Teknik Menulis Yang Membius Pembaca Dan Membuat Mereka Suka

Sudahkah aku melakukan teknik menulis yang membius pembaca? Bagaimana aku tahu mereka suka buku saya?

Pertanyaan itu akan timbul dalam benak seorang penulis pasca melakukan teknik menulis dan menerbitkannya. Si penulis akan bertanya terhadap dirinya perihal kualitas isi tulisan dalam bukunya. Ia juga akan mengajukan pertanyaan, seberapa banyak orang yang hendak tertarik dengan tema buku yang dihasilkannya. Pun ia akan mencari tahu seberapa banyak orang yang berbelanja bukunya. Pertanyaan ini akan menimbulkan kekalutan tersendiri bagi penulis akan hasil pekerjaannya.


Untuk tidak terlampau takut dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, ada hal yang mampu dikerjakan penulis semoga dia mampu menciptakan buku yang membius pembaca. Bagaimana menulis yang mampu membius pembaca? Untuk tahu lebih banyak, seorang penulis hendaknya memerhatikan beberapa hal berikut ini.



  1. Memikirkan pembaca


Saat melaksanakan teknik menulis, seorang penulis dihentikan egois alias mementingkan dirinya sendiri. Ia mesti memikirkan pembacanya juga. Ia dilarang cuma berpikir tentang bukunya yang telah final akan diterbitkan dan dijual sehingga menguntungkannya. Si penulis wajib menimbang-nimbang pendapat, pikiran, atau perasaan pembaca saat membaca buku yang ditulisnya.


Penulis sebaiknya mengetahui dengan niscaya target pembaca bukunya. Ia juga harus mempertimbangkan bahwa tidak siapa pun bisa membaca buku yang serupa, alasannya masing-masing mempunyai kebutuhannya sendiri dalam membaca buku. Dengan berempati kepada mereka, penulis dapat menciptakan karya yang disukai oleh banyak pembaca.



  1. Memikirkan faedah isi buku yang ditulis


Pembaca berbelanja buku alasannya mereka membutuhkannya. Kata “memerlukan” bukan cuma diartikan sebagai hal yang mendesak dan harus dipenuhi. “Membutuhkan” di sini mampu diartikan selaku butuh isu, butuh hiburan, butuh wawasan dan pengetahuan, atau butuh sesuatu untuk mengisi waktu luang. Bisa jadi, pembaca juga butuh karena ingin mengambil faedah dari buku yang dibacanya. Dengan menyaksikan kebutuhan pembaca tersebut, pastikan penulis telah mempertimbangkan secara matang bahwa pembaca akan menerima faedah dari bukunya.



  1. Menarik emosional


Penulis akan bertugas menawan pembaca. Hal penting yang harus dilakukannya yaitu memakai kata-kata untuk mengakibatkan emosi calon pembaca sehingga mereka ingin berbelanja buku karyanya. Dengan kata-kata yang mempesona, penulis dapat mengajak pembaca untuk hanyut dan ingin tau dengan isi buku secara keseluruhan.



  1. Menyusun kata-kata dalam bentuk daftar


Daftar atau poin-poin yakni pemaparan yang lebih gampang dipahami secara lazim daripada paragraf tanpa poin. Anda yang melakukan teknik menulis nonfiksi mampu memakai cara ini dalam memaparkan isi buku. Selain memudahkan pembaca untuk memahami isi buku, daftar atau poin-poin membuat pembaca lebih mudah menemukan sesuatu yang ingin dicarinya dalam buku tersebut. Mereka juga akan lebih gampang mengingat poin-poin atau daftar daripada paragraf tanpa poin.



  1. Menggunakan kalimat dan paragraf yang pendek


Kalimat yang lebih pendek akan lebih gampang dimengerti. Selain itu, kalimat pendek tetapi efektif lebih disarankan dalam menulis nonfiksi. Pembahasan yang dituliskan melalui kalimat-kalimat yang tidak terlampau panjang akan meminimalisasi munculnya rasa jenuh dari pembaca. Paragraf yang pendek juga akan lebih menawan pembaca. Nantinya pembaca tidak akan cepat bosan dengan membaca paragraf-paragraf pendek. Paragraf panjang cenderung menciptakan pembaca jenuh, tidak lezat dibaca, dan menciptakan mata cepat letih.



  1. Menguji mempesona atau tidaknya isi buku


Seorang penulis mampu menguji bukunya dengan memberikannya terhadap beberapa sobat. Ia dapat meminta teman-temannya untuk membaca dan menilai buku yang ditulisnya. Jika banyak orang menyukai karyanya, memiliki arti beliau sudah sukses menulis buku.


Untuk melaksanakan teknik menulis yang digemari banyak orang, tentunya seorang penulis perlu menuntaskan karyanya dengan ikhlas dan tidak memaksakan diri. Dengan lapang dada, ia mampu melakukan teknik menulis tanpa merasa terbebani dan mengalir mengikuti arus. Hasil pekerjaan yang dilakukan dengan nrimo umumnya juga lebih baik daripada pekerjaan yang dikerjakan dengan terpaksa.


Kemudian untuk tahu bahwa buku yang ditulis disenangi atau tidak, seorang penulis bisa menjajal suatu cara, yakni mempublikasikan bukunya. Dengan menerbitkan bukunya, dia mampu menyaksikan seberapa laku buku yang ditulisnya di pasaran. Banyak atau sedikit buku yang terjual semestinya tidak menjadikan penulis tinggi hati atau justru berkecil hati.


Buku yang terjual banyak akan menjadi suatu pujian tersendiri bagi seorang penulis, namun seharusnya tidak menyebabkan ia sombong. Sebaliknya, buku yang lakunya cuma sedikit sebaiknya tidak menciptakan si penulis berkecil hati. Hal tersebut adalah pelajaran berharga yang mampu diambil. Si penulis mampu membuatnya sebagai cambuk semangat semoga terus melaksanakan teknik menulis dengan lebih baik lagi.


Buku yang terjual banyak atau sedikit semestinya dijadikan selaku motivasi untuk terus berkarya. Penulis seharusnya mengakibatkan hal tersebut sebagai sarana meningkatkan kualitas karya. Makara saat dia menerbitkan buku dan menjualnya kembali akan ada peningkatan jumlah peminat dan pembeli bukunya.


 


 


Referensi:



  1. http://caramenulisbuku.com/caramenulisbuku/buku-membius-pembaca.htm#more-408

  2. http://caramenulisbuku.com/caramenulisbuku/satu-satunya-cara-mengenali-pembaca.htm#more-1624


 


[Wiwik Fitri Wulandari]


 


 


 


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU


atau NASKAH SIAP CETAK?


Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.


Anda juga mampu KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.


Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.


Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama