Teknik Menulis : Cara Menciptakan Daftar Pustaka Dengan Sumber Buku

Dalam teknik menulis buku, bab krusial yang perlu untuk diamati yaitu penulisan sitasi atau kutipan dan daftar pustaka.


Tulisan ilmiah atau yang lalu sering diketahui dengan buku acuan ialah salah satu jenis buku yang banyak dijadikan rujukan bagi akademisi. Dilihat dari segi fungsinya, maka buku acuan sejatinya juga menyimpan banyak sekali gosip atau data penting dari penelitian yang dijalankan oleh penulisnya. Teknik menulis buku ilmiah intinya bukanlah hal susah, tetapi juga tidak memiliki arti menjadi mudah secara otomatis. Penulisan sitasi dan daftar pustaka intinya menjadi dua hal penting yang mesti diamati penulis saat sedang menulis buku, terutama buku tumpuan. Sitasi ialah bagian dari isi buku dimana terdapat banyak sekali kutipan yang mengacu pada buku yang lain. Setidaknya ada dua jenis sitasi yang kita kenal dikala ini yaitu body note dan foot note. Kedua jenis sitasi tersebut intinya sering dipakai oleh para penulis yang sedang menulis buku tumpuan, terutama jenis sitasi foot note.


Sitasi dan daftar pustaka intinya menjadi dua hal vital yang harus dicermati dalam teknik menulis buku. Kedua hal tersebut memiliki urgensi yang sama pentingnya. Selain menolong pembaca untuk memperoleh sumber asli dari kutipan yang dikutip oleh penulis, penulisan sitasi dan daftar pustaka intinya ialah salah satu keharusan yang harus dijalankan oleh penulis untuk menyingkir dari plagiarisme. Selain itu, pencantuman nama penulis dan judul dari sumber lainnya merupakan bentuk penghargaan terhadap mereka yang tulisannya kita kutip di dalam buku kita. Penulis intinya bebas untuk memakai dua jenis sitasi yang sebelumnya telah disebutkan, namun dengan tidak lupa juga dicantumkan di daftar pustaka buku atau sumber yang lain yang telah kita kutip. Tulisan ini berikutnya akan membicarakan cara penulisan daftar pustaka yang tepat berdasarkan sumbernya yang tidak lain dalam bentuk buku.


Ketika sudah selesai dengan proses menulis buku, maka langkah terakhir yang mesti kita teliti yaitu penulisan daftar pustaka. Berikut yakni  panduan penulisan daftar pustaka yang bersumber pada buku.



  1. Nama Penulis [ teknik menulis ]



Ketika kita sedang menulis buku, maka sumber yang acap kali kita gunakan untuk melengkapi argumen atau data yang ada di tulisan kita berasal dari buku juga. Setiap sumber buku yang kita gunakan juga tidak mampu dilepaskan dari jumlah penulis yang berkontribusi kepada buku tersebut. Oleh sebab itu, ada perbedaan aturan ketika buku tersebut ditulis oleh satu orang, dua orang, dan lebih dari tiga orang. Untuk buku yang ditulis oleh satu orang, maka yang ditulis di awal ialah nama belakang penulis, kemudian disusul oleh nama depan penulis dan terakhir nama tengah penulis (jika ada). Sebagai contohnya yaitu nama Sri Wintala Achmad, maka di daftar pustaka akan menjadi mirip ini.


 


Achmat, Sri Wintala. 2013. Falsafah Kepemimpinan Jawa: Soeharto, Sri Sultan HB IX, dan Jokowi. Yogyakarta: Araska.


 


Selanjutnya ialah dikala buku yang kita kutip ternyata ditulis oleh dua orang, tiga orang, dan atau lebih, maka formatnya juga akan berlawanan. Apabila buku tersebut ditulis oleh Haryadi Baskoro dan Sudomo Sunaryo, maka formatnya akan seperti ini.


 


Haryadi Baskoro dan Sudomo Sunaryo. 2011. Wasiat HB IX: Yogyakarta Kota Republik. Yogyakarta: Galang Press.


 


Apabila lalu penulisnya berjumlah 3 orang, maka formatnya juga tidak jauh berbeda. Sebagai contoh buku yang ditulis oleh Prasetyo, Bambang, dan Lina M. Jannah, maka formatnya akan menjadi seperti ini.


 


Prasetyo, Bambang dan M. Jannah, Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.


 


Nama Lina M. Jannah di atas posisinya dibalik dimana nama belakangnya ditaruh di depan. Meskipun demikian, cara lain yang bisa dipakai yaitu tanpa mengubah posisi nama Lina M. Jannah sehingga penulisan daftar pustakanya persis seperti yang sudah ditulis, tetapi nama ‘M. Jannah, Lina’ di atas tetap menjadi ‘Lina M. Jannah’. Selanjutnya, apabila sumber tersebut ditulis oleh lebih dari 3 penulis, maka posisinya akan sama persis, hanya penulisan namanya yang berbeda. Sebagai teladan ketika buku tersebut ditulis oleh Ari, Rahmat, Nadia, dan Marsito, maka di awal hanya ditulis ‘Ari dkk………….’ dan diteruskan tahun terbit, judul buku, dan seterusnya.


Kejadian lain yang juga sering dijumpai saat kita sedang menulis buku adalah ketika kita ingin memasukkan daftar pustaka yang berasal dari buku hasil kompilasi tulisan-goresan pena banyak orang. Dengan kata lain, buku tersebut tersusun atas beberapa karya tulis yang ditulis oleh orang yang berlainan-beda dan lalu buku tersebut disunting oleh orang lain. Apabila kita mendapatkan sumber buku yang mirip demikian, maka cara penulisannya menjadi mirip ini.


 


Zikmund, B.B. 1998.  “Dialog Agama-agama dalam Konteks Misionarisme Baru.” Dalam Komaruddin Hidayat dan Ahmat Gaus AF (Penyunting), Passing Over: Melintasi Batas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Yayasan Wakaf Paramadina.


 


Ketika kita sedang menuliskan daftar pustaka yang formatnya kurang lebih sama mirip yang sudah dijelaskan tersebut, maka kata ‘Penyunting’ juga mampu kita ganti dengan ‘Ed’ yang bermakna editor. Hal tersebut diperbolehkan saat memang buku tersebut merupakan kumpulan tulisan yang lalu disunting atau diedit oleh orang lain.


 



  1. Penyunting atau Editor [ teknik menulis ]



Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menulis buku, utamanya bagian daftar pustaka adalah nama editor atau penyunting yang tertera di dalam buku tersebut. Apabila kita mendapatkan hal yang demikian, maka yang kita tulis yaitu nama editornya sebab buku tersebut disusun oleh banyak penulis. Adapun format yang bisa kita gunakan ialah mirip ini.


 


Abdullah, Taufik. (Ed). 2002. Ilmu sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta: Rajawali Pers.


 



  1. Penerjemah [ teknik menulis ]



Dalam menulis buku, terkadang kita juga pernah menemukan buku yang kita jadikan sumber tumpuan ialah buku terjemahan. Apabila demikian, maka ada aturan khusus ketika kita mengutip dari suatu buku yang ialah hasil terjemahan. Menariknya, kita mesti menuliskan nama penulis orisinil dan nama orang yang menerjemahkan buku tersebut di dalam daftar pustaka kita. Berikut yaitu cara menuliskan format buku terjemahan di dalam daftar pustaka.


 


Mondy, R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan oleh Bayu Airlangga. Jakarta: Erlangga.


 



  1. Judul Buku [ teknik menulis ]



Apabila dalam menulis buku kita ingin mengutip dari suatu judul buku yang relatif panjang, maka kita bisa memisahkan judul tersebut menjadi dua bagian yakni judul utama dan judul tambahan atau sub judul. Cara penulisannya sama yakni dengan memakai karakter miring dan ditulis dengan abjad besar di setiap kata, kecuali kata sambung dan kata depan. Selain itu, cara memisahkan judul utama dan sub judul bisa dijalankan dengan membubuhkan tanda titik dua (:). Berikut ini adalah acuan format daftar pustakanya.


 


Leo, S. 2005. English for Professional Travel Services: Airlines. Bandung. STP Bandung.


 



  1. Terbitan atau Edisi [ teknik menulis ]



Salah satu hal yang sering kali kita lupakan dikala menulis buku ialah mencantumkan edisi dari buku yang kita gunakan sebagai sumber informasi. Lebih dari itu, ada beberapa buku yang kita gunakan kadang kala bukan ialah cetakan yang pertama, seperti cetakan kedua, ketiga, dan seterusnya. Format penulisan di daftar pustaka pun juga akan berlainan dimana kita harus mencantumkan edisi setelah judul buku. Apabila disana juga tertulis cetakan, maka kita juga harus menuliskan cetakan tersebut sehabis tulisan edisi. Berikut yaitu acuan yang lebih rinci.


Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makroekonomi. (Edisi ke-5). Terjemahan oleh Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga.


 


R.A. Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Buku I: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. (Edisi 2. Cetakan ke-12) Yogyakarta: BPFE.


 



  1. Informasi Penerbitan [ teknik menulis ]



Format terakhir yang kita cantumkan dalam daftar pustaka berupa buku dikala menulis buku yaitu gosip terkait dengan penerbitan yang terdiri dari tahun terbit, kota terbit, dan penerbitnya sendiri. Berbagai teladan yang telah disebutkan sebelumnya telah terang bahwa untuk informasi penerbitan tidak ada hal yang khusus untuk diubah ataupun dipindah posisinya. Dengan demikian, jumlah penulis, keterangan penulis (penyunting atau bukan), penerjemah, dan lain sebagainya tidak akan menghipnotis aturan penulisan berita penerbitan.


e-book menulis buku ajar


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.


Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang teknik menulis anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:



  1. Teknik Menulis : Kaidah Penggunaan Catatan Kaki

  2. Teknik Menulis : Cara Menambahkan Nomor Halaman dalam Naskah

  3. Teknik Menulis : Mengenal Cara Menyajikan Tabel yang Benar Pada Buku

  4. Teknik Menulis Kutipan Secara Tepat


Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tetapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Referensi


Leo, Sutanto, 2010, Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku, Jakarta: Erlangga.


[Bastian Widyatama]


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama