Cara Menerbitkan Buku Dengan Mengenal Lebih Jauh Isbn Yang Diperoleh Penerbit Buku

Cara menerbitkan buku dengan mengenal International Standard Book Number (ISBN) yang diperoleh ketika Anda mempublikasikan buku di penerbit buku. ISBN ialah nomor yang biasa ada di belakang suatu buku, menunjukkan nomor dan barcode. Nomor ini adalah nomor yang terstandar secara internasional.


International Standard Book Number (ISBN) ialah bab dari buku yang perlu dicantumkan oleh penerbit buku untuk mempermudah identifikasi secara komersial. Penerbit buku seharusnya mendaftarkan tiap-tiap terbitannya supaya memiliki International Standard Book Number (ISBN). Kegunaan ISBN adalah memperlihatkan identitas pada untuk satu judul buku terbitan suatu penerbit. Bagi penerbit buku, pemberian ISBN juga berkhasiat dalam melancarkan arus distribusi buku. Selain itu, adanya ISBN akan memperkecil kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku. Penerbit buku juga akan diuntungkan alasannya adalah informasi dalam ISBN tersebar luas, baik dalam skala nasional maupun internasional.


ISBN lazimnya diurus bareng dengan katalog dalam terbitan (KDT). Fungsinya tidak berlawanan jauh, adalah memudahkan pengklasifikasian buku di toko buku maupun perpustakaan berdasarkan bidang. Pengurusan ISBN dan KDT lazimnya dijumpai dalam penelusuran buku melalui komputer.Dalam menawarkan nomor ISBN pada buku, dihentikan ada penggandaan. Dengan kata lain tiap-tiap judul buku punya nomor isyarat uniknya sendiri.Hal ini bermaksud menghindari kesalahan dalam mengidentifikasi buku dari sebuah penerbit.


Nomor ISBN terdiri atas angka-angka untuk mengidentifikasi aba-aba buku. Awalnya ISBN menggunakan 10 digit angka saja dengan urutan penulisan arahan negara-aba-aba penerbit-arahan buku-nomor identifikasi. Sejak 2007, tata cara penomoran ISBN berganti. Jumlah angka untuk ISBN sekarang 13 digit. Terdapat tiga digit angka yang disertakan di permulaan, adalah 978. Angka yang terdiri atas 3 digit tersebut yakni angka EAN Profix.


Penulisan angka ISBN diurutkan berdasarkan kode negara, penerbit, buku, dan nomor kenali. Tiga digit pertama nomor ISBN memperlihatkan EAN Prefix atau angka pengenal produk terbitan buku. Tiga digit sehabis angka EAN Prefix yaitu arahan kelompok penerbit atau negara. Indonesia mempunyai nomor aba-aba negara 979 dan 602. Berikutnya terdapat empat digit yang menunjukkan instruksi penerbit atau aba-aba penerbit (publisher prefix). Kemudian tiga digit di belakangnya atau yang berada di depan angka pemeriksa yakni arahan judul buku (title identifier). Selanjutnya, satu digit terakhir yakni angka pemeriksa. Tiap-tiap bab angka dipisahkan dengan tanda penghubung (-).


ISBN ditulis dengan huruf cetak yang terang dan gampang terbaca. Singkatan ISBN dituliskan dengan abjad kapital di depan arahan barcode. Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan pada bab bawah sampul belakang, verso (di balik halaman judul atau halaman copyright), dan punggung buku (bila buku tebal dan kondisi memungkinkan).


Sistem ISBN diciptakan pada 1966 di Britania Raya oleh seorang penjualbuku dan alat tulis bernama W. H. Smith. Sistem ini lalu diadopsi secara internasional pada 1970. Kini, penggunaan ISBN berada di bawah lembaga khusus yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Namun perwakilan lembaga tersebut terdapat di aneka macam negara. Salah satu perwakilan lembaga ISBN yang terdapat di Indonesia yakni Perpustakaan Nasional, di Jakarta.


Cara mempublikasikan buku: bagaimana penerbit buku mendapatkan nomor ISBN?


Untuk mengelola ISBN, penerbit buku bisa tiba pribadi ke Perpustakaan Nasional atau mengirimkan surat pemohonan yang berisi judul dan sinopsis buku yang hendak terbit. Penerbit yang mampu mengelola ISBN yakni penerbit yang sudah memiliki badan aturan CV atau PT penerbitan. Kemudian penerbit juga harus menjadi anggota terlebih dahulu. Mengurus ISBN tidaklah susah, hanya perlu beberapa jam jikalau pihak penerbit datang pribadi ke Perpustakaan Nasional.


Penerbit buku yang belum menjadi anggota harus mendaftarkan diri. Penerbit dapat mendaftar dengan cara mengisi formulir registrasi dibarengi surat pernyataan dan stempel penerbit. Penerbit juga wajib menawarkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab, semisal akta notaris. Perlu diperhatikan bahwa penerbit yang mempunyai legalitas tubuh usaha saja yang dapat mengorganisir ISBN. Penerbit swakelola atau self-publisher yang tidak berbadan usaha tidak diperkenankan mengorganisir ISBN.


Kemudian penerbit buku juga mesti membuat surat permintaan yang berstempel. Sebagai perhiasan surat permintaan, penerbit dapat menambahkan fotokopi halaman judul, halaman copyright (di balik halaman judul), daftar isi, dan kata pengantar. Hal ini untuk mempermudah menuliskan berita spesifikasi bukudalam katalog. Penerbit yang sudah menjadi anggota sejak lama dapat mengantarkan 2 eksemplar dan surat permintaan saja untuk mendapatkan ISBN. Untuk mempermudah pinjaman ISBN, penerbit buku yang telah usang menjadi anggota mampu menyertakan berita jumlah terbitan tiap tahunnya. Nantinya, perpustakaan akan mempertimbangkan penerbit untuk mendapat ISBN berdasarkan nomor urutan bikinan buku.


Dengan menyimak uraian di atas, kita mampu mengetahui lebih jauh perihal tata cara pengurusan ISBN. Selain itu, kita juga lebih paham dengan makna angka-angka ISBN. Penerbit dengan buku-buku yang memiliki ISBN lebih meyakinkan, terlebih jikalau kita ingin membuatnya selaku kawan. Ketika akan mempublikasikan buku, kita dapat memilih penerbit yang terbitannya telah memiliki ISBN. Hal ini juga akan memudahkan buku yang kita terbitkan mendapatkan ISBN nantinya. Buku yang kita terbitkan melalui penerbit tersebut juga akan lebih mudah untuk didistribusikan dan diakses secara luas.


Demikian Artikel  “Cara menerbitkan buku dengan Mengenal Lebih Jauh ISBN yang Diperoleh Penerbit Buku” di atas, kita mampu mengetahui lebih jauh tentang sistem pengurusan ISBN. Selain itu, kita juga lebih paham dengan makna angka-angka ISBN. Semoga Artikel ini berguna.


Referensi:



  1. http://www.aup.unair.ac.id/apa-itu-isbn/

  2. https://id.wikipedia.org/wiki/ISBN

  3. http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoBarcode

  4. http://printondemand.co.id/mengurus-isbn/


 


[Wiwik Fitri Wulandari]


 


baca juga:


Teknik Menulis dan Mengatasi Hambatan Menulis Buku Teks DIKTI


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama