Komentari Saham Gorengan, Dahlan Iskan Singgung Soal Short Sell Gamestop





Seperti yang diketahui, pasar modal global tengah ramai terkait investor ritel versus penanam modal “babon” atau hedge fund besar.


Kisruh ini berawal dari fenomena jual beli saham GameStop, perusahaan video game yang tercatat di Wall Street AS, atau New York Stock Exchange (NYSE).


Saham GameStop telah menarik perhatian Wall Street berkat penanam modal ritel yang tergabung dalam grup online WallStreetBeat di Reddit.


Pekan kemudian, saham GameStop naik 400 persen. Sepanjang Januari 2021, perusahaan ritel video game itu telah melambung 1.625 persen.


Salah satu penyebab peningkatan harga saham ini adalah forum penanam modal di media sosial Reddit bernama WallStreetBets yang memiliki 3,9 juta pengikut dan terus menyarankan anggotanya menjaga saham GameStop.


Bagaimana hedge fund tersebut bisa rugi? Kerugian tersebut lantaran saham GameStop terus menguat. Saham GameStop ini ialah salah satu saham yang dimanfaatkan untuk transaksi short selling oleh hedge fund tersebut.


Transaksi short selling merupakan transaksi jual kosong. Ketika investor dan trader meminjam dana untuk memasarkan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi. Harapannya akan membeli saham itu pada ketika harga turun.


Investor ritel yang tergabung dalam WallStreetBeasts pun tidak ingin kalah. Mereka bersatu sehingga mendorong saham GameStop terus naik. Kenaikan harga saham GameStop ini juga tak lepas dari agresi sejumlah tokoh. Pendiri Tesla Elon Musk menggunggah status GameStop, sehingga menciptakan harga saham GameStop naik.


Fenomena GameStop memang menjadi perhatian. Termasuk mantan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.


Eks Direktur Utama PT PLN (Persero) ini pun mengunggah goresan pena dengan judul “Robinhood GameStop“, di blog resminya, Disway.id.


Berikut goresan pena lengkap Dahlan Iskan:


Robinhood GameStop


DUA hari ini bayangan aku ke Jiwasraya dan Asabri. Yang jika digabung kehilangan uang lebih dari Rp 25 triliun. Yang 5 pelakunya telah dijatuhi hukuman seumur hidup. Dan akan diadili lagi untuk yang Asabri. Dengan hukuman yang mestinya sama -atau lebih berat.


Kalau saja di Amerika, sungguh mungkin mereka bisa bebas. Praktik seperti itu sangat biasa. Misalnya yang terjadi hari-hari ini. Yang hebohnya bukan main.


Goreng saham.


Tiba-tiba saja saham GameStop naik hingga 190 kali. Dalam waktu kurang dari satu minggu.


Yang beruntung bisa tiba-tiba 190 kali lebih kaya. Yang buntung sebaliknya. Hanya dalam 4-5 hari itu 5.000 perusahaan bernasib sial. Belum tergolong ribuan pembeli saham individual. Total kerugian mereka diperkirakan mencapai USD 75 miliar. Setara dengan sekitar Rp 1.000 triliun.


Tidak ada yang masuk penjara. Atau belum.


Yang sekarang dipersoalkan justru broker saham online Robinhood. Yang Kamis lalu menghentikan perdagangan saham GameStop di Apps Robinhood. Itu dianggap menghilangkan peluang untuk menutup kerugian.


Kalau perdagangan online itu tidak ditutup mereka mampu terus bertransaksi. Kerugian kemarin-kemarin mampu tertutup lewat transaksi baru -meski juga bisa masuk jurang lebih dalam. Robinhood menuntaskan transaksi online itu karena harga saham GameStop bukan lagi gila-gilaan tetapi telah asing beneran.


Otoritas pasar modal Wall Street pun sudah tidak bisa apa-apa. Wall Street telah menghentikan jual beli itu tanggal 25 Januari. Ketika harga saham GameStop naik secara tidak masuk akal. Tapi sesuai dengan kebebasan pasar, Wall Street mesti membuka lagi. Yang penting Wall Street telah mengingatkan publik -lewat penghentian itu. Selanjutnya terserah publik. Transaksi pun dibuka lagi.


Ilustrasi: Toko GameStop

Ilustrasi: Toko GameStop


Ups… Masih abnormal-gilaan naiknya. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Gila-gilaan lagi. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Terus abnormal-gilaan.


Sampai sembilan kali Wall Street menutup sementara transaksi saham GameStop itu. Tapi karenanya diserahkan ke mekanisme pasar. Terserah. Mau mirip apa.


GameStop itu perusahaan persewaan video game. Alatnya dan permainannya. Sejak game masih berbentukNintendo pada 1980-an. Pusat perusahaan itu di Dallas, Texas. Tapi punya cabang di mana-mana.


Pernah punya cabang hingga 5.000 -tergolong hingga ke Eropa.


Lalu di masa persewaan bisa beralih ke online, GameStop mengalami kemunduran. Mundur terus. Lalu menyatakan bangkrut.


Pemegang saham pun berganti. Ganti pula direksi. Belum sempat maju, sudah sulit lagi. Hampir gulung tikar lagi.


Tiga tahun kemudian GameStop rugi sekitar Rp 100 miliar. Lalu pada 2019 rugi lagi ratusan miliar rupiah. Tahun 2020, di saat pandemi, lebih sukar lagi. Beberapa cabang persewaan itu sering digerebek polisi. Dianggap melanggar protokol kesehatan Kerugian pada 2020 meraih lebih Rp 1 triliun. Hampir saja direksi dan pemegang sahamnya mengalah. Untuk ketiga kalinya.


GameStop adalah perusahaan publik -40 persen sahamnya dimasukkan pasar modal. Dengan keadaan perusahaan mirip itu harga sahamnya merosot terus. Pernah tinggal 2 dolar/lembar. Rupanya murahnya harga saham GameStop dikenali para pemain saham. Mereka pun siap memborongnya.


Dengan jumlah yang telah mereka hitung. Yang mampu memengaruhi harga saham di Wall Street. Mereka menggoreng saham itu.


Pelakunya ialah paguyuban pemakai akun Reddit. Anda lebih tahu Reddit dari aku.


Yang bekerjsama ”cuma” perusahaan media umum berkonsep lembaga diskusi dan news aggregation. Di dalam Reddit ada lembaga berjulukan r/wallstreetbets. Yakni mereka yang ingin bermain saham melalui Reddit. Mereka yang di akun itulah yang menghimpun dana membentuk suasana short squeeze di pasar modal.


Itu belum usang. Baru tanggal 22 Januari kemarin. Keesokan harinya harga saham GameStop mulai naik. Tiba-datang menjadi 19,94 dolar. Beberapa hari kemudian sudah naik lagi sampai 39,12 dolar.


Mulailah orang yang di luar Reddit ikut tergiur. Begitu drastis kenaikannya. Banyak perusahaan ikut menitikkan air liur. Terjun pula. Demikian juga perorangan. Wall Street telah menghentikan jual beli itu. Dengan maksud untuk mengingatkan publik: peningkatan harga itu bukan alasannya adalah mendasar perusahaan yang baik. Itu semata peningkatan sebab dilema teknis -kata lain untuk permainan.


Pasar modal sudah memenuhi kewajibannya: menyetop perdagangan saham tidak masuk akal itu. Tapi lalu, sesuai dengan peraturan, mesti membukanya kembali.


Publik ternyata tidak peduli. Apalagi, hari itu, ada postingan misterius dari orang terkaya di dunia sekarang ini: Elon Musk, pemilik Tesla. Postingan Elon Musk itu hanya satu kata. Tapi menggemparkan. Dan membuat harga saham GameStop eksklusif moroket lagi. Postingan itu bunyinya hanya begini: “GameStop!”.


Hanya Elon Musk yang tahu apa makna postingannya itu. Tapi terkesima. Dan menubruk saham GameStop secara lebih liar.


Harga pun menjadi 347,51 dolar. Tidak masuk akal. Bahkan pada jam tertentu sempat melebihi angka 450 dolar.


Sebetulnya itu baik-baik saja. Kalau duit yang dipakai berbelanja saham itu duit beneran. Dari tabungan atau duit lebih. Tapi yang digunakan membeli saham itu ialah saham pertolongan. Dengan impian begitu harga naik sedikit, saham itu secepatnya dijual. Untuk mengembalikan pinjaman.


Sambil mengambil labanya. Itulah praktik yang disebut short selling.


Ilustrasi: Harga Saham

Ilustrasi: Harga Saham


Kaprikornus untuk membeli saham itu mereka tidak mesti punya duit. Mereka cuma perlu punya otak dan nyali.


Begitulah, hasilnya mirip ponzi. Harga saham terus naik -karena kian banyak yang berkepentingan agar harga itu terus naik.


Banyak sekali perusahaan yang terjepit dalam situasi seperti itu. Yakni perusahaan keuangan yang mengkhususkan diri pada bisnis hedging – lindung nilai. Transaksi itu umumnya di-hedging-kan.


Sampailah pada hari Kamis kemudian. Ketika broker saham online Robinhood menghentikan Apps transaksi saham GameStop-nya. Dunia mirip berhenti berputar. Yang datang-datang pusing ribuan jumlahnya. Yang dalam posisi rugi itu tadi: hingga Rp 1.000 triliun.


Rugi Rp 1000 triliun bukan sekali ini. Juga bukan yang paling besar. Dan ke depan pun masih akan terus ada.


Ada segi baiknya: untuk sementara mereka melalaikan derita Covid-19.


Bahkan Republik dan Demokrat tiba-datang bersatu. Khususnya antara Ted Cruz -Republik-Texas- dengan Alexandria Ocasio-Cartez -Demokrat New York. Keduanya telah lebih seminggu ini perang verbal. “Nyawa aku nyaris saja hilang,” ujar Alexandria. Maksudnya, dikala gedung Capitol diduduki penunjang Donald Trump 6 Januari kemudian Alexandria termasuk salah satu yang mau dibunuh.


Ted Cruz dianggap mendukung gerakan menduduki Capitol itu. Maka Alexandria minta agar Cruz mengundurkan diri dari DPR.


Akibat GameStop ini keduanya kompak: sama-sama mengecam Robinhood. Sama-sama akan memperkarakan Robinhood.


Penghentian perdagangan saham di Apps Robinhood itu dianggap melanggar. Anti pasar. Dan menciptakan ribuan orang rugi Rp 1.000 triliun.


Di titik ini saya tetap mencemaskan kepiawaian BUMN untuk ikut bermain di pasar modal. Bukan natural mereka untuk ikut bermain. Hebatnya, insiden goreng saham GameStop ini juga sama dengan insiden di Jiwasraya: dilakukan di saat-dikala pergantian presiden. (Dahlan Iskan)







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama