Purposive Sampling: Pemahaman, Jenis-Jenis, Dan Teladan Yang Bagus Dan Benar



Purposive sampling. Seorang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian niscaya mempertimbangkan teknik apa yang hendak dipakai dalam pengumpulan data. Salah satu teknik dalam pengambilan data yaitu teknik purposive sampling atau teknik pengambilan sampel yang bermaksud. Maka dari itu, sebelum melaksanakan penelitian alangkah lebih baik kita mempelajari teknik purposive sampling.





Sebelum kita membahas lebih jauh wacana purposive sampling, yuk kita mencar ilmu dulu tentang teknik-teknik pengambilan sampel. Baca sampai bawah ya!





Pengambilan Sampel





Pengambilan sampel dalam suatu observasi itu dibagi menjadi dua jenis, ialah random sampling dan non random sampling. Sebelum mempelajari lebih jauh tentang teknik purposive sampling, hendaknya kita mengetahui perbedaan jenis dari teknik pengambilan sampel tersebut. Termasuk dari teknik manakah purposive sampling? Pelajari yuk sampai simpulan.





Teknik Random Sampling (Probability Sampling)





Teknik random sampling ialah teknik pengambilan data yang tidak menurut penyeleksian dengan standar atau ciri-ciri khusus untuk menerima hasil relevan dari sebuah tujuan observasi. Teknik random sampling mengambil sampel secara acak. Ada berbagai jenis teknik sampel dari teknik random sampling mirip di bawah ini.





Random Sampling (Sampling Acak)





Pada teknik random sampling, setiap anggota populasi mempunyai peluang atau kemungkinan untuk diseleksi menjadi sampel.





Stratified Random Sampling (Sampling Bertingkat)





Pada teknik stratified random sampling, populasi dibagi dalam berbagai kelompok, lalu sampel tersebut diambil dari masing-masing golongan tersebut atau perwakilan dari setiap golongan.





Systematic Sampling (Sampling Sistematis)





Pada teknik systematic sampling, penyeleksian sampel menurut urutan nilai interval atau dengan jarak tertentu.





Clustered Sampling (Sampling Kelompok)





Pada teknik clustered sampling, populasi dibagi dalam beberapa golongan tertentu, akan tetapi sampel yang dipilih adalah perkelompok tersebut bukan dari individu-individu.





Baca Juga: Pengertian Latar Belakang, Cara Membuat dan Contoh Lengkapnya





Teknik Non-random Sampling





Teknik non random sampling ialah teknik pengambilan data yang berdasarkan dengan pemilihan sebuah karakteristik atau ciri-ciri untuk menerima sampel berkaitan untuk mencapai tujuan dari suatu observasi. Ada aneka macam jenis teknik nonrandom sampling seperti di bawah ini.





Quota Sampling





Pada teknik quota sampling, yang ditekankan dalam pengambilan sampel yakni jumlahnya. 





Purposive Sampling





Pada teknik purposive sampling, yang ditekankan untuk menjadi sampel ialah sebab adanya pendapatkarakteristik atau ciri-ciri tertentu.





Accidental Sampling (Convenience Sampling)





Pada teknik accidental sampling, sampel yang digunakan ialah ditemukan dari semua orang yang ditemui atau secara kebetulan di akrab peneliti.





Perbedaan Teknik Random Sampling dan Nonrandom Sampling





Teknik random sampling dan nonrandom sampling mempunyai perbedaan yang menonjol mirip di bawah ini.





Teknik Random Sampling





Teknik random sampling memiliki ciri-ciri, adalah;





  •  dari semua elemen di populasi memiliki potensi atau probabilitas untuk diseleksi menjadi sampel
  • sampel dapat merepresentasikan dari populasi yang ada dan hasil dapat digeneralisasikan ke populasi.




Teknik Nonrandom Sampling





Teknik nonrandom sampling mempunyai ciri-ciri; 





  •  tidak semua elemen di populasi mempunyai peluang atau probabilitas untuk dijadikan sampel
  • hasil tidak merepresentasikan suatu populasi dan tidak mampu digeneralisasikan ke populasi.




Nah, setelah mempelajari wacana jenis-jenis dan definisi dari teknik pengambilan sampel di atas, kita tahu bahwa purposive sampling termasuk pada teknik nonrandom sampling. Teknik purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel dari populasi observasi yang didasarkan atas ciri-ciri dan suatu karakteristik tertentu untuk meraih tujuan observasi yang diinginkan oleh peneliti.





Purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang menurut pada suatu karakteristik tertentu dalam suatu populasi yang mempunyai korelasi dominan sehingga mampu dipakai untuk mencapai tujuan penelitian. Pengambilan sampel di sini dispesifikasi dengan penyeleksian sampel yang memiliki ciri-ciri untuk menerima hasil yang efektif dari suatu penelitian.





Baca Juga: 90+ Contoh Rumusan Masalah untuk Penelitian, Skripsi, dan Karya Ilmiah





Pengertian Purposive Sampling menurut Ahli





Ada banyak pertimbangan para ahli mengenai definisi teknik purposive sampling. Beberapa pendapat para mahir di antaranya bisa dibaca di bawah ini. 





Dana P. Turner (2020)





Purposive sampling digunakan dikala seorang peneliti ingin menargetkan seorang individu dengan karakteristik minat dalam sebuah penelitian. 





Bernard (2002), Lewis & Sheppard (2006) 





Purposive sampling atau bisa disebut dengan penghakiman sampel yakni sebuah teknik yang disengaja oleh peneliti dari seorang informan menurut mutu yang dimiliki informan. Teknik ini ialah nonrandom teknik yang tidak memerlukan teori atau himpunan yang mendasari jumlah informan.





Notoatmodjo (2010)





Teknik purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas suatu pertimbangan, seperti ciri-ciri atau sifat-sifat suatu populasi. 





Sugiyono (2010)





Purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sumber data dengan penentuan sampel dengan usulantertentu.





Winarno (2013)





Teknik purposive sampling dipakai karena adanya usulantertentu. Sampel yang digunakan atau diambil bukan berdasarkan strata, random (acak), atau daerah, akan namun didasarkan pada sebuah tujuan.





Arikunto (2006)





Teknik purposive sampling ialah teknik mengambil data dengan tidak berdasar acak atau random, melainkan menurut adanya pertimbangan-pendapatuntuk meraih target atau konsentrasi tujuan tertentu.  





Berdasarkan usulan para andal di atas, dapat ditarik selesai bahwa teknik pengambilan sampel ini yakni suatu teknik dalam pengambilan data dari sebuah populasi yang didasarkan dengan adanya sasaran atau tujuan tertentu dalam suatu penelitian. 





Purposive sampling juga sering disebut dengan judgemental sampel yang menghakimi atau terfokus. Dalam penggunaan teknik ini, peneliti menggunakan saat penelitiannya membutuhkan responden yang spesifik dan sesuai dengan keinginannya. Namun, responden dalam teknik purposive sampling belum tentu mewakili populasi penelitian. 





Penelitian-penelitian kualitatif umumnya menerapkan teknik purposive sampling ini. Bisa dibilang bahwa, teknik purposive sampling sangat sempurna digunakan dalam penelitian kualitatif dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Dalam observasi kualitatif yang memakai purposive sampling, hasil yang ditemukan atau sampel lebih baik untuk menghindari adanya generalisasi terhadap populasi dalam observasi. 





Baca Juga: Kerangka Berpikir: Pengertian, Cara Membuat, dan Contoh Lengkap





Tujuan Purposive Sampling





Teknik purposive sampling dalam sebuah observasi memiliki tujuan-tujuan atau target tertentu. Tujuan dari purposive sampling ialah untuk memilah-milah atau untuk memilih suatu sampel dalam penelitian menurut standar yang ditentukan secara khusus oleh peneliti. Sampel-sampel yang diambil oleh seorang peneliti dengan kriteria-standar atau ciri-ciri yang sudah ditentukan sebelumnya.





Teknik pengambilan sampel ini dipakai untuk menyelesaikan atau memecahkan sebuah urusan dalam suatu penelitian. Selain itu, teknik ini dapat menguraikan permasalahan secara lebih terperinci dan memperlihatkan nilai yang representatif. Harapannya, peneliti memakai teknik ini semoga mampu meraih tujuan yang lebih spesifik dan diharapkan peneliti.





Pengambilan sampel dalam teknik pengambilan sampel ini ini menurut evaluasi atau amatan seorang peneliti perihal hal-hal dan ciri-ciri apa saja yang berkaitan dengan penelitiannya untuk dijadikan sampel. Maka dari itu, teknik pengambilan sampel ini menggunakan latar belakang pengetahuan dari sampel untuk mengkalkulasikan menurut populasi yang ada supaya menerima sampel yang cocok dan akurat untuk memenuhi tujuan dari sebuah observasi.





Jenis Purposive Sampling





Setelah mengenali tujuan dari purposive sampling, ada berbagai jenis teknol pengambilan sampel ini yang mesti dipahami. Jenis purposive sampling mampu dibagi berdasarkan jenisnya perkara, di antaranya seperti di bawah ini. 





Sampel Homogen





Jenis sampel pada sampel homogen ini berfokus pada satu golongan tertentu atau golongan yang serupa (homogen). Karakteristik pada sampel ini diseleksi karena mempunyai kesamaan atau ciri-ciri yang serupa. Contohnya yaitu adanya kesamaan budaya, usia, pekerjaan, dan sebagainya. 





Sampel Heterogen (Maksimum)





Jenis sampel pada sampel heterogen ini bergantung atau berkonsentrasi pada penilaian dari peneliti untuk memilih data yang bermacam-macam karakteristiknya (heterogen). Pada sampel ini bertujuan untuk memperbesar banyak pengetahuan mengenai sebuah fenomena yang diteliti. Contohnya saat peneliti ingin mencari tahu pendapat seseorang dan penilaiannya perihal Pemindahan Ibu kota Indonesia.





Kasus Ekstrim (Menyimpang)





Jenis sampel pada masalah ekstrim ini mengambil sampel dari masalah-kasus yang jarang terjadi atau tidak biasa dalam masyarakat. Pada jenis ini, tujuan dari mengkaji masalah ini yaitu semoga dapat mengerti wacana kasus yang lebih terencana berdasarkan masalah-masalah yang menyimpang. Contohnya saat seorang peneliti ingin mengetahui persepsi seseorang mengenai LGBTQ.





Kasus Khusus (Tipikal)





Jenis sampel pada perkara ini yaitu berasal dari perkara wajar dan rata-rata. Pengambilan jenis sampel pada perkara ini ingin mengkaji kasus-kasus yang rata-rata atau lazimdari suatu populasi. Contohnya ialah ketika seorang peneliti ingin mengetahui imbas kurikulum pendidikan pada siswa yang umum-lazimatau rata-rata.





Purposive Sampling Total





Jenis sampel pada masalah ini diambil dari seluruh populasi atau total dari populasi dengan tujuan tertentu yang mempunyai kesamaan. Contohnya yakni peneliti ingin mengetahui perkara dengan pemeriksaan yang relatif kecil.





Kasus Kritis





Jenis sampel pada masalah ini diambil atau berkonsentrasi pada masalah-perkara yang dramatis atau amat penting, sehingga sangat diharapkan dalam penelitian. Contohnya adalah saat seorang peneliti ingin mengetahui sebuah perkara penting untuk mengungkap wawasan atau menerima perspektif dan hasil yang gres.





Purposive Sampel Expert (Ahli)





Jenis sampel pada masalah ini, teknik sampel ini dijalankan saat peneliti membutuhkan spesialis atau expert dalam bidang tertentu yang jarang dimiliki oleh orang lain. Contohnya adalah dikala peneliti ingin mengetahui masalah dalam teknologi informatika, maka peneliti mengambil subjek para mahir di bidang informatika.





Baca Juga: Penelitian Kuantitatif : Pengertian, Tujuan, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya





Langkah-langkah dalam Purposive Sampling





Sebelum melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti mesti menempuh langkah-langkah untuk melanjutkan tahap pengambilan sampel yang memakai teknik pengambilan sampel ini. Langkah-langkahnya selaku berikut.





  • Pertama, seorang peneliti mesti menentukan atau memutuskan tujuan penelitian yang dilakukan
  • Kedua, setelah menentukan tujuan dari suatu observasi, peneliti menentukan persyaratan-patokan yang mendukung tercapainya tujuan observasi. Kriteria-patokan tersebut ditetapkan secara spesifik untuk menghindarkan kebingungan atau hal-hal lazim dalam populasi
  • Ketiga, peneliti memilih populasi yang berdasarkan spesifikasi dari penelitian yang dilaksanakan
  • Keempat, minimal sampel dalam observasi pantas dan menyanggupi persyaratan-patokan yang diperlukan dari observasi. 




Syarat Purposive Sampling





Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan pada penentuan sampel dalam teknik pengambilan sampel ini. Syarat-syarat menentukan sampel pada teknik pengambilan sampel ini mampu dipelajari di bawah ini. 





  • Penentuan karakteristik populasi secara cermat dan teliti dalam penelitian atau anggota populasi yang memenuhi persyaratan diubahsuaikan dengan kebutuhan peneliti
  • Pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri, karakteristik, dan sifat-sifat tertentu yang berdasarkan pokok dalam populasi yang memenuhi tujuan penelitian
  • Memilih sampel berdasarkan individu, kalangan, wilayah melalui usulantertentu berdasarkan latar belakang yang diinginkan peneliti
  • Sampel yang diambil dari subyek benar-benar merupakan termasuk yang mengandung ciri-ciri terbanyak dari populasi atau secara umum dikuasai




Rumus Purposive Sampling





Purposive sampling dalam observasi eksploratori dan kualitatif harus mengamati rumus penghitungan. Di bawah ini adalah rumus yang perlu dipahami dalam teknik pengambilan sampel ini.





  • Pertama, pengambilan sampel pada teknik pengambilan sampel ini memakai sampel yang banyak menjadi semakin baik hasil yang ditemukan
  • Kedua, ukuran banyak dari sampel bergantung pada argumentasi yang digunakan oleh seorang peneliti tersebut, sudahkah sesuai dengan tolok ukur, ciri-ciri, dan sebagainya
  • Ketiga, latar belakang sampel dalam populasi mempunyai karakteristik yang sesuai dengan penelitian




Baca Juga: Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian Menurut Ahli, Jenis-Jenis, dan Karakteristiknya





Contoh Purposive Sampling





Berikut contoh purposive sampling yang bisa Anda jadikan sebagai tumpuan:





Penelitian tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah Koperasi A di Kota Surakarta





Penelitian mengenai dampak mutu pelayanan terhadap kepuasan nasabah koperasi di Kota Surakarta, mampu dilakukan dengan teknik pengambilan sampel ini. Pada penelitian ini, populasinya adalah jumlah nasabah koperasi A di Kota Surakarta tahun 2018, adalah sebanyak 750 orang, terdiri atas 300 orang nasabah simpanan, 400 orang nasabah kredit, dan 75 orang yakni nasabah deposito. 





Kriteria-kriteria yang diamati dalam penelitian tersebut ialah selaku berikut.





  • Nasabah telah menjadi anggota selama 2 tahun
  • Nasabah yang mengisi kuesioner sebanyak 100 orang
  • Nasabah yang mengisi kuesioner, ialah, 25 nasabah simpanan, 70 nasabah kredit, dan 5 nasabah deposito




Berdasarkan populasi di atas, dapat ditarik selesai bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ialah sebanyak 100 orang nasabah tersebut.





Penelitian tentang Kinerja Karyawan di Perusahaan





Penelitian perihal kinerja karyawan di Perusahaan dapat memakai teknik purposive sampling. Kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut.





  • Sampel yaitu seluruh karyawan tetap perusahaan tersebut
  • Sampel mengisi kebutuhan kuesioner dari peneliti
  • Sampel ialah karyawan yang telah 4 tahun melakukan pekerjaan di perusahaan tersebut




Berdasarkan dari patokan-persyaratan di atas, mampu diperoleh sampel selaku berikut.





  • Jumlah karyawan di perusahaan tersebut ialah 159 orang
  • Karyawan yang mengisi kuesioner sebanyak 89 orang
  • Karyawan yang sudah melakukan pekerjaan selama 4 tahun sebanyak 53 orang




Dari kriteria-patokan di atas, mampu diambil simpulan bahwa sampel yang digunakan dalam observasi tersebut yakni 53 orang karyawan. 





Baca Juga: Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap





Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling 





Seperti halnya teknik kebanyakan, purposive sampling juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangannya seperti apa? Pahami hingga final ya!





Kelebihan Purposive Sampling





  • Tujuan observasi gampang tercapai alasannya sampel sesuai dengan yang diperlukan
  • Proses dalam teknik purposive sampling efisien
  • Teknik pengambilan sampel efektif dalam mengeksplorasi situasi bersifat antropologis, sehingga dapat mendapatkan faedah dari pendekatan yang intuitif
  • Satu-satunya teknik yang cocok dengan sumber data primer, sehingga memperlihatkan kontribusi pada observasi yang terbatas data atau populasinya
  • Teknik ini untuk gampang dijalankan para peneliti




Kekurangan Purposive Sampling





  • Jumlah sampel dalam purposive sampling tidak menjamin representasi dari populasi penelitian
  • Tidak mampu digeneralisasi pada selesai yang bersifat statistik
  • Bukan tergolong dari teknik random sampling
  • Tidak terlalu populer dalam studi-studi tertentu, contohnya pada bisnis
  • Kurang mampu dalam menggeneralisasi hasil penelitian
  • Rentan terjadi kesalahan dalam observasi yang berasal dari penilaian peneliti




Jika Anda ingin mengerti bahan ini lebih lanjut, kami memiliki rekomendasi beberapa buku, sebagai berikut:











Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama