk lebih sederhana dan tidak terlampau teoritis. 





Macam-macam Kerangka Berpikir





Dilihat dari kerangka berpikir, mempunyai beberapa jenis. Setidaknya ada tigam macam, berikut ulasannya. 





1. Kerangka Teoritis





Kerangka teoritis adalah jenis yang menegaskan tentang teori yang digunakan untuk landasan sekaligus untuk menerangkan fenomena yang sedang diteliti. 





2. Kerangka Operasional 





Kerangka operasional menerangkan variabel yang diangkat oleh peneliti menurut rancangan yang diteliti. Umumnya jenis ini sering digunakan untuk menyaksikan apakah ada korelasi antar variable satu dengan yang lain.





3. Kerangka Konseptual 





Terakhir yaitu konseptual. Dikatakan kerangka konseptual bila terdapat asumsi teoritis yang nantinya teori teoritis ini yang hendak dipakai untuk mengistilahkan objek yang diteliti. 





Baca Juga: Teks Laporan Hasil Observasi: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contoh Lengkap





Manfaat Kerangka Berpikir 





Kerangka berpikir mempunyai manfaat yang banyak. Diantaranya menolong peneliti untuk menempatkan observasi dalam konteks yang lebih luas. Selain itu hal ini juga membantu peneliti dalam menguji rumusan duduk perkara. 





Padahal kita tahu, rumusan masalah tidak mampu diuji kalau peneliti tidak tahu arah penelitiannya kemana. Setidaknya hal ini menjawab dilema tersebut. Sehingga peneliti lebih gampang dalam menguji rumusan dilema yang telah diambil secara masuk akal. 





Manfaat yang terakhir yakni membuat lebih mudah peneliti mendapatkan rancangan. Tentu saja rancangan yang dimaksud adalah rancangan yang digunakan untuk persoalan observasi yang akan dilakukan di lapangan.





Barangkali Anda masih gundah, bantu-membantu kerangka aliran berupa apa sih? Sebenarnya dilihat dari bentuknya, berisi teori pokok yang nantinya digunakan untuk observasi. Membantu pula dalam memilih atau menentukan versi. 





Bahkan, kerangka anutan bisa juga berisi wacana hasil observasi sejenis yang pernah dilakukan oleh orang lain. Bedanya, peneliti dan penelitiannya bertanggung jawab untuk menyaksikan apa saja faktor yang belum tuntas ditelaah dari penelitian-observasi sebelumnya.





Contoh Kerangka Berpikir 





Sebenarnya bentuk kerangka berpikir memiliki bentuk yang berlainan-beda. Tergantung dari impian, selera dan dari masing-masing orang. Ada yang dibentuk memakai gambar seperti mapping map, ada yang dibuat dengan skema, ada juga yang dibentuk dengan cara mirip membuat daftar isi. Nah, berikut beberapa misalnya. 





1. Contoh Kerangka Berpikir Berbentuk cek Poin





Berikut contoh kerangka berpikir yang berbentuk cek poin:





kerangka berpikir cek poin




2. Contoh Kerangka Berpikir 





 Berikut versi proses implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn:





kerangka berpikir




Melihat beberapa acuan dan model di atas, Setidaknya Anda telah mempunyai gambaran bagaimana Anda bisa membuatnya. Anda pun juga bisa menjadikannya sesuai dengan kreativitas Anda. Kerangka berpikir tidak harus mirip itu, alasannya acuan di atas cuma sebagai panduan supaya tulisan kita tetap terarah dan tidak melenceng jauh. 





Bahkan Anda juga tetap mampu menerapkan ini untuk hal lain selain didunia penulisan. Misalnya dapat digunakan untuk membuat jadwal program, atau mampu juga diterapkan untuk menciptakan planning hidup 5 tahun yang akan datang. Kaprikornus ini bahu-membahu lebih fleksibel dalam penggunaan. Tergantung keperluan. 





Semoga dengan sedikit pembahasan ini memberi manfaat dan selamat menjajal . Buat Anda yang setiap kali menulis tidak pernah memakai kerangka berpikir, mulai kini sudah bisa dicoba. 










Jika Anda ingin mempelajarinya lebih lanjut, kami ada beberapa rekomendasi buku untuk Anda:














Apakah Anda sedang atau ingin melaksanakan cara membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti ongkos cetak. Silahkan isi data diri Anda di : Daftar Menjadi Penulis Buku





Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan EBOOK GRATIS yang Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yang Bisa Anda Download sebagai Berikut:





Ebook : Cara Praktis Menulis Buku





Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar





Ebook : Self Publishing





Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme





Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf





Ebook : Cerdas Menulis Buku Referensi



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama