NESABAMEDIA.COM – Gencatan senjata yang sudah berlangsung selama enam tahun antara Google dengan Microsoft sudah rampung per Juli ini. Kesepakatan itu sebelumnya ditandatangani guna menghindari perang aturan dan penyelidikan oleh badan regulasi, yang bisa diajukan oleh kedua belah pihak. Dengan demikian kedua perusahaan tidak pernah saling mengeluhkan persoalan apapun sejak tahun 2015.
Kini lanskapnya telah berbeda, dengan semakin banyak otoritas di dunia yang berusaha menghalangi kekuatan perusahaan teknologi. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat di dalamnya, masih merupakan tentangan di pasar yang sungguh kompetitif mirip pencarian web, komputasi awan, dan AI.
Tanda dimulainya kembali permusuhan antara Microsoft dan Google telah terendus sejak bulan Februari lalu. Microsoft melalui Brad Smith secara terbuka mendukung undang-undang di Australia yang memaksa Google untuk membayar penerbit isu untuk konten mereka. Microsoft juga mengambil potensi itu untuk menempatkan diri di pasar iklan pencarian.
Kesepakatan antara kedua raksasa teknologi itu seharusnya akan mengembangkan kerja sama teknologi di antara mereka. Kaprikornus Microsoft berharap mendapatkan cara untuk bisa melaksanakan aplikasi Android di Windows, yang kemudian tidak pernah terjadi. Oleh jadinya, Microsoft kemudian menentukan melakukan pekerjaan sama dengan Amazon Appstore untuk mendatangkan aplikasi Android berjalan di Windows 11.
Ketika Microsoft berusaha keras untuk mampu memberikan para marketer saluran yang sama ke mesin telusur dalam kampanye yang mereka lakukan di teknologi Google, pihak Google menjawab bahwa sebetulnya Microsoft tidak sedang berupaya melindungi para konten kreator, namun hanya kepentingan mereka sendiri. Pasalnya, Google dianggap sebagai bahaya besar bagi bisnis komputasi awan Microsoft.
Kemungkinan terulangnya kejadian persaingan keras antar keduanya pada enam tahun yang kemudian, kedua perusahaan mungkin memiliki cara untuk saling membalas satu sama lain. Mesin pencari Google sekarang menerima persaingan sengit dari Bing milik Microsoft. Google sendiri juga cukup kesusahan dengan kebijakan privasi mereka. Kemudian Microsoft yang gres-gres ini memberitahukan kematian Internet Explorer.
Dari beberapa hal itu, kedua perusahaan diyakini telah memiliki amunisi masing-masing yang siap dikeluarkan, tinggal menanti siapa yang lebih dulu akan melaksanakan serangan, pasca komitmen gencatan senjata itu berakhir.
Sumber mesti di isi