Emas Mulai Redup, Imbas Dolar As Menguat?





Reli tinggi harga emas mulai melambat, harga logam mulia itu tampakmelanjutkan tren penurunan setelah menjamah puncak tertingginya di sepanjang tahun ini


Penguatan indeks mata uang dolar menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pelemahan harga emas pada perdagangan di hari Selasa (11/8/2020) ini.


Di pasar spot hari Selasa (11/8/2020) tadi pagi, harga emas dunia menurun 0,34 persen ke US$ 2.019 per troy ons. Jika daripada perdagangan hari Senin (10/8/2020) kemarin harga emas dibanderol di US$ 2.027 per troy ons.


Bangkitnya indeks mata uang dolar AS dari level terendahnya dalam dua tahun terakhir, cukup menghipnotis harga emas yang telah melesat tinggi. Indeks dolar yang menguat 0,1 persen menciptakan harga emas menjadi semakin mahal untuk pemegang mata uang lain. Hal ini tentunya kuat pada minat beli investor.


Namun meski harga emas terkoreksi, jikalau dilihat dari sisi fundamentalnya emas masih kuat dengan banyak sekali narasi yang meningkat di pasar. Diantaranya yakni kabar mengenai pandemi virus corona yang belum juga menunjukkan angka penurunan, juga dilema perseteruan antara Washington dan Beijing.


Kabar yang terbaru ihwal perseteruan antara poros Washington dan Beijing ialah pemerintah Donald Trump menawarkan hukuman ekonomi terhadap belasan pejabat China. Tentu pemerintah Xi Jinping tidak tinggal membisu, pemerintah negeri Tirai Bambu itu membalas dengan menjatuhkan sanksi pada belasan warga AS tergolong anggota badan legislatif dari Partai Republik AS.


Dari aspek lainya, rendahnya suku bunga pola serta injeksi likuiditas oleh Federal Reserve menciptakan suku bunga riil negatif dan memunculkan kabar tentang jumlah inflasi yang tinggi di kala yang akan datang.


Emas Mulai Redup, Efek Dolar AS Menguat?

Emas Mulai Redup, Efek Dolar AS Menguat?


Namun meski harga emas menawarkan koreksi, disinyalir harga emas dinilai belum akan menawarkan kala reli yang berakhir. Seperti yang dikenali, banyak pihak yang memproyeksi bahwa harga logam mulia itu masih akan mampu meraih level yang lebih tinggi lagi.


Para analis beropini, bahwa harga emas mampu naik menjadi US$ 4.000 per ons dalam jangka waktu tiga tahun ke depan.


Frank Holmes -CEO di perusahaan investasi US Global Investor- menyampaikan, “Sangat mudah untuk menyaksikan emas mencapai US 4.000”.


Sementara itu, Bank of America (BoA) memprediksi emas akan mampu mencapai US$ 3.000 per troy ons. Namun prediksi lebih tinggi perihal harga emas muncul dari pendiri Myrmikan Capital, Dan Oliver. Ia memprediksi emas akan tembus di harga US$ 10.000 per troy ons.


Namun prediksi paling menakjubkan mengenai harga emas, muncul dari penulis buku best seller, Jim Rickards dan CEO Euro Pasific Capital, Peter Schiff yang berpendapat bahwa reli emas akan terus terjadi.


Rickards memprediksi harga emas akan mencapai level US$ 15.000, sementara Schiff memprediksi emas akan tembus di US$ 26.000.


Para analis menyertakan, bahwa harga emas mampu terus naik namun faktor-aspek mirip pengembangan vaksin virus corona dan pemilu AS di bulan November mendatang mampu mengganti nasib logam mulia.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama