10 Jenis Plagiarisme Menurut Aspek, Contoh Dan Kesengajaan



Jenis Plagiarisme dalam Teknik Menulis Karya Ilmiah – Dalam teknik menulis buku karya ilmiah, mengutip menjadi hal yang tidak dapat kita hindari. Apalagi kalau akan diterbitkan penerbit buku.





Tidak sedikit akademisi yang melaksanakan teknik menulis dengan plagiarisme yang tentunya hal tersebut akan menghancurkan gambaran akademik yang sudah dibangun dalam waktu yang lama. Bukan cuma citra akademik, namun juga penerbit buku terkait. Pada dasarnya langkah-langkah plagiarisme dapat dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme yang disengaja dan tidak disengaja.





Tindakan teknik menulis dengan plagiarisme yang disengaja (Intentional Plagiarism) ini mampu terjadi karena menyalin goresan pena orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Sementara teknik menulis denganb plagiarisme yang tidak disengaja (Unintentional Plagiarism) dapat terjadi apabila kita mengutip postingan atau goresan pena orang lain asal-asalan.





Selain itu, plagiarisme tidak sengaja dapat terjadi sebab kelalaian. Meskipun demikian, hal tersebut tetap berakibat fatal. Misalnya, melaksanakan parafrase sebuah kalimat dengan serampangan cuma dengan mengubah kata-kata tanpa mengganti struktur kalimat atau sebaliknya. Kelalaian lain yang juga dapat berakibat fatal yakni ketelitian dalam penulisan daftar pustaka.





Meskipun kita sudah melaksanakan sitasi sesuai anutan pada bab isi tulisan, tetapi bila sumber tersebut tidak dicantumkan dalam daftar pustaka mampu dikategorikan sebagai unintentional plagiarism.





Selain kedua plagiarisme tersebut, memakai karya ilmiah sendiri yang sudah pernah diterbitkan tanpa sitasi dapat dikategorikan sebagai langkah-langkah teknik menulis dengan plagiarisme. Hal ini umumnya disebut dengan self-plagiarism atau auto-plagiarism.





M. Salman A.N dalam bahan Tayang Etika Penulisan Karya Ilmiah dan Plagiarisme memaparkan bahwa penggunaan kembali data atau hasil riset yang hampir sama dengan yang ada di makalah yang telah dipublikasikan tanpa menyebut (merefer) makalah tersebut (sengaja disembunyikan) dapat dianggap selaku duplikasi makalah.





Lebih lanjut, langkah-langkah tersebut menjadi illegal kalau copyright  (hak cipta) publikasi sebelumnya sudah ditranser ke pihak lain (misalnya penerbit jurnal).





Self-plagiarism berbeda dengan plagiarisme, sebagaimana yang diuraikan oleh The American Psycological Association (2010) yang menerangkan bahwa : “Plagiarisme mengacu pada praktek mengklaim kata-kata, ide, dan konsep orang lain, self-plagiarisme mengacu pada praktek menyajikan kembali karyanya sendiri yang diterbitkan sebelumnya seolah-olah gres”.





Hal senada juga diuraikan oleh Roig (2006) yang memperlihatkan, self-plagiarism terjadi “saat penulis menggunakan kembali tulisan yang sudah mereka lakukan sebelumnya atau data dalam karya tulis ‘gres’ tanpa menginformasikan pembaca bahwa materi tersebut sudah disajikan di kawasan lain”. Roig mengidentikasi self-plagiarism menjadi tiga jenis selaku berikut:





  1. Mempublikasikan karya tulis yang sama yang telah diterbitkan di kawasan lain tanpa menginformasikan pembaca atau penerbit jurnal.
  2. Penerbitan suatu studi yang signifikan selaku studi yang lebih kecil untuk meningkatkan jumlah publikasi ketimbang penerbitan satu studi besar.
  3. Menggunakan kembali bagian dari sebuah goresan pena sebelumnya (baik teks yang diterbitkan atau tidak diterbitkan).




Jenis plagiarisme ternyata ada beragam macamnya. Mengetahui jenis plagiarisme diperlukan untuk menghindari penulis dari prasangka plagiarisme atau mencuri karya orang lain.





Betul, menciptakan karya orisinil memang tidak gampang, tetapi sebagai penulis profesional tentu kualitas goresan pena tetaplah menjadi yang utama. Apalagi jikalau hingga karya kita terbukti plagiat, nama baik Anda yang jadi taruhannya. 





Jangan salah, plagiarisme sendiri ialah sebuah tindakan kriminal yang ada hukumannya. Plagiarisme yakni penjimplakan yang disengaja dan setelah 2 × 24 jam gosip surat kabar tersiar, maka seseorang mampu menggantikan dengan syarat mesti menyebutkan sumbernya. 





Ruang Lingkup Plagiarisme





Karya Anda dinilai plagiat saat ada unsur jenis plagiarisme berikut ini:





  1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
  2. Menggunakan pemikiran , pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
  3. Menggunakan fakta (data, gosip) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
  4. Mengakui tulisan orang lain sebagai goresan pena sendiri.
  5. Melakukan parafrase (mengganti kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengganti idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
  6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau sudah dipublikasikan oleh pihak lain seperti sebagai karya sendiri.




Jenis Jenis Plagiarisme





Berikut ini adalah jenis-jenis plagiarisme menurut 3 hal berikut :





1. Jenis Plagiarisme berdasarkan Aspek yang dicuri





Berdasarkan dari faktor yang dicuri, jenis plagiarisme dibagi menjadi empat.





a. Plagiat Ide (Plagiarism of Ideas)





Jenis plagiarisme ini relatif susah dibuktikan sebab ilham atau gagasan bersifat abstrak dan kemungkinan mempunyai persamaan dengan ide orang lain.





Atau, ada kemungkinan terjadi adanya dua inspirasi yang sama pada dua orang pencipta yang berlainan. 





b. Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism)





Tipe ini nyaris sama dengan slavish copy yakni mengutip karya orang lain secara kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya.





Plagiasi dianggap terjadi alasannya skala pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh inspirasi atau gagasan penulisannya sungguh-sungguh terambil. Plagiasi seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis.





c. Plagiat Sumber (Plagiarism of Source)





Plagiat tipe ini memiliki kesalahan yang fatal sebab tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-lengkapnya rujukan yang dirujuk dalam kutipan. 





d. Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)





Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran dan motif kesengajaan untuk mendustai publik. Misalnya mengubah cover buku atau sampul karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa izin. 





Baca Juga : Cara Cek Plagiarisme





2. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Kesengajaan





Sementara berdasarkan kesengajaan, jenis plagiat dibagi menjadi dua, yakni:





a. Plagiat sengaja





Jenis plagiarisme ini ditunjukkan dengan melakukan secara sadar menggunakan, meminjam, menggandakan karya orang lain baik berupa ilham, pemikiran , kalimat, dan teori tanpa mencantumkan sumber tumpuan. 





b. Plagiat tidak sengaja





Jenis plagiarisme ini dikerjakan ketika seseorang tidak sengaja memakai, meminjam, meniru karya orang lain sebab kurangnya pemahaman seseorang tersebut dalam mengutip. 





3. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Pola yang Digunakan





Kemudian jenis plagiarisme juga dibagi menurut acuan yang digunakan, adalah:





a. Plagiarisme total





Yaitu plagiarisme yang dikerjakan seorang penulis dengan cara meniru atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya.





b. Plagriarisme parsial





Yakni tindakan plagiasi yang dijalankan seseorang penulis dengan cara cara meniru sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi hasil karyanya sendiri dengan mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, tata cara analisis tanpa menuliskan sumbernya. 





c. Auto-plagiasi (self-plagiarisme)





Yakni jenis plagiarisme yang dikerjakan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya, saat menulis sebuah postingan ilmiah seorang penulis meng-copy paste bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam sebuah buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut sumbernya.





d. Plagiarisme antar bahasa





Yakni jenis plagiarisme yang dilakukan seorang penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa gila ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis mengakibatkan hasil terjemahan tersebut selaku hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya.





Baca juga : Mengenal Aplikasi Anti Plagiarisme Agar Tulisan Anda Terhindar dari Plagiarisme





Upaya Untuk Menghindari Plagiasi





Mengingat hukuman yang mau dikenakan bagi plagiator baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan sebagaimana yang telah dikontrol dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tidak ringan, perlu dilaksanakan beberapa upaya yang mampu menghindari teknik menulis dengan plagiasi, di antaranya:





1. Memacu Budaya Menulis dan Kesadaran Literasi





Pembelajaran menulis telah dimulai semenjak masuk taman kanak-kanak, tetapi belum menjadi budaya. Kegiatan menulis seolah menjadi hal yang eksklusisif, yang hanya dilaksanakan oleh orang-orang teretnte, sehingga perlu mengenalkan budaya menulis sejak dini.





Selain itu, kebudayaan menulis juga mesti diimbangi dengan kesadaran literasi yang bagus. Dengan adanya budaya literasi yang bagus dibutuhkan akan timbul kesadaran untuk menghargai karya orang lain dengan mencantumkan sumber tulisan sesuai aliran yang ada.





2. Sosialisasi ihwal Plagiarisme





Sosialisasi ihwal apa dan bagaimana plagiarisme serta upaya pencegahannya secara berkelanjutan di seluruh khalayak masyarakat, khususnya di sekolah dan perguruan tinggi.





Pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dan universitas selaku lingkungan yang mencetak para akademisi untuk  mengerti adat dan pemikiran penulisan yang bagus bagi para siswa dan mahasiswa serta para tenaga pendidiknya.





3. Menciptakan Iklim Akademik yang Sehat





Sekolah dan perguruan tinggi harus dapat membuat iklim yang sehat agar bisa mencegah timbulnya teknik menulis dengan plagiarisme akademik lewat mekanisme chek & re-check kepada sebuah karya tulis.  Salah satunya dengan memanfaatkan pertumbuhan teknologi mirip perabotan lunak pemindai plagiasi.





4. Pemberian hukuman Tegas





Memberikan hukuman yang tegas serta memberi efek jera bagi plagiator. Pemberian sanksi harus dilakukan secara adil tanpa memihak.





Apabila hal tersebut di atas mampu diterapkan, maka akan muncul kesadaran akan pentingnya pertanggungjawaban dalam menulis suatu karya akademik. Bukan cuma menulis sembarangan selaku syarat kelulusan atau akreditasi, melainkan selaku sebuah karya akademik yang bermutu dan mampu dipertanggungjawabkan.





Demikian postingan berjudul Jenis Plagiarisme dalam Teknik Menulis Karya Ilmiah. Selamat menulis, tetap Semangat! [Ulin Nafiah]





Referensi:









Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda mampu konsultasi dengan Customer Care yang siap menolong Anda dalam menulis hingga menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk secepatnya MENDAFTAR. Silakan isi form di laman  Daftar Menjadi Penulis. 🙂





Jika Anda menghendaki EBOOK GRATIS wacana CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama