Snowball Sampling: Pengertian, Jenis, Tindakan, Dan Pola Lengkap



Kita kerap kali mendengar atau tidak asing dengan teknik snowball sampling dalam suatu penelitian. Namun, bergotong-royong apa yang dimaksud dengan teknik tersebut? Dan bagaimanakah penerapannya dalam observasi? 





Nah, kali ini kita akan membahas perihal snowball sampling, mulai dari pemahaman, tujuan dan faedah, jenis-jenis, tindakan, dan contohnya. Oleh karena itu, langsung saja yuk, mulai!





1. Pengertian Snowball Sampling





Sebelum kita mempelajari snowball sampling, alangkah lebih baiknya kita mengerti apa pengertiannya. Penjelasannya berdasarkan para jago adalah selaku berikut.





Baca Juga: Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contohnya





a. Neuman





Teknik snowball sampling yaitu sebuah tata cara untuk mengidentifikasi, memilih, dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai kekerabatan yang menerus. Peneliti menghidangkan suatu jaringan melalui gambar sociogram berupa gambar bundar-bulat yang dikaitkan atau dihubungkan dengan garis-garis. Setiap lingkaran mewakili satu tanggapanatau kasus, dan garis-garis memberikan korelasi antar responden atau antarkasus.





b. Sugiyono





Teknik snowball sampling yaitu sebuah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini memilih sobat-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel tersebut menjadi banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin usang kian besar.





c. Subagyo





Teknik snowball sampling yakni teknik pengambilan sampel dengan pemberian key-informan. Key-informan ini menolong atau akan dapat meningkat berdasarkan isyarat yang diberikan olehnya. Dalam hal ini, peneliti hanya mengungkapkan tolok ukur selaku persyaratan untuk dijadikan sampel.





d. Nurdiani





Teknik snowball sampling pada pelaksanaannya yaitu sebuah teknik yang berisi multitahap didasarkan pada analogi bola salju, adalah dimulai dengan bola salju yang kecil kemudian membesar secara bertahap alasannya adalah ada penambahan salju dikala digulingkan dalam hamparan salju. 





Teknik snowball sampling ini ialah salah satu cara yang dapat dipercaya dan sungguh berfaedah dalam menemukan responden yang dimaksud sebagai sasaran penelitian lewat keterkaitan hubungan dalam suatu jaringan, sehingga mampu tercapai jumlah sampel yang diperlukan.





e. Akhmad Fauzy





Pengambilan sampel dengan teknik snowball sampling yaitu pengambilan suatu sampel berdasarkan atau dengan cara beranta, adalah multilevel. Pengambilan sampel dengan teknik ini dimulai dengan jumlah sampel kecil yang lalu membengkak yang diibaratkan selaku bola salju yang menggelinding dan usang-kelamaan bola salju tersebut menjadi besar.





f. Patton, Salganik, Suhardjo (dalam Nurdiani)





Snowball sampling adalah sebuah pendekatan untuk mendapatkan informan-informan kunci yang mempunyai banyak informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa responden yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengenali orang lainnya dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk kebutuhan penelitian. Kontak permulaan akan membantu menerima responden yang lain lewat anjuran . Untuk mencapai tujuan observasi, maka teknik ini didukung juga dengan teknik wawancara dan survei lapangan.





g. Bungin 





Teknik snowball sampling disebut dengan mekanisme rantai acuan atau disebut juga selaku networking dalam mengakses informan-informan lainnya.





Berdasarkan pendapat para andal di atas, mampu diambil selesai bahwa teknik snowball sampling ialah sebuah teknik dalam pengambilan sampel dengan analogi seperti bola salju yang menggelinding. Maksudnya bola salju yang menggelinding adalah sampel yang ditemukan awalnya kecil, lalu usang-kelamaan ketika menggelinding, bola salju tersebut akan menjadi besar. 





Snowball sampling ini digunakan dalam penggunaannya memperhatikan sampel kecil, atau sampel yang cocok dengan persyaratan-patokan. Lalu, sesudah sampel kecil tersebut terkumpul maka berikutnya yakni mencari sampel-sampel lain yang berdasarkan komunitas sampel permulaan, dan berikutnya hingga dengan sampel yang diharapkan tercukupi.





Fauzy menjelaskan bahwa teknik snowball sampling sendiri ialah termasuk pada teknik non-probability sampling. Teknik non-probability sampling adalah teknik sampling yang dikerjakan dengan memperlihatkan kesempatan atau peluang pada seluruh anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. 





Secara lazim, teknik non-probability sampling yakni teknik pengambilan sampel tidak secara acak atau terorganisir. Contoh lain dari teknik non-probability sampling, yakni, purposive sampling, accidental sampling, quota sampling, saturation sampling, dan snowball sampling yang mau kita pelajari di bawah ini.





Baca Juga: Contoh Variabel Kontrol Lengkap Dengan Pengertian dan Ciri-cirinya





2. Tujuan dan Manfaat Snowball Sampling





Tujuan dan manfaat yang ingin diraih dari teknik ini, penjelasannya mirip di bawah ini. 





a. Tujuan snowball sampling





Neuman (dalam Nurdiani, 2014) menerangkan bahwa prinsip pelaksanaan snowball sampling yakni dengan mengambil sejumlah masalah melalui relasi keterikatan dari satu orang dengan orang lainnya, atau satu perkara dengan masalah lain, lalu mencari korelasi berikutnya melalui proses yang sama.





Tujuan dari teknik ini yaitu untuk menggali isu sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin guna merinci kekhasan yang ada sehingga mampu menjawab urusan observasi (Putra, 2017:174).





b. Manfaat snowball sampling





Manfaat yang ditemukan dari penggunaan teknik ini yakni peneliti menggunakan teknik pengumpulan data snowball sampling ini adalah mencari informan-informan kunci yang berasal dari lingkungan sampel, sehingga isu yang ditemukan menjadi lebih banyak dan beragam.





Secara umum, faedah dari penerapan teknik ini mampu memperoleh atau mendapatkan sampel yang luas berdasarkan sampel kecil. Selain itu, snowball sampling juga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data-data yang bersifat kualitatif. 





Teknik ini efektif untuk observasi yang terkait dengan komunitas yang terselubung, informasi-isu yang sulit diungkapkan dengan terang atau tidak terlihat kasatmata, info-isu komunikasi, dan sebagainya (Patton, Salganik, Suhardjo, dalam Nurdiani, 2014).





3. Jenis-jenis Teknik Snowball Sampling





Ada tiga (3) jenis teknik snowball sampling yang bisa dipelajari. Ketiga jenis teknik mampu dipelajari di bawah ini. 





a. Snowball sampling linier





Jenis teknik snowball sampling linier ialah teknik yang merekrut subjek pertama, kemudian subjek pertama tersebut menunjukkan banyak berita, ihwal subjek lain yang mempunyai kesamaan atau kemiripan, dan berlanjut dengan berdasarkan satu subjek saja. Pola ini akan berhenti dikala subjek yang didapatkan atau dibutuhkan dinilai telah cukup untuk dipakai selaku sampel.





b. Snowball sampling diskriminatif eksponensial





Putra (2017:174) menerangkan bahwa model exponential discriminative snowball sampling yaitu model pilih-pilih yang dikembangkan peneliti di lapangan yang artinya menurut beberapa usulandan langkah-langkah selektif peneliti, maka tidak semua informan tumpuan sebelumnya diseleksi. 





Pada teknik snowball sampling diskriminatif eksponensial ini, subjek yang ditunjuk selaku sampel memperlihatkan banyak tumpuan atau sumber perihal subjek-subjek lainnya yang mempunyai kesamaan atau kemiripan. Namun, yang diseleksi untuk menjadi subjek cuma satu saja. Subjek yang dipilih tergantung dengan sifat observasi, kuantitatif atau kualitatif, dan sebagainya.  





c. Snowball sampling nondiskriminatif eksponensial





Jenis teknik snowball sampling nondiskriminatif eksponensial adalah teknik yang merekrut subjek pertama, kemudian subjek tersebut menunjukkan acuan atau sumber mengenai subjek-subjek yang mempunyai kesamaan atau kemiripan. Setiap referensi atau subjek tersebut menawarkan sumber lain, dan seterusnya mirip itu hingga dengan sampel yang dibutuhkan dinilai cukup.





4. Kelebihan dan Kekurangan Snowball Sampling





Kelebihan dan kekurangannya yaitu selaku berikut.





a. Kelebihan atau kekuatan snowball sampling





Kelebihan atau kekuatan dalam penggunaan teknik ini, penjelasannya mirip di bawah ini.





  • Menurut, Fauzy, kelebihan snowball sampling yakni mudah dalam pelaksanaannya.
  • Banyak dipakai dalam observasi yang bersifat kualitatif
  • Penelitian dapat dimulai dengan info yang terbatas dari responden awal, tetapi pada alhasil gosip meningkat luas dan mendalam
  • Membantu memperoleh pihak-pihak yang terlibat dalam observasi namun sulit ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya
  • Meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil yang akurat
  • Membangun pemikiran berdasarkan sumber-sumber dari jaringan yang terbentuk (Becker, Burgess, Neuman, Salganik, Suhardjo, dalam Nurdiani, 2014).




b. Kekurangan atau kelemahan snowball sampling





Kekurangan atau kekurangan dalam penggunaan teknik snowball sampling penjelasannya mirip di bawah ini.





  • Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama bila peneliti susah membangun jaringan
  • Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan mampu bertambah dari perkiraan semula, bila belum memperoleh responden yang dimaksud
  • Hasil kurang mewakili populasi, apabila peneliti kurang teliti/hati-hati dalam memilih sampel awal untuk membangun jaringan
  • Ada duduk perkara etika yang harus dipertimbangkan ketika menerbitkan data, terkait dengan jaminan kerahasiaan identitas responden, khususnya jika terkait hal-hal yang dapat mengancam keamanan diri responden (Becker, Burgess, Neuman, Salganik, Suhardjo, dalam Nurdiani, 2014).




5. Langkah-langkah dalam Snowball Sampling





Langkah-langkah dalam snowball sampling bisa dipelajari seperti di bawah ini.





a. Identifikasi awal





Tahap pertama yaitu kenali awal. Tahap kenali permulaan ini, dimulai dari seseorang atau kasus yang masuk dalam standar penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari subjek atau sampel yang tepat dengan sifat atau rancangan observasi.





b. Subjek menunjukkan referensi/sumber 





Tahap kedua yakni subjek menunjukkan referensi lain. Tahapan ini, peneliti sudah menentukan subjek yang mau digunakan selaku sampel, kemudian subjek yang dijadikan sampel tersebut memberikan sumber lain atau subjek yang memiliki kesamaan atau kemiripan.





c. Referensi subjek memperlihatkan rujukan lain





Tahap ketiga yakni subjek yang gres menawarkan referensi lain. Pada tahapan ini, peneliti telah melaksanakan penelusuran atau penentuan subjek kedua, kemudian subjek kedua tersebut menunjukkan acuan atau sumber yang baru yang mempunyai kesamaan atau kemiripan. Proses berikutnya mirip ini hingga dengan sampel dirasa telah cukup untuk digunakan.





Baca Juga: Purposive Sampling: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh yang Baik dan Benar





6. Contoh Penerapan Snowball Sampling





Contoh penerapan teknik snowball sampling menurut Akhmad Fauzy bisa dipelajari seperti di bawah ini.





a. Contoh 1: Pengguna narkoba





Seorang peneliti ingin melakukan penelitian perihal sikap pengguna narkoba. Jumlah sampel sementara yang didapatkan cuma 3 orang menurut dari data rumah sakit ketergantungan obat. 





Untuk tujuan observasi tersebut, peneliti sudah melaksanakan observasi ihwal sikap dari 3 orang pengguna narkoba tersebut. Selanjutnya, peneliti juga menggali info dari 3 orang pengguna narkoba tersebut tentang pengguna yang yang lain. Informasi ihwal pengguna yang lain kemudian dijadikan sampel suplemen. Dari sampel komplemen tersebut digali kembali gosip siapa saja yang memakai narkoba. Begitu seterusnya sampai dengan sampel yang digunakan dirasa cukup perihal perilaku pengguna narkoba.





b. Contoh 2: Dalang kerusuhan





Sekelompok polisi ingin melaksanakan penelitian perihal siapa dalang kerusuhan yang telah terjadi sebelumnya. Dari peristiwa kerusuhan tersebut, sudah ditangkap beberapa orang dan sebagian besar yang berpartisipasi dalam kerusuhan tersebut sudah melarikan diri.





Untuk tujuan penelitian tersebut, polisi sudah menggali info tentang kerusuhan terhadap beberapa orang yang ditangkap. Dari masing-masing orang yang ditangkap sudah diperoleh info ihwal teman-teman mereka yang berpartisipasi dalam kerusuhan. Selanjutnya, polisi menangkap sahabat-sahabat mereka dan dari mereka digali kembali berita yang ada. Begitu seterusnya sampai diperoleh siapa dalan kerusuhannya.





c. Contoh 3: Karakteristik watu akik





Seorang peneliti ingin mengenali karakteristik ihwal watu akik. Untuk tujuan observasi tersebut, peneliti sudah mempunyai sebanyak 3 orang responden atau sampel yang dipakai (siap untuk ditanyai wacana kerikil akik). Selain mengajukan pertanyaan mengenai kerikil akik, peneliti juga menanyakan perihal sobat-teman mereka yang suka atau mengoleksi watu akik. Kemudian, peneliti mencari sahabat-sahabat mereka dan bertanya kembali perihal watu akik. Maka dari itu, peneliti akan memperoleh berita perhiasan dari mereka (sobat-teman sampel).





d. Contoh 4: Pembangunan perumahan swadaya masyarakat





Contoh ke-4 yakni perihal pembangunan perumahan swadaya masyarakat. Penelitian dari Sukmajati (2008) perihal fenomena pelaku perumahan kecil-kecilan dan pemilik usaha rumah sewa (kontrakan), utamanya pemilik dan pembangun residensial sewa dua lantai atau lebih, yang dibangun dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Tujuan observasi tersebut adalah untuk mengungkapkan pembangunan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, yang dilihat sebagai “duduk perkara” yang terkait dengan tolok ukur kelayakan dan kesehatan bangunan, serta ketidakpedulian mereka terhadap regulasi perumahan yang berlaku.





Untuk memperdalam isu pokok dan mengkaji interpretasi dalam perkara ini, dipakai wawancara mendalam dengan informan terpilih yang ialah informan kunci baik individual maupun golongan. Pemilihan informan perorangan diputuskan menurut status sosial anggota masyarakat yang dianggap mempunyai peran dalam pembangunan perumahan swadaya masyarakat. Penelitian lapangan terutama di bidang perumahan dengan teknik snowball sampling akan sangat berguna untuk mengungkapkan realitas spesifik yang terkait dengan proses berhuni di lingkungan perumahan (Nurdiani, 2014).





e. Contoh 5: Imigran tanpa dokumen di Belanda





Contoh ke-5 yaitu tentang imigran tanpa dokumen di Belanda dinukil dari sebuahutas.com. Seorang peneliti ingin mewawancarai imigran yang tidak mempunyai dokumen di Belanda. Misalnya dia ingin mewawancarai beberapa individu yang dapat dia dapatkan di permulaan. Kemudian, beberapa individu di awal tadi menjadi distributor untuk menolong peneliti menerima individu atau subjek lain yang ialah imigran tanpa dokumen yang ada dan tinggal di Belanda.





Proses ini nantinya akan menciptakan sampel-sampel menjadi lebih banyak dan spesifik. Peneliti juga bisa berbagi penelitian hingga menerima sampel yang dirasa cukup dengan keperluan observasi.





Baca Juga: Data Penelitian: Pengertian, Klasifikasi, dan Contoh Lengkapnya





7. Ciri Khusus Snowball Sampling 





Dinukil dari akuntanmuslim.com, ciri utama snowball sampling yakni mempunyai komunitas yang bersifat homogen, sehingga memiliki kesamaan atau kemiripan. Ciri-ciri khusus teknik ini, seperti berikut.





  • Kelompok yang bersifat langka dalam segala faktor, Misalnya suku dan ras. Di Indonesia sendiri, perkara dengan suku dan ras yang semula memiliki anggota besar kemudian menjadi langka lumayan banyak. Terutama di kawasan pedalaman.
  • Komunitas dengan kegemaran yang unik, bahkan anti mainstream. Mereka biasanya mempunyai jumlah member yang masih terbatas, walaupun di tiap tempat terdapat komunitas yang sama, namun informasi lazimnya cuma bisa didapatkan lewat golongan internal golongan.
  • Grup untuk rekananan seprofesi yang dibuat dengan tujuan mempermudah komunikasi dan memperkuat koneksi satu sama lain.
  • Ukuran sampel besar (>30), sedangkan untuk medium (10-30)
  • Waktu yang diharapkan untuk pelaksanaannya untuk waktu pendek, ialah < 6 ahad, sedangkan medium adalah, sekitar 6 minggu – 6 bulan.


Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama