Jumlah Penerbit Buku Di Jogja Peringkat Lima

Penerbit buku di Jogja salah satu kota yang mempunyai jumlah penerbitan terbanyak ke lima. Menurut Bambang Trims (2015) Jumlah penerbit terbanyak ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa timur, baru disusul oleh Yogyakarta.  Dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penerbit paling besar berada di pulau Jawa.


Berdasarkan data yang dituliskan (Bambang Trims, 2015) pada tahun 2012 jumlah penerbit buku di Jogja setidaknya ada 80 penerbit. Setiap tahun mengalami kenaikan, setidaknya di tahun 2013 jumlah penerbit di Jogja ada 85 penerbit. Tahun 2014 juga meningkat menjadi 89. Di tahun 2015 cuma naik dua saja menjadi 91 penerbit.


Meskipun penerbit buku di Jogja terbilang lumayan banyak,  minat baca dan kesadaran membaca di Indonesia tetap peringkat ke dua dari bawah. Apa penyebab rendahnya minat baca di Indonesia rendah? Ada banyak faktor, berikut beberapa ulasannya.


Penerbit Buku di Jogja – Rendahnya Kesadaran Membaca Sejak dini


Rendahnya kesadaran membaca semenjak dini menjadi PR bagi semua. Banyak upaya yang dikerjakan oleh banyak pihak untuk mengiatkan dunia literasi. Mulai dari upaya secara formal maupun non formal. Meningkatkan literasi secara formal sudah diajarkan calistung (baca, tulis dan hitung). Sedangkan secara nonformal, misal membuka perpustakaan buku keliling atau membangun rumah baca.


Tahukah Anda, memajukan kesadaran literasi sejak dini tidak cuma membaca, menulis dan menghitung saja. Menurut Word Economic Forum ada literasi dasar yang mesti dikuasai, ialah literasi baca tulis, literasi finansial, literasi sians, literasi numerasi, kewarganegaraan, literasi teknologi dan literasi budaya.


Membangun kesadaran literasi  semenjak dini nampaknya bukan masalah mudah. Anak-anak tidak mampu diperintah untuk membaca begitu saja oleh orangtuanya. Anak lebih gampang menggandakan orang-orang terdekat dan sekitar. Dengan kata lain, anak memerlukan role versi.


Pemerataan Pendidikan Kurang


Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab lain disebabkan oleh pemerataan pendidikan belum merata. Ada daerah pelosok di Indonesia yang pendidikannya masih sungguh jauh. Bahkan, di jawa, sebagai kota yang lebih maju juga banyak dijumpai yang putus sekolah dan berpendidikan rendah.


Hadirnya banyak penerbit buku di Jogja semacam ini cuma salah satu upaya menghemat kesenjangan tersebut. Menariknya, ketika dunia literasi percetakan antusiaskesadaran membaca, lagi-lagi terjadi persoalan lain, ialah jangkauan pemerataan buku juga masih sungguh kurang, sehingga penyebaran buku ke pembaca masih kurang.


Produksi Buku Masih Kurang


Penerbit buku di Jogja yang terbilang banyak, ternyata kalau digabungkan dengan beberapa kota lain total penerbit buku yang terdaftar oleh IKAPI di tahun 2015 saja ada 1.328. Dari keseluruhan, total buku yang diterbitkan masih terbilang sedikit. Penyebab rendahnya buatan buku pun ada banyak aspek, salah satunya yakni panjangnya birokrasi dan mampu jadi alasannya adalah royalti yang diterima oleh penulis rendah, sehingga menurunkan motivasi untuk menerbitkan buku.


Penurunan motivasi menulis bisa juga disebabkan alasannya tingkat apresiasi pembaca terhadap buku juga masih kurang. Semuanya ada alasannya balasan yang saling mensugesti.


Penerbit Buku di Jogja : Daya Tarik Medsos vs Baca Buku


Salah satu penyebab lainnya adalah sebab penduduk kita dominan lebih menggemari bermaiin medsos atau menonton TV dibandingkan membaca buku. Kebiasaan ini sangat jauh berlawanan dengan kebiasaan di negara maju. Di mancanegara, mereka lebih banyak membaca dibandingkan bermain medsos maupun menonton TV.


Permasalahan inilah yang menjadi tantangan penerbit buku di jogja dan penerbit lain. Bagaimana menawan perhatian agar bisa beralih ke hobi membaca. Meskipun sulit, upaya ini mampu mempesona para pengiat literasi untuk melaksanakan gebrakan. Salah satunya aksi peduli cowok Sleman, setiap dua ahad sekali mereka mangkal di Lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta. Mereka membawa TOsa yang sarat berisi buku, yang lalu mereka sebut perpustakaan keliling Diningratan.


Fiki, salah satu pengiat literasi perpustakaan keliling Diningratan menceritakan program mereka direspons sangat baik. Ada keinginan baik, sebab ternyata banyak anak-anak yang asyik membaca dan menggambar bersama mereka. Para orangtua juga banyak yang mengajak anak-anaknya membaca koleksi buku. Hal ini membuktikan bahwa minat membaca di Jogja masih baik.


Masih butuh pengiat literasi yang bersedia membuatkan virus membaca. Masih butuh banyak pengiat literasi yang juga peduli terhadap dunia literasi dan melakukan upaya-upaya kecil tetapi berpengaruh besar mirip mereka. Satu segi, ini kabar baik untuk para penulis buku untuk tetap berkarya dan menulis untuk mereka.


Itulah beberapa ulasan ihwal penerbit buku di Jogja. Jika Anda mencari penerbit buku di Jogja, Anda mampu mengantarkan naskah Anda di penerbit Deepublish. Di jamin cepat dan terbit seratus persen. (Elisa)


ika Anda ingin mengenali lebih banyak tentang menulis buku anda mampu melihat Artikel-postingan berikut:



  1.  Kebutuhan Menulis Buku Bagi Para Pustakawan

  2. Pedoman dan Model Acuan Teknik Menulis Buku Teks yang Berkualitas

  3. Teknik Menulis Buku Ajar dengan Gaya Ilmiah Populer

  4. Teknik Menulis Buku Panduan yang Baik


Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Referensi:



  • Trim, Bambang, Gafar, Junaidi & Muji, Irsam Izzudin. 2015. Industri Penerbitan Buku Indonesia Dalam Data dan Fakta. IKAPI.

  • https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170910122629-445-240706/mengapa-literasi-di-indonesia-sangat-paling rendah/ (diakses 13 Desember 2018).



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama