Teknik Menulis Parafrase Yang Benar Untuk Menghindari Plagiarisme


Teknik Menulis cara lain untuk menghindari plagiarisme ketika menulis buku adalah dengan melaksanakan kutipan tidak pribadi. Mengutip secara tidak langsung dapat diwujudkan dalam tiga bentuk yakni menciptakan parafrase, meringkas atau menyusun kesimpulan.





Ketiga hal ini yakni cara pengutipan yang membutuhkan keahlian yang berlawanan. Serta penting dijalankan ketika menulis buku.





Pengertian Parafrase





Parafrase merupakan salah satu cara meminjam pemikiran /inspirasi dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat.





Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan memakai kata-kata yang berlawanan semoga menjadikannya lebih gampang untuk dimengerti.”





Pengutipan yang dilakukan dalam teknik menulis parafrase ialah kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang serupa. Sehingga dapat diaplikasikan saat menulis buku. Dan acara tersebut adalah legal. Selain menciptakan gagasan lebih mudah untuk dimengerti, parafrase dapat juga dipakai untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.





Menurut OWL Purdue, sebuah situs web yang banyak menunjukkan ulasan wacana menulis buku akademis [sumber], parafrase didefinisikan sebagai berikut:
1) kemampuan seseorang untuk menulis ulang ilham atau ide orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru,
2) merupakan cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang lain,
3) sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail daripada sebuah ringkasan. Teknik menulis parafrase ialah sebuah kemampuan yang sungguh berguna alasannya adalah:





  1. parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip gosip dari suatu paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.
  2. Parafrase menolong penulis untuk menertibkan cobaan melaksanakan kutipan yang terlalu sering.
  3. Proses mental yang dibutuhkan bagi kesuksesan suatu prafrase menolong penulis untuk mengerti sepenuhnya makna teks sumber yang akan beliau sadur.




Setiap penulis mempunyai dan berbagi tekniknya sendiri untuk berbagi keahlliannya dalam melakukan parafrase. Teknik tersebut bersifat unik.





Bagi penulis pemula, ia perlu mencar ilmu membuatkan keahlian menciptakan parafrase. Jika belum terbiasa melaksanakan teknik ini, berikut ini adalah 6 teknik menulis efektif dalam melakukannya seperti yang diberikan oleh tutorial OWL Purdue [sumber]:





  1. Bacalah kembali teks sumber hingga Anda mengerti benar isi teks tersebut
  2. Singkirkan teks/naskah orisinil tersebut dan tuliskanlah ulang pemikiran dalam teks tadi dalam sebuah kertas.
  3. Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase Anda tadi untuk mengingatkan Anda kembali pada cara Anda mengetahui naskah asli tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan keyword yang menunjukkan subjek atau tema parafrase Anda.
  4. Bandingkan goresan pena Anda tadi dengan naskah aslinya untuk mengevaluasi apakah semua pemikiran , utamanya pemikiran yang penting telah tercantum dalam hasil tersebut.
  5. Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi ungkapan-perumpamaan khusus, terminologi, atau frase yang Anda pinjam dari naskah asli, dan yang Anda ambil sama pesis dengan naskah asli.
  6. Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan Anda sehingga ini membuat lebih mudah Anda untuk menuliskan sumber pustaka atau rujukan, bila Anda berniat mengambil parafrase tersebut




Jika masih mempunyai kesulitan dalam melaksanakan parafrase, maka mulailah berlatih dari tingkatan yang termudah terlebih dahulu, yakni menciptakan parafrase pada taraf kalimat.






SPESIAL BULAN INI
GRATIS !!





Sedang berniat ingin Menulis Buku Ajar? Dapatkan EBOOK PREMIUM GRATIS dari Penerbit Deepublish berikut ini :
1. Ebook Self Publishing
2. Ebook Premium Panduan Menulis Buku
3. Ebook Panduan Menulis Tanpa Plagiarisme





Segera download selagi masih GRATIS !!






Contoh Parafrase





Sebelum memparafrase satu artikel dikala Anda menulis buku ilmiah. Jika telah cukup andal dalam melaksanakan teknik ini, maka buatlah goresan pena untuk suatu paragraf. Berikut ini ialah teladan parafrase untuk tingkat kalimat terlebih dulu:





Contoh 1:





kalimat orisinil         : Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.





Parafrase            : Hasil karya Heillig yang diketahui dengan nama Sensorama membawa pergantian yang signifikan dalam sejarah kenyataan maya (krisnawati, 2000, hlm 55).





Contoh 2:





kalimat orisinil         : Komputer bisa membawa orang ke kawasan-tempat yang belum pernah mampu mereka kunjungi sebelumnya, tergolong ke permukaan planet lain.





Parafrase            : Melalui komputer, orang dapat pergi ke kawasan yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).





Sebagai pemula, hasil diatas masih diijinkan. Namun jika telah mencar ilmu dan mempunyai keterampilan lebih, baik Booth maupun bimbingan dari OWL universitas Purdue menerangkan bahwa parafrase yang sungguh mirip dengan naskah aslinya masih dianggap sebagai melaksanakan plagiasi, sekalipun sumber aslinya dicantumkan disana. Ini ialah hal yang sungguh pelik dan membutuhkan banyak latihan. Sebagai pola simaklah acuan 3 & 4:





Contoh 3:





Naskah Asli:





Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat Anda melakukan ringkasan. Keduanya memang berbeda, tetapi batasan parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga Anda tidak menyadari bila Anda berpindah dari melakukan teknik ini menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi.





Apapun tujuanmu, teknik ini sungguh mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun Anda sudah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).





Paragraf dibawah ini dianggap hasil plagiasi sebab parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya:





Sangatlah susah untuk mendefinisikan plagiasi ketika ringkasan dan parafrase terlibat didalamnya, alasannya adalah walaupun mereka berbeda, batasan keduanya sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengenali kapan beliau melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi.





Meski demikian, parafrase yang sangat bersahabat dengan sumbernya dipertimbangkan selaku hasil plagiasi, walaupun sumber aslinya dicantumkan disana.





Contoh berikutnya menunjukkan parafrase yang berada diperbatasan antara plagiasi dan yang diijinkan:





Sangatlah sukar untuk membedakan antara ringkasan, parafrase dan plagiasi. Anda berisiko melakukan plagiasi kalau Anda melakukan parafrase yang sungguh seperti, meskipun Anda tidak bermaksud untuk melaksanakan plagiasi dan mencantumkan sumber naskah aslinya.





Kata-kata dalam paragraf diatas masih dapat dilacak sumbernya oleh seorang pembaca yang teliti, bila dia pernah membaca sumber tersebut. Berikut ini adlah pola parafrase yang kondusif dan tidak dianggap sebagai plagiasi:





Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis acap kali melaksanakan plagiasi tanpa mereka sadari alasannya mereka menggira melakukan ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu seperti dengan naskah orisinil, sebuah aktifitas yang disebut plagiasi. Bahkan dikala aktifitas tersebut dikerjakan dengan tidak sengaja dan sumber pustakanyapun dituliskan (hlm 203).





Contoh 4:





Naskah Asli:





Mahasiswa sering berlebihan dalam memakai kutipan langsung saat membuat catatan, selaku akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper).





Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip tamat yang diperbolehkan timbul dalam bentuk kutipan eksklusif.





Oleh sebab itu, Anda mesti berusaha untuk menghalangi jumlah penulisan yanag sama persis dengan materi sumber dikala kallian menulis buku atau catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.





Parafrase yang legal:





Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diharapkan. Karena masalahnya bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk meminimalkan pencatatan bahan atau kata per kata yang serupa persis (Lester 46-47).





Parafrase versi plagiat:





Mahasiswa sering memakai terlalu banyak kutipan eksklusif saat mereka menulis buku atau catatan. Sebagai jadinya, ada banyak kutipan pribadi dalam paper tugas simpulan mereka. Seharusnya cuma sekitar 10% paper berisi kutipan eksklusif. Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi jumlah bahan yang dikopi dikala melaksanakan catatan.





e-book menulis buku ajar




Apakah Anda sedang atau ingin menerbitkan buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini .





Jika Anda ingin mengenali lebih banyak perihal teknik menulis  anda mampu melihat Artikel-postingan berikut:





  1. Pedoman dan Model Acuan Teknik Menulis Buku Teks yang Berkualitas
  2. Cara Melejitkan Kemampuan Teknik Menulis dalam Sekejap!
  3. Refleksi Teknik Menulis Melalui Post-Peer Feedback
  4. Pengaplikasian Peer Feedback Dalam Teknik Menulis




Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama