Mungkin sebagian besar orang yang bergerak dibidang akademisi sudah tidak aneh lagi ihwal pemahaman jurnal. Jurnal ilmiah atau jurnal akademik ialah publikasi periodik yang berisi sejumlah postingan yang diterbitkan secara terencana pada interval tertentu; umumnya bulanan atau 1/4 tahun dan dalam beberapa masalah ada yang terbit tahunan. Ada berbagai jenis jurnal yang dibuat dan dipublikasikan di dunia jurnal. Jurnal dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yakni jurnal perihal Professional or Trade Journals, Popular Journals, dan Scholarly Journals.
Professional or Trade Journals ialah jurnal yang ditargetkan pada profesi atau industri tertentu dan mungkin berisi terkini, pertimbangan , saran praktik produk baru dan ulasan untuk menginformasikan para pembaca perihal insiden dalam industri atau profesi. Artikel mungkin peer-review dan mungkin termasuk kutipan. Beberapa pola ialah: The Bookseller, MediaWeek, dan Advertising Age.
Popular Journals, berisi info, kisah fitur dan pertimbangan dan pecahan editorial yang menginformasikan dan menghibur pembacanya. Artikel tidak peer-review dan umumnya ditulis dalam bahasa yang mudah dikenali. Mereka berisi banyak iklan, ilustrasi dan foto-foto glossy. Kutipan dan bibliografi yang tidak biasa . Beberapa teladan jurnal populer adalah Time, Vogue, Economist, People Magazine, etc.
Scholarly Journals, juga dikenal selaku jurnal wasit, peer-review jurnal atau jurnal akademik yakni majalah yang berisi sejumlah artikel yang diterbitkan secara terencana pada interval tertentu. Tujuan utama mereka ialah untuk mengembangkan wawasan dan penelitian temuan gres. Mereka juga mungkin berisi ulasan dan kritik studi dan temuan.
Database Jurnal
Jurnal yang sudah dibuat dari aneka macam macam penelitian, nantinya dikumpulkan ke banyak sekali macam pusat data. Keberadaan sentra data sangat penting sebagai alat untuk melihat tingkat perkembangan observasi yang kita minati : apakah sudah banyak peneliti yang melakukannya atau tidak? apakah observasi kita ini terbarukan atau tidak? dan apakah observasi kita menunjukkan imbas yang besar bagi ilmu wawasan atau tidak. Dengan adanya pusat data tersebut, maka peneliti dapat memilih dimana semestinya beliau menerbitkan postingan ilmiahnya.
Ada beragam macam database yang mampu dipakai. Database / pusat data postingan ilmiah yang meliputi : Scopus, WOS, Ebsco, ProQuest, SpringerLink, Wiley, Web of Science, Doaj, Doab, dll. Sederhananya, scopus dan sentra data yang lain merupakan mesin telusur postingan ilmiah dan jurnal. Dari bermacam-macam macam databese, Scopus banyak disukai dosen untuk mempublikasikan jurnal. Lantas bahwasanya apa itu Scopus?
SCOPUS
Berbicara tentang jurnal akademik, beberapa penulis/dosen acap kali mengejar di jurnal / prosiding yang terindeks Scopus. Bagi orang awam sesungguhnya apa sih scopus?
Scopus merupakan salah satu database (pusat data) sutasi atau literatur ilmiah yang dimiliki oleh penerbit terkemuka dunia, Elsvier. Scopus mulai diperkenalkan ke masyarakat luas pada tahun 2004. Scopus biasanya berkompetisi ketat dengan Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters yang juga menjadi pusat data terbesar di dunia. Wajar saja, karena WOS lebih dahulu terbit dibandingkan dengan Scopus. Namun kenyataan di lapangan, Scopus lebih banyak disukai dan menawarkan lebih banyak jurnal (20% lebih banyak) jikalau daripada WOS. Selain scopus, data base lain yang memiliki jangkau data banyak ialah Sciencedirect. Fyi, Sciencedirect juga diterbitkan oleh Elsevier. Kedua database ini berfokus pada 4 bidang ilmiah yaitu sains fisik dan teknik, ilmu hayati, ilmu kesehatan dan ilmu sosial humaniora.
Meski begitu, Scopus tetap memiliki cakupan jurnal yang lebih banyak dibandingan dengan sciencedirect. Sementara sciencedirect hanya berisi data wacana postingan dalam jurnal-jurnal terbitan elsebier. Selain memperlihatkan karya ilmiah, scopus juga menyajikan data hak paten aneka macam observasi di dunia.
Scopus juga menawarkan layanan untuk menganggap apakah sebuah jurnal memiliki efek yang signifikan atau tidak. Tingkat pengaruh ini dicantumkan sebagai Simago Journal Rank (SJR). SJR mengukur sejauh mana dampak saintifik rata-rata postingan dalam jurnal. Cara pengukuran tingkat efek pada SJR pada prinsipnya sama dengan perhitungan Impact Factor (IF) yang dikeluarkan oleh Thomson Reuters. IF yaitu rata-rata artikel pada sebuah jurnal disitasi pada era 2 tahun. Dari banyak keuntungan dan disenangi banyak orang, tak heran jika banyak juga penulis yang alhasil berlomba-lomba agar jurnal terindeks scopus.
Bagaimana Supaya artikel Jurnal Bisa Masuk ke Scopus?
Ketatnya persaingan supaya mampu mendapatan lesensi dari scopus membuat dosen atau penulis jurnal mesti benar-banar memperhatikan detail penelitian yang ditulis. Berikut ini beberapa tutorial menulis jurnal semoga masuk ke scopus.
1. Ketahui Pangsa Pasar
Sebelum Anda menulis jurnal sebaiknya Anda pikirkan dulu untuk siapa dan tujuannya apa. Dari sana Anda akan mendapatkan target pasar jurnal yang sempurna. Sederhananya cara ini dapat memilih sasaran pasar, terhadap siapa jurnal tersebut Anda tujukan. Penting untuk Anda ketahui terkait minat pembaca, ketahui apa-apa yang paling digemari oleh kebanyakan pembaca dan dikala Anda menulis – camkan kandidat pembacanya.
2. Manuscript Jurnal yang Bagus
Langkah selanjutnya, Anda perlu menciptakan manuscript jurnal yang mudah diketahui. Pembuatan manuscript jurnal yang bagus akan membuat lebih mudah pembaca dalam mengetahui isinya. Perlu Anda cermati dua hal penting biar pengerjaan manuscript dapat maksimal ialah konten dan penyajian.
Konten jurnal yang Anda buat perlu dipikirkan mengenai kemanfaatannya di masyarakat secara umum. Jika telah memiliki kemanfaatan yang tinggi, tuliskan dalam bentuk narasi yang sebagus mungkin. Supaya paper atau jurnal Anda mudah dipahami oleh pembaca, sampaikan informasi melalui goresan pena secara jelas dan dapat diterima oleh logika sehat. Dengan begitu, jurnal Anda akan dicari dan mampu direkomendasikan di scopus.
3. Banyak Latihan Menulis Jurnal
Perlu dimengerti bahwa menulis jurnal tidak mirip menulis postingan lazimatau buku harian. Menulis jurnal membutuhkan keahlian menulis yang baik, setidaknya Anda bisa menentukan kata yang pas, tidak bertele-tele, dan yang paling penting gampang diketahui. Seperti yang dikenali, menulis bukanlah sebuah talenta, tetapi lebih mengarah ke kesanggupan. Makara tak ada alasan untuk menyampaikan tidak bisa menulis jurnal. Semua mampu, asalkan tekad untuk belajar.
Kemampuan dalam penulisan akan semakin terasah kalau frekuensi penulisan semakin tinggi. Makara tidak ada argumentasi ‘Bosan’ dalam menulis jurnal ilmiah ini. Menulis memerlukan kemampuan yang selalu terasah.
Apabila Anda sudah terbiasa dalam menulis jurnal maka akan kian banyak paper Anda yang diterima di jurnal bereputasi. Selain itu, peluang menerima wangsit-pandangan baru dalam menulis juga kian terbuka.
4. Buat Tulisan yang Paling Mudah
Jurnal yang dipublikasikan di jurnal Internasional tidak melulu terkait tentang sains, teknologi canggih termutahir saja kok. Anda juga bisa menulis jurnal yang berhubungan perihal inovasi-inovasi dalam aplikasi teknologi lama. Namun perlu Anda pahami bahwa yang memiliki kesempatan tertinggi untuk published yaitu yang pertama menulis perihal sesuatu. Tapi kalau Anda masih tahap permulaan menulis jurnal dan belum mendapatkan gagasan yang sesuai, tak masalah jika Anda membicarakan penemuan-penemuan dalam aplikasi teknologi lama.
5. Buatlah Pembaca Tertarik dengan Jurnal Anda
Membuat terpesona pembaca jurnal yakni hal yang penting, apalagi jikalau Anda ingin jurnal masuk ke dalam scopus. Pembaca jurnal yaitu koreksi terbaik untuk jurnal Anda, alasannya adalah tidak ada yang membaca jurnal Anda lebih seksama dari pembaca.
Akan lebih mempesona lagi kalau jurnal yang Anda buat menggunakan rujukan dari hasil observasi pembaca. Boleh kok dijalankan, asalkan benar-benar mendukung paper yang Anda buat tadi.
6. Sejauh Mungkin Hindari Plagiarimse
Poin yang mesti sungguh-sangat diperhatikan. Apapun karya ilmiah yang Anda tulis, jangan sampai hasil plagiat alias copy-paste. Ibaratnya, sebaik apapun karya ilmiah yang Anda tulis, bila hasil dari copy/paste karya orang lain pasti tidak akan mendapatkan apresiasi dari khalayak umum. Bahkan Anda masih dianggap plagiat bila copy/paste dari hasil karya Anda sendiri yang sudah publish. Maka dari itu, sebisa mungkin hindarilah tindakan yang merendahkan diri sendiri ini, ya!
Itulah ulasan tentang jurnal dan bagaimana jurnal Anda bisa dilisensi oleh scopus. Jika masih merasa belum puas, Anda pun mampu melaksanakan kajian dan mencari sumber pemikiran lainnya. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda mampu eksklusif Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda ingin mengenali lebih banyak wacana buku latih, Anda dapat melihat postingan-postingan kami berikut:
- Syarat Jurnal yang Baik Untuk Referensi Buku Ajar
- Cara Menerbitkan Buku Ajar di Penerbit Buku Pendidikan
- Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Alur KTSP
- Bagaimana Cara Membuat Buku Ajar yang Dicintai Mahasiswa?
- Empat Fungsi Ilustrasi dalam Teknik Menulis Buku Ajar
Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tetapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Sumber harus di isi