Klausa: Pemahaman, Ciri-Ciri, Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Teladan Lengkapnya



Supaya mendapatkan goresan pena yang manis dan mudah diketahui pembaca, kita perlu memahami struktur penyusunan paragraf yang baik. Apalagi Klausa adalah  materi paling penting dalam Bahasa Indonesia.  Ya, ada banyak ragam penyusunan kalimat, salah satau yang sering kita temui yaitu klausa. Kalimat dan klausa bahu-membahu hampir sama, keduanya sama-sama bermaksud untuk mengisi paragraf. 





Oleh karena itu pada  potensi kali ini akan dibahas perihal  klausa yang meliputi pengertian klausa, lalu ciri – ciri klausa, jenisnya klausa, dan teladan klausa, pribadi saja kita simak penjelasan berikut ini. Yuk baca postingan ini hingga habis!





Pengertian Klausa Menurut Beberapa Ahli





Klausa yaitu  penggabungan kata yang terdiri atas  subjek dan predikat. Klausa biasanya dilengkapi dengan  memakai objek, embel-embel, dan informasi. Sehingga, bisa  ditarik kesimpulannya bahwa klausa lebih lengkap ketimbang frasa. Akan namun , klausa belum menjadi sebuah kalimat alasannya adalah  tidak memiliki  intonasi tamat.





Menurut para hebat, Klausa juga dapat diartikan selaku berikut: 





Rusmaji





Menurut Rusmaji, Klausa merupakan Unsur Kalimat, Sebab Sebagian Besar Kalimat itu Terdiri Dari Dua Unsur Klausa.





Ramlan





Sementara menurut Ramlan, klausa ini merupakan komponen inti klausa yakni S Juga P. Namun demikian, S disini Juga sering dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas yaitu sebagai balasan dari penggabungan klausa dan juga kalimat tanggapan.





H. Alwi





Menurut H. Alwi, klausa ialah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan mengandung bagian predikasi.





Chaer





Menurutnya  Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, jika dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).





Arifin





Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa adonan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau adonan kata itu memiliki peluang menjadi kalimat.





Baca Juga: Penggunaan Kata Di Yang Benar





Ciri-Ciri Klausa





Berikut ini yaitu ciri-ciri yang mampu membedakannya dengan frasa :





  • Memiliki satu jenis predikat
  • Tidak memiliki intonasi akhir
  • Jika ditambah dengan intonasi tamat maka akan menjadi sebuah kalimat
  • Klausa termasuk dalam bab dari kalimat plural
  • Memiliki subjek secara tertulis atau tidak secara tertulis




Unsur – Unsur Klausa





Secara umum, klausa itu sendiri mampu dibedakan menjadi 2 yaitu unsur inti dan tidak inti.





  • Unsur inti klausa yaitu subjek (S) dan predikat (P)
  • Unsur yang bukan inti klausa yaitu objek (O), suplemen (Pel), keterangan (K).




Jenis-Jenis Klausa





Pengertian klausa mampu diklasifikasikan menurut fungsi, struktur, kelengkapan unsurnya, dan kata negatifnya. Di bawah akan dijelaskan lebih rinci lagi. 





Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya





Berdasarkan strukturnya Klausa dibagi menjadi dua jenis, ialah klausa bebas dan klausa terikat. 





Klausa bebas





Klausa bebas ialah klausa yang memiliki unsur-unsur yang lengkap sehingga memiliki kemungkinan untuk menjadi kalimat utama, adalah kalimat yang mempunyai subjek dan predikat. Klausa jenis ini mampu bangun sendiri dan tidak menggunakan konjungsi. Contoh:





  • Ayah bekerja
  • Kakak menyapu
  • Nia menyanyi
  • Arjuna bermain
  • Nenek Kasimah menjahit
  • Paman mendayung, Presiden berpidato
  • Bu Guru mengajar, Gadis berjalan
  • Mobil melaju
  • Pesawat melayang mengudara
  • Balon terbang




Klausa Terikat





Klausa terikat disebut juga sebagai anak kalimat. Klausa terikat tidak memiliki kemungkinan menjadi sebuah kalimat alasannya acap kali tidak memiliki subjek maupun predikat. Klausa ini dapat ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi dalam kalimatnya. 





Contoh:





  • Ayah pulang tadi siang
  • Ibu pergi ke pasar
  • Tokonya berada diantara dua rumah
  • Kami berangkat menuju hotel dengan kendaraan beroda empat
  • Kakak Bila membujuk dengan permen semoga Juna berguru
  • Kami telah berangkat sejak kemarin
  • Arjuna menangis ketika Bunda tidur




Jenis Klausa Berdasarkan Fungsinya 





Sementara menurut fungsinya, klausa dibagi menjadi lima macam, ialah fungsi pengisi subjek, fungsi sebagai predikat, fungsi sebagai objek, fungsi selaku pemanis, dan fungsi sebagai keterangan. 





Unsur Pengisi Fungsi Subjek





Dalam bahasa Indonesia, bagian pengisi subjek lazimnya adalah kata/frasa benda. Tetapi mampu juga diisi oleh kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan. Pada klausa ini, subjek menjadi suatu frasa nominal. Kedudukan akan subjek mendahului predikat.





Contoh:
1. Saya (S) belum mengerti (P) penjelasan guru (O) (Subjek kata benda)
2. Pengusaha kayu lapis itu (S) sudah ditangkap (P) polisi (O) (Subjek frasa benda)





Unsur Pengisi Fungsi Predikat





Fungsi predikat dapat diisi dengan kategori kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata bilangan. 





Contoh:
1. Rapat pengurus koperasi (S) diadakan (P) bulan depan (Ket.)
2. Anak Pak Lurah (S) hanya satu (P)
3. Calon menantuku (S) seorang penulis (P)





Baca Juga: Kata Kerja: Macam-Macam dan Contoh Penggunaannya





 Unsur Pengisi Fungsi Objek





Unsur pengisi fungsi objek yakni kata/frasa benda. Jenis pengisi klausa fungsi objek berbentukfrasa nominal dan  melengkapi verba transitif. Terdapat  2 macam objek, yakni  objek langsung dan  tidak pribadi.





Objek pribadi merupakan  objek yang dikenali perbuatannya dengan eksklusif pada predikat ekspresi. Sementara itu  objek tidak eksklusif merupakan objek selaku penerima perbuatan di dalam predikat lisan. 





Contohnya sebagai berikut:
1. Indonesia (S) mengalami (P) krisis moneter (O) bertahun-tahun silam (Ket.)
2. Rendra (S) mengarang (P) puisi (O)





Unsur Pengisi Fungsi Pelengkap





Klausa pelengkap berwujud nomina, adjektiva, atau frasa adjektiva pada predikat ekspresi, serta frasa nominal. Biasanya pelengkap ini sering di salah artikan dengan menjadi objek. 





Perhatikan acuan di bawah ini:
1. Bibi aku (P) berjualan (P) sayur (Pel.) di pasar (Ket.)
2. Anak Pak Haryono (S) bertambah (P) satu (Pel.)
3. Semua siswa kelas enam (S) sedang belajar (P) berenang (Pel.)





Unsur Pengisi Fungsi Keterangan





Unsur pengisi informasi mampu berupa: kata keterangan, frasa depan, dan frasa benda. Keterangan fungsinya  yaitu untuk memperluas serta menghalangi makna subjek ataupun  predikat. 





Terdapat  sejumlah jenis informasi, seperti informasi sebab, keterangan cara, keterangan alat, keterangan tempat, informasi waktu, serta informasi subjek, dan yang lain-lain.





Contohnya sebagai berikut:
1. Cepat-cepat (Ket.) penjabret itu (S) menghilang (P) dari kerumunan orang (Ket.)
2. Kemarin (Ket.) rombongan presiden (S) datang (P) di Baghdad (Ket.)
3. Daniel Sihite (S) menulis (P) dengan tangan kiri (Ket.)





Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya 





Jenis klausa berdasarkan kelengkapan unsurnya dibagai menjadi dua macam, yaitu klausa lengkap dan tidak lengkap. 





Klausa Lengkap





Klausa lengkap mampu dilihat dari kelengkapan suatu bagian Subjek (S) dan Predikat (P).  Jika subjeknya di permulaan disebut Klausa Lengkap Susun biasa, jika Subjeknya berada di belakang Predikat maka disebut Klausa Lengkap Susun Balik (Inversi).





Contoh Klausa Lengkap





  • Kami sedang melakukan pekerjaan (Kami = subjek, sedang bekerja = predikat)
  • Ibu memasak (Ibu = subjek, memasak = predikat)
  • Andi sekolah hari ini (Andi = subjek, sekolah = predikat, hari ini = keterangan)




Klausa Tidak Lengkap





Berkebalikan dengan klausa lengkap, klausa tidak lengkap mampu diperhatikan dengan ketidaklengkapan unsur yang menyusunnya. Alias klausa ini hanya terdiri dari  unsur predikat tanpa subjek.  





Contoh Klausa Tak Lengkap





  • Terpaksa berhenti dari pekerjaannya 
  • Sudah pergi dari tadi siang
  • Sedang menciptakan kue




Baca Juga: Kata Majemuk: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Lengkapnya





Jenis Klausa Berdasarkan Kata Negatifnya 





Berdasarkan kata negatifnya, jenis klausa dibagi menjadi dua macam. 





Klausa Negatif





Klausa negatif yakni klausa yang punya kata negatif seperti “tidak”,”bukan”,”jangan”, jadi predikatnya itu bersifat negatif.





Contoh:





  • Ibu belum pergi (Ibu = subjek, belum pergi = predikat)
  • Bukan aku yang melakukannya (aku = subjek, yang melaksanakan = predikat)
  • Karyawan belum mendapatkan honor bulan ini (karyawan belum mendapatkan = klausa negatif, karyawan = subjek, belum = predikat dan kata negatif). 
  • Kamu jangan mengganggu di yang sedang tertidur pulas! (kau jangan mengganggu = klausa negatif, kamu = subjek, jangan = predikat dan kata negatif). 
  • Mobil tidak dipakai oleh paman (kendaraan beroda empat tidak digunakan = klausa negatif, mobil = subjek, tidak = predikat dan kata negatif).




Klausa Positif





Klausa konkret adalah klausa yang tidak mempunyai kata negatif sehingga predikatnya bersifat positif.





Saya sukses melakukannya (saya = subjek, sukses melakukannya = predikat)





Kami telah menjadi anggota (kami = subjek, menjadi anggota = predikat)





Jenis Klausa Berdasarkan Unsur Yang Menjadi Predikat 





Berdasarkan bagian yang menjadi predikat, klausa dibagi menjadi empat macam. Berikut selengkapnya. 





Klausa Verbal 





Klausa Verbal ialah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja. Makara klausa verbal mempunyai predikat yang berupa kata kerja.





Contoh:





  • Petani menjalankan sawahnya dengan rajin (petani = subjek, melakukan sawahnya = predikat, dengan tekun = informasi)
  • Dengan rajin, bapak guru mengusut karangan murid (dengan tekun = informasi, bapak guru = subjek, mengusut karangan murid = predikat)
  • Mereka memancing di sungai (mereka = subjek, memancing = predikat, di sungai = informasi)
  • Kita  menyanyi  Bersama (kita = subjek, menyanyi = predikat, Bersama = informasi)




Sementara  menurut struktur internalnya, klausa mulut mampu dibedakan menjadi dua, yakni klausa transitif  dan  klausa intransitive. 





Klausa Transitif




Klausa transitif yaitu klausa yang mengandung kata kerja transitif, ialah kata kerja yang menginginkan datangnya objek.  Klausa transitif  yaitu klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memiliki kapasitas memiliki satu atau lebih objek.





Contoh:





  • Rudi mengagumi Yuli (Rudi = subjek, mengagumi Yuli = predikat)
  • Ayah membelikan adik sepatu roda (Ayah = subjek, membelikan adik sepatu roda = predikat)




Klausa verba transtif terdiri atas beberapa macam, dimana jenis-jenis klausa tersebut antara lain:





  1. Klausa Verba Transitif Aktif: ialah klausa verba yang subjeknya aktif sebagai pelaku, dan predikatnya dibubuhi dengan imbuhan me-, me-i, atau me-kan.




Contoh:





  • Dia menjilati es krim itu (subjek: beliau, predikat: menjilati, objek: es krim itu)
  • Dia mengajukan surat lamaran kerja (subjek: beliau, predikat: mengajukan, objek: surat lamaran)




  1. Klausa Verba Transitif Pasif: ialah klausa verba yang subjeknya menjadi penderita dan predikatnya diberi imbuhan di-, ter-, atau ber-an. Selain diberi imbuhan, klausa ini juga mampu diawali dengan kata kena di permulaan predikatnya.




Contoh: 





  • Dia ditipu orang itu (subjek: ia, predikat: ditipu, objek: orang itu)
  • Dia ditahan polisi (subjek: ia, predikat: ditahan, objek: polisi)
  • Dia kena tipu seseorang (subjek: dia, predikat: kena tipu, objek: seseorang)




  1. Klausa Verba Transitif Medial: ialah klausa yang subjeknya berperan selaku pelaku sekaligus korban.




Contoh:





  • Dia merenungi nasibnya sendiri (subjek yang berperan selaku pelaku sekaligus korban: beliau)
  • Aku menyalahkan diriku sendiri (subjek yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban: saya)
  • Kami menertawakan kebodohan kami (subjek yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban: kami)




Baca Juga: Perbedaan Singkatan dan Akronim: Penjelasan dan Contoh Lengkap





  1. Klausa Verb Transitif Resiprokal atau Reflektif: merupakan klausa yang predikatnya pertanda adanya kekerabatan saling membalas antara subjek dan predikat). 




Contoh: 





a) Aku bersalam-salaman dengan beliau tadi pagi





  • Predikat yang menyatakan kekerabatan saling balas antara subjek dan objek: bersalam-salaman.
  • Subjek dan objek: aku, beliau.




b) Mereka saling ejek dengan warga kampung sebelah





  • Predikat yang menyatakan hubungan saling balas antara subjek dan objek: saling ejek.
  • Subjek dan objek: mereka, warga kampung sebelah




Klausa Nominal





Klausa nominal merupakan  klausa dimana predikatnya termasuk kata benda ataupun  frasa nomina. Struktur utama klausa ini sendiri sama mirip klausa yang lain yakni terdiri atas subjek dan juga predikat.

Contoh:





  • Staf mahir bidang meteorologi (staf ahli = subjek, bidang meteorologi = predikat). 
  • Pak Wawan seorang satpam (Pak Wawan = subjek, seorang satpam = predikat). 
  • Berita dari media daring (berita = subjek, bidang media daring = predikat). 
  • Mobil gres abang Nodi (kendaraan beroda empat baru = subjek, abang Nodi = predikat). 
  • Boneka koleksi Tika (boneka = subjek, koleksi Tika = predikat). 
  • Bapak Ridwan Kamil seorang Gubernur (Bapak Ridwan Kamil = subjek, seorang gubernur = predikat). 
  • Pak Andi seorang arsitektur (Pak Andi = subjek, seorang arsitektur = predikat).




Klausa Adjektiva 





Dalam jenis klausa adjectiva ini, predikat berkedudukan selaku kata keadaan. Penyusunan klausa adjektival secara umum berisikan subjek yang berkategorikan nomina dan predikat yang berkategorikan adjektif.





Contoh: 





  • Harga baju itu begitu mahal. (Harga baju itu = kata benda, sangat tidak murah = kata sifat)
  • Anak itu pintar sekali. (Anak itu = kata benda, cerdas sekali = kata sifat)
  • Hawa pagi ini masbodoh sekali (Hawa pagi ini = kata benda, acuh taacuh sekali = kata sifat)
  • Bunga itu harum sekali (Bunga itu = kata benda, harus sekali = kata sifat)
  • Budi lebih tinggi dari Andi (Budi = kata benda, lebih tinggi = kata sifat). 
  • Bapak lebih tua dari Ibu (bapak = kata benda, lebih tua = kata sifat). 
  • Adik lebih muda dari kakak (adik = kata benda, lebih muda = kata sifat).




Baca Juga: 12 Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar dalam Buku / Karya Ilmiah





Klausa Preporsisional





Klausa preposisional adalah dikala suatu kalimat predikatnya berupa preposisi atau kata depan. Seperti di, ke, dari, maupun sejenisnya. 





Cara penulisannya pun berbeda-beda, tergantung bagaimana konteks kalimat. Mengingat kata depan (di, ke, dari) apabila menyatakan tempat maka mesti dipisah dengan kata di belakangnya. Sebaliknya untuk kata sambung yang berarti kata sifat/informasi tidak butuhdisambung.





Contoh: 





  • Ibu di kamar (benar) 
  • Ibu dikamar (salah)
  • Ayah pergi ke kantor (benar)
  • Ayah pergi kekantor (salah)




Contoh Klausa Preporsisional





  • David dari stadion (David = subjek, dari = predikat dan kata depan, stadion = objek) 
  • Panji dari losmen (Panji = subjek, dari = predikat dan kata depan, losmen = objek)




Sekian ulasan lengkap seputar klausa, apakah kau telah paham? Semoga bermanfaat ya!



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama