Pasar cryptocurrency anjlok sesudah miliarder Elon Musk dan salah satu pendiri Ethereum Vitalik Buterin menciptakan kejutan. Penurunan tajam dipicu oleh Buterin, miliarder crypto termuda di dunia, datang-tiba memindahkan cryptocurrency senilai lebih dari 2 miliar dollar AS.
Buterin menyumbangkan 1 miliar dollar AS dalam bentuk token meme, Dogecoin ke India Covid Relief Fund dan aneka macam tubuh amal yang lain serta memindahkan token eter Etherum senilai 1,3 miliar dollar AS dari alamat publik terutama ke dompet terpisah.
Sementara itu, melalui cuitan twitter, Musk mengatakan bahwa Tesla sudah menundapembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Langkah tersebut dijalankan alasannya kegalauan atas penggunaan materi bakar fosil yang berkembangpesat untuk penambangan Bitcoin.
Dalam pengumuman terkait hal ini, Musk menuliskan, “Tesla sudah menangguhkan izin yang memperbolehkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami prihatin dengan kenaikan pesat penggunaan materi bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, khususnya batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun. Cryptocurrency yaitu ilham yang cantik di banyak tingkatan dan kami percaya ini memiliki abad depan yang prospektif, tetapi ini tidak dapat merugikan lingkungan”.
“Tesla tidak akan menjual Bitcoin apa pun dan kami bermaksud menggunakannya untuk transaksi segera setelah transisi penambangan ke energi yang lebih berkesinambungan”, sambungnya.
Konsumsi listrik penambangan Bitcoin
Musk melontarkan kritiknya kepada Bitcoin. Kendati ia mengaku percaya pada mata duit digital, namun penambangan mata duit kripto yang tidak ramah lingkungan diakuinya sudah melampaui manfaatnya.
Ia memberikan kegundahan dalam cuitan di Twitter pada Kamis, 13 Mei 2021 tentang penggunaan besar-besaran batu bara dan energi intensif karbon yang lain untuk menciptakan listrik yang diharapkan dalam menambang mata uang digital. Dia juga mengulangi seruannya untuk pajak penggunaan karbon dalam tweet terpisah.
Sebelumnya, Musk mengunggah grafik dari University of Cambridge yang memperlihatkan lonjakan konsumsi listrik Bitcoin tahun ini. Cuitan ini menyusul keputusannya untuk menangguhkan metode pembelian kendaraan beroda empat Tesla memakai Bitcoin.
Ia pun mengatakan bakal kembali menyediakan opsi pembayaran dengan Bitcoin kalau aset kripto tersebut telah bergeser menggunakan energi yang lebih berkesinambungan.
Tak cuma Musk, sebelumnya Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pernah mengungkapkan kegundahan yang sama. “Saya pikir Bitcoin tidak digunakan secara luar sebagai suatu prosedur trasaksi,” ujar Yellen dilansir dari CNBC beberapa waktu yang lalu.
“Dalam penggunaannya sejauh ini, aku cemas kadang kala digunakan untuk keuangan gelap. Selain itu (Bitcoin) tidak efisien untuk ditransaksikan, serta jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut sangat besar,” jelasnya.
Tiga hal penting dalam investasi kripto:
Pertama, aset kripto ialah jenis komoditi, bukan sebagai alat pembayaran yang sah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas pembayaran dan menyatakan bawa mata uang kripto bukan ialah alat pembayaran yang sah di Tanah Air.
Kedua, Aset kripto yakni komoditi yang mempunyai fluktuasi nilai yang di saat-waktu mampu naik dan turun. Sehingga, penduduk mesti paham dari awal mengenai kesempatandan resikonya sebelum melakukan transaksi aset kripto.
Ketiga, OJK tidak melakukan pengawasan dan pengaturan atas aset kripto. Pengawasan aset kripto dilaksanakan oleh Bappebti di bawah naungan Kementerian Perdagangan.
Bappebti sendiri sudah mengeluarkan daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan dan pedagang aset kripto yang telah mendapatkan kesepakatan untuk melakukan transaksi aset tersebut.
Sumber stt.ac.id