Emas Diramal Tembus Us$ 2.300 Di Selesai Tahun





Setelah reli sepanjang tiga hari jual beli terakhir, harga logam mulia emas terkoreksi. Seperti yang dimengerti, mata uang Amerika Serikat alami penurunan sebab kabar mengenai stimulus Covid-19 lanjutan di negeri Paman Sam yang nyata dan membuat harga emas terdongkrak.


Pada jual beli di hari Kamis (22/10/2020) ini, harga emas global di pasar sport terpangkas sebesar 0,17 persen. Pada pagi tadi, harga emas dibanderol senilai US$ 1.920 per troy ons. Pada dikala yang serempak, indeks dolar yang merefleksikan posisi dolar AS kepada mata uang lain menguat sebesar 0,1 persen.


Seperti yang diketahui, indeks dolar terus alami koreksi sejak 19 Oktober kemudian. Saat ini posisi dolar AS berbalik arah dan harga emas yang sempat menguat menjadi tertekan. Logam mulia kuning dan dolar AS mempunyai hubungan negatif yang kuat, itu artinya pergerakan harga emas bertentangan arah dengan indeks dolar.


Mengutip dari Reuters, kepala pedagang di Investor Global AS, Michael Matousek menyampaikan, “Nancy Pelosi mempunyai deadline hari Selasa. Nah, kini sudah diturunkan hingga hari Jumat. Mengetahui hal itu, orang mengira kesepakatan akan dijalankan dalam waktu bersahabat, jadi mereka mulai mengakumulasi emas”.


Emas, yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah naik lebih dari 26 persen tahun ini, terutama didorong oleh banjir stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.


Emas Diramal Tembus US$ 2.300 di Akhir Tahun


“Apa yang mau menciptakan undangan terdongkrak dan mendorong harga emas lebih tinggi? Itu yakni stimulus lanjutan, suku bunga negatif yang terus berlanjut, orang-orang cemas wacana lonjakan infeksi Covid karena emas dianggap sebagai tempat yang kondusif,” tambah Matousek.


Chris Vermeluen selaku Chief Market Strategist di Technical Trader memiliki persepsi bullish terhadap emas selesai tahun ini. Dalam wawancaranya dengan Kitco News, Vermeluen memperkirakan harga emas bisa menjamah US$ 2.100 atau bahkan US$ 2.300 di akhir tahun.


Prediksi mengenai harga emas tiba dari banyak sekali kalangan. Goldman Sachs sempat meramal bahwa emas akan meraih level US$ 2.000.


Tidak cuma itu, Bank of America (BoA) juga memprediksi bahwa harga logam mulia itu akan mampu mencapai US$ 3.000 per troy ons. Kepala ahli taktik komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen juga memproyeksikan bahwa emas akan berada di level US$ 4.000.


Ramalan mengenai harga emas yang lebih fantastis muncul dari pendiri Myrmikan Capital, Dan Oliver. Ia memprediksi emas akan tembus di harga US$ 10.000 per troy ons. Namun dalam prediksinya ini, Oliver tidak menyebut dalam rentang waktu kapan harga emas sesuai dengan yang beliau ramalkan.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama