Pengertian Hikayat, Ciri-Ciri, Struktur, Dan Contoh Lengkap



Pengertian hikayat diambil dari kata dongeng rakyat. Di Indonesia, sebenarnya ada banyak sekali macam hikayat yang mampu kita dengarkan dan kita baca. Makara pada kesempatan kali ini kita akan mengulas banyak ihwal hikayat. Berikut adalah beberapa pengertian, struktur, komponen dan jenis hikayat. 





Pengertian Hikayat 





Pengertian hikayat mempunyai banyak versi dari para ahli. Maka dari itu, untuk menyaksikan apa saja sih usulan mereka, kita simak pertimbangan dari masing-masing ahli di bawah ini. 





1. Sudjiman 





Pengertian hikayat berdasarkan Sudjiman menyebutkan bahwa hikayat berupa jenis cerita rekaan. Dimana rekaan sering digunakan dalam karya sastra Melayu Lama. Dimana sastra melayu usang menggambarkan wacana kepahlawanan dan keagungan. 





Secara umum, Sudjiman mengartikan bahwa hikayat selaku dongeng rekaan berupa fiksi yang menceritakan wacana kepahlawanan ataupun riwayat kehidupan seseorang. 





2. Pertiwi





Pertiwi menyebutkan bahwa hikayat sejenis dengan folklore. Folklore mampu diketahui selaku cerita yang tidak bergantung pada alasannya-balasan. Hal ini dikarenakan folklore memiliki cara tersendiri untuk merasakan waktu dan daerah secara konkret dan berbeda. 





Pertiwi juga menyebutkan bantu-membantu hikayat memiliki konvensi tersendiri yang memiliki jenis identitas dan karakteristik secara aktual dan berlawanan dibandingkan dengan lazimnya . Hikayat menceritakan realitas kehidupan yang ditulis dalam sebuah karangan atau meriwayatkan. 





Masih menurut pertimbangan Pertiwi, kata hikayat diambil dari bahasa Arab yang  berarti kisah, kisah atau kisah. Bentuk cerita yang disampaikan bisa berbentuk prosa, dari segi motif dongeng, ada yang menonjolkan motif keampuhan ataupun keajaiban. Hikayat yang sering kita dengar ceritanya adalah dongeng tentang kehidupan kerajaan, kekeluargaan dan masih banyak lagi.





3. Hooykass 





Lebih sederhana dan jelas, pengertian hikayat berdasarkan Hooykass ialah dongeng roman yang dihidangkan dalam bahasa melayu. 





Itulah usulan para jago perihal hikayat. Dari ulasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hikayat yaitu karangan yang menceritakan realitas kehidupan para tokoh. Dari segi dongeng, diceritakan memakai bahasa melayu atau prosa. Proses penulisan hikayat ini bersifat subjektif dan imajinatif, alasannya hikayat termasuk karya fiksi. 





Baca Juga: Menulis Buku Non-Fiksi Bagi Seorang Sastrawan? Apa Bisa?





Ciri-Ciri Hikayat





Setelah mengintip pengertian hikayat dari beberapa tokoh di atas, penting juga mengintip ciri-ciri hikayat. Jika merujuk pada usulan para tokoh, memang ada banyak versi. Karena aneka macam versi, berikut rangkuman ciri hikayat yang mampu kita garis bawahi. 





1. Istana Centris





Salah satu ciri dari hikayat memiliki basic cerita yang istana centris. Atau suatu kisah yang menceritakan tentang kepahlawanan, tokoh istana. Dari model ceritanya, seorang penulis hikayat membutuhkan daya imajinasi yang tinggi untuk mampu menciptakannya. 





2. Penggunaan bahasa 





Ciri yang tidak kalah penting yaitu bahasa. Terkait penggunaan ancaman, tentu saja hikayat tidak mirip karya sastra modern mirip sekarang. Makara hikayat ditulis menggunakan bahasa Melayu usang. 





3. Tidak Luas 





Jika diperhatikan, dari sisi dongeng yang disampaikan ternyata hikayat bersifat kaku dan tetap. Tidak seperti novel modern yang lues dan mempunyai alasannya akibat, dan jangkauannya pun mampu luas. 





4. Anonym 





Hikayat lama, biasanya kita dengar dan kit abaca sebab ada estafet cerita dari orangtua kita. orang renta kita menerima dongeng tersebut dari nenek kita. nenek kita menerima kisah tersebut dari orangnya, begitu seterusnya. Dimana dari situ, kita tidak dapat mengetahui bantu-membantu tidak diketahui penulisnya (Anonim). 





Adapun masalah lain, hikayat tersebut dibuat dan si penulis sengaja tidak mencantumkan nama mereka dan membiarkan cerita karangannya menjadi anonoim. Istilah anonym adalah tidak terang siapa yang membuat hikayat tersebut. 





5. Kisah Tertulis Banyak Dibumbui 





Adapun ciri yang lain, diantaranya dongeng tersebut ditulis banyak dibumbu supaya kisah lebih hidup. Tanpa suatu bumbu, cerita (sekalipun kisah tersebut fiktif) tetap butuh bumbu semoga bisa membangun impresi dan emosi pembaca pun tergugah. Mungkin dengan dibumbui, tampakdilebih-lebihkan, selama itu tidak berlebihkan, tidak ada masalah, yang penting cerita tetap terasa natural dan menawan.





6. Hikayat Dapat Mengambil Peristiwa Bersejarah 





Meskipun dari sisi dongeng dapat ditulis secara imajinatif. Ternyata tidak ada salahnya juga kalau menuliskan hikayat ber-rujukan-kan pada insiden sejarah yang pernah terjadi dan pernah tercatat di buku-buku sejarah juga loh. jika masih binggung bentuk hikayat itu mirip apa, mampu spoiler sendiri hikayat sastra usang seperti cerita Hang Tuah, Panji Semirang dan masih banyak lagi. 





7. Kemustahilan 





Ada satu ciri yang entah disadari oleh penikmat atau tidak. Kaprikornus, kisah hikayat yang ditertulis, jika dinalar menggunakan logika sehat dan sisi bahasa sepertinya mustahil (pralogis atau mustahil). Kemustahilan ini terjadi alasannya terjadi kemustahilan yang tidak mampu diterima. 





Seperti kita tahu, salah satu daya tarik hikayat adalah gaya khayalan yang tinggi dan bebas. Sehingga sesuatu hal yang realitanya tidak mungkin, dalam penulisan hikayat boleh dan sah-sah saja. itu sebabnya hikayat juga kisah yang dibentuk dengan dilebih-lebihkan. Inilah keunggulan dari menulis menggunakan kemampuan imajinasi. 





8. Kesaktian 





Ciri hikayat juga dapat dilihat dari penokohan. Jadi dalam memilih penokohan, kita mampu mendapatkan keampuhan yang tidak dimiliki oleh orang biasa pada kehidupan kasatmata. misalnya, si tokoh mampu membelah lautan hanya menggunakan sehelai ujung rambutnya. Manusia mampu mengganti menjadi burung dan masih berbagai. 





9. Arkais 





Barangkali Anda merasa asing dengan ungkapan Arkais? Arkais adalah penggunaan kata atau bahasa pada kurun lampau. Dimana bahasa ini sudah tidak lagi dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini. Misal, menggunakan kata mirip ember, hatta dan upeti yang mana kata-kata tersebut sekarang telah tidak pernah lagi dipakai. 





Itulah beberapa ciri dari hikayat. Dari beberapa ciri di atas, mengambarkan bergotong-royong menulis sebuah hikayat dibutuhkan banyak hal yang perlu diamati. Dengan kata lain, pembuatan hikayat tidak mampu dijalankan asal-asalan.





Baca Juga: Puisi Lama: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya





Struktur Hikayat





Jika tadi kita sudah mempelajari ihwal pemahaman hikayat dan ciri-ciri hikayat, kita masuk ke bagian selanjutnya. Yaitu mengulas struktur hikayat. Ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam membuat hikayat, adalah sebagai berikut. 





1. Abstraksi 





Dalam penulisan karya ilmiah, kita akan menemukan absurd. Nah, pada penulisan hikayat kita juga akan menemukan abstraksi yang ialah inti dari dongeng yang mau dituliskan. Karena konteksnya ialah hikayat, maka bentuk abstraksi berbentukrangkaian-rangkaian insiden dongeng. 





Pada dasarnya, dalam penulisan hikayat, abstraksi bersifat optional. Artinya, abstraksi boleh ditambahkan, dan boleh juga tidak ditambahkan. Kaprikornus, struktur abstraksi ini bergantung dari Anda sebagai penulis Hikayat.





2. Orientasi 





Orientasi salah satu bab teks yang berhubungan dengan beberapa faktor. Mulai dari aspek waktu, daerah dan suasana. Dimana tiga faktor ini akan menghipnotis penulisan hikayat. 





3. Komplikasi 





Sedangkan yang dimaksud komplikasi di sini yaitu urutan peristiwa yang mengaitkan antara alasannya dan akibat. Komplikasi dapat pula diartikan sebagai puncak masalah, hadirnya pertentangan dalam alur hikayat. Konflik inilah yang sesungguhnya mengeluarkan abjad dan tabiat orisinil dari tokoh yang ada di dalam hikayat. 





4. Evaluasi 





Jika bagian konflik telah tertuang secara menyeluruh. Maka wajib menuju ke penyelesaian atau jalan keluar, yang disebut dengan perumpamaan penilaian. 





5. Resolusi 





Resolusi yakni bab yang menawarkan penyelesaian kepada problem yang telah diciptakan oleh penulis. Kehadiran solusi yang disediakan inilah yang akan mengarahkan hikayat pada koda. 





6. Koda 





Istilah koda lebih sempurna dipakai untuk mengartikan pesan dan amanat yang ingin disampaikan oleh si penulis. Setidaknya di bagian koda inilah pembaca mampu mengambil pelajaran atau pesan susila. 





Itulah beberapa struktur hikayat. Ternyata saat kita mengulas pemahaman hikayat, masih ada sub sub cabang yang perlu dipelajari dan digaris bawahi. Nah, jikalau kita telah mengulas wacana struktur hikayat, ada juga unsur hikayat yang mau di paparkan di sub bab dibawah ini. 





Unsur Hikayat 





Ditinjau dari unsur-unsurnya. Hikayat dibagi menjadi komponen intrinsic dan unsur ekstrinsik. Dimana dari masing-masing komponen tersebut memiliki catatannya masing-masing. Apa saja itu? Simak ulasannya sebagai berikut. 





Unsur intrinsik





Unsur intrinsic yaitu unsur hikayat yang mencakup tema, motif, penokohan, plot, sudut pandang dan latar. Dari masing-masing komponen tersebut mempunyai catatan penting, sebagai berikut. 





1. Tema 





Tema hikayat justru sering memakai tema yang sifatnya tradisonal. Tema yang diambil pun juga beragam, ada yang mengambil tema kejahatan yang lalu karena kejahatannya dapat hukumannya. 





2. Latar 





Cakupan latar dalam hikayat mencakup lingkungan dan aspek secara lebih luas, tanpa harus mengesampingkan hidup para tokoh. Menurut Pertiwi, aspek latar juga memperhatikan problem waktu juga loh. 





Contoh latar tempat pada hikayat, mampu mengambil latar hutan, pantai, laut, kerajaan dan masih banyak lagi. Prinspnya, penggunaan latar tidak menggunakan latar yang ada di dunia positif. 





3. Penokohan 





Berbicara perihal penokohan pada hikayat, tetu saja tiap masing-orang tokoh memiliki pendapatnya masing-masing. Salah satunya menurut Robson yang mengungkapkan bahwa penokohan pada kisah rakyat dibuat berdasarkan perspektif perorangan si tokoh, melainkan dibuat secara stereotip. 





Jika dalam karya yang lain, penokohan ada tokoh antagonis, protagonist maka pada hikayat hanya mempunyai satu tokoh protagonis saja. 





Baca Juga: 21 Jenis Novel Berdasarkan Genre, Genre Cerita, Serta Isi dan Tokohnya





4. Alur 





Unsur hikayat yang sebetulnya telah disinggung sebelumnya, sebetulnya alur tidak bekerjasama dengan alasannya adalah balasan. Menurut Rosbon, hal ini disebabkan sebab menggunakan bahas apuitik, motivasi-tidakklah selau diperuntukan bagi gaya ataupun agresi. 





5. Sudut Pandang





Unsur lain ialah sudut pandang. Dari perspektif penulis hikayat, penulis dalam posisi dan kondisi selaku orang yang mengetahui semua yang terjadi dalam sebuah kisah yang dituliskan. Dapat pula diartikan penulis selaku dalang yang mengontrol segala bentuk alur dan cerita di luar dirinya. Sebagai dalang, bebas ingin menjadi tokoh bernasip seperti apa dan kisah akan dibuat mirip apa. 





Itulah beberapa hal penting dalam komponen intrinsik. Jika kita telah mempelajari tentang bagian intrinsik, belum afdol rasanya kalau kita tidak mendalami bagian ekstrinsik juga. 





Unsur ekstrinsik 





Melanjutkan membicarakan dua macam bagian yang dimiliki oleh hikayat. Pada unsur ekstrinsik kita harus menyadari satu hal, bantu-membantu dalam sebuah karya sastra usang daerah memiliki kekhasan unik di masing-masing kawasan. Keunikan inilah yang melahirkan hikayat yang bermacam-macam.





Keberagaman cerita hikayat yang lahir inilah yang sebenarnya selaku replika dari suasana/keadaan pada masyarakat pada masa itu. Entah itu kondisi akhlak istiadat, religi sampai kondisi sosial. Pasalnya, sebuah karya sastra tidak dapat bangkit sendiri, tanpa adanya aspek dampak mirip efek kebudayaan, tradisi, selera penduduk , kejiwaan masyarakat. 





Dengan kata lain, unsur ekstrinsik mampu diartikan sebagai unsur yang menciptakan karya sastra dari luar sastra itu sendiri. tak aneh jikalau untuk mampu melebur dan menyatukan faktor luar dari karya sastra, penulis dituntut memiliki ilmu komplemen. Misalnya ilmu psikologi, ilmu filsafat, ilmu sosiologi atau ilmu lainnya. 





Itulah dua bentuk unsur hikayat yang mampu digaris bawahi. Semoga dengan pembahasan dan ulasan di atas, menunjukkan citra. 





Jenis Hikayat 





Tidak banyak orang yang tahu bahwa jenis hikayat dibagi menjadi dua, yang mau kita intip sebagai berikut. 





1. Hikayat Berdasarkan Isi





Ditinjau menurut isinya, ternyata jenis hikayat mempunyai beberapa isi yang mungkin diantarannya telah pernah Anda dengar. Misalnya jenis cerita rakyat, epos indie, kisah dari jawa, sejarah dan biografi dan terakhir cerita bertingkat. 





2. Hikayat Berdasarkan Asalnya 





Berbeda dengan hikayat menurut asalnya, ternyata juga ada aneka macam asalnya. Ada hikayat melayu orisinil, hikayat pengaruh jawa, hikayat dampak hindu, hikayat arab-persia dan masih banyak lagi. 





Baca Juga: 20 Jenis Buku yang Perlu Diketahui, Lengkap dengan Contohnya





Dari jenis hikayat di atas, kalau kita jelaskan secara detail dan mendalam, tentu saja tidak cukup di ulas dalam satu lembar artikel ini. 





Contoh Hikayat





Jika dari permulaan sampai simpulan kita telah tahu pemahaman hikayat, ciri-ciri struktur, bagian dan jenis hikayat. Maka di bab terakhir ini ada beberapa pola hikayat yang mampu Anda intip. Karena hikayat ini memiliki banyak versi, tetapi dari segi isi, tetap sama. 





Contoh Hikayat Melayu 





  1. Hikayat Hang Tuah, Secara garis besar salah satu dongeng rakyat yang ada bagian-komponen islam di dalamnya. 
  2. Hikayat si Miskin, adalah hikayat yang nilai-nilai keislamananya juga masih sungguh kental. 




Selain dua hikayat di atas, ada juga hikayat Indera Bangsawan dan Malim Demam. Untuk mengetahui secara jelas, Anda mampu spoiler di google. Karena masing-masing hikayat mempunyai panjang dongeng yang cukup panjang, tidak memungkinkan untuk kita tuliskan di postingan ini. 





Contoh Hikayat Jawa 





  1. Hikayat Panji Semirang 
  2. Hikayat Indera Jaya (sebuah hikayat yang pernah diangkat dalam sebuah film yang kita kenal dengan dongeng Angklingdarma). 
  3. Hikayat cekel weneng pati 




Dst. 





Baca Juga: Apa itu Novel? Yuk, Pahami Pengertian Novel Menurut Para Ahli





Contoh Hikayat India 





Hikayat india disebut juga dengan hikayat hindu. Nah, hikayat ini juga cukup populer dan menjadi bahan pembicaraan di Indonesia. Contohnya sebagai berikut. 





  1. Hikayat Sri Rama (sebuah kisah Ramayana yang sampai kini, di Yogyakarta, di panggung Ramyana Prambanan pun masih sering dipertontonkan)
  2. HIkayat Perang Pandhawa (Ini juga hikayat yang cukup disenangi bagi penduduk ). 
  3. Hikayat Bayan Budiman 
  4. Hikayat Sang Boma 




Dst 





Contoh Hikayat Arab-Persia 





Sebagai Negara yang berkiblat pada timur tengah, tak heran bila banyak juga hikayat yang bermunculan. Diantarannya yakni selaku berikut. 





  1. Hikayat amir Hamzah 
  2. Hikayat seribu satu malam 
  3. Hikayat bachtiar 




Dsb 





Itulah beberapa teladan hikayat, bantu-membantu masih ada banyak lagi acuan hikayat yang bisa kita baca dan dapatkan.





Itulah beberapa pembahasan tentang pengertian hikayat, ciri-ciri, struktur , komponen, jenis dan acuan hikayat. Semoga berguna. (Irukawa Elisa)



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama