Dalam 48 Jam, Rp 1.400 Triliun Lenyap Di Pasar Kripto





Aset kripto atau cryptocurrency, Bitcoin, tengah digandrungi oleh banyak orang di tengah pandemi Covid-19. Meski sejak permulaan tahun ini sudah menguat lebih dari 100 persen, penurunan harga Bitcoin masih kerap terjadi pada suatu sesi jual beli. Bitcoin adalah cryptocurrency yang paling populer, namun mata duit digital itu juga paling mendebarkan.


Bukan diam-diam lazim bila harga Bitcoin kerap naik-turun bak rollercoaster. Meski sudah didapatkan semenjak 2008, Bitcoin gres sungguh-sungguh mulai lepas landas pada 2013. Mata uang digital itu mengawali jual beli tahun tersebut sekitar US$ 13,50 per Bitcoin. Kemudian harganya naik pada permulaan April 2013.


Seperti yang dikenali, nilai Bitcoin merosot selama dua hari terakhir. Alhasil, kerugian dari mata uang digital tersebut mencapai lebih dari 10% dalam 48 jam dan melenyapkan sekitar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.401 triliun (kurs: Rp 14.018) di pasar kripto.


Melansir CNBC hari Kamis (21/1/2021) kemarin, harga Bitcoin merosot lebih dari 6% pada Kamis ke level US$ 31.310, jatuh di bawah level US$ 32.000 untuk pertama kalinya sejak 11 Januari berdasarkan data dari situs web industri CoinDesk.


Untuk informasi, mata duit digital paling berharga di dunia itu sempat meraih US$ 41.940 pada awal bulan ini sebelum turun tajam pada ahad berikutnya.


Seorang manajer aset digital mengatakan itu mungkin merupakan koreksi alami. CEO Grayscale Investment Michael Sonneshein menyampaikan, “Koreksi yaitu bagian alami dari pasar mana pun dan sangat alami dalam ekosistem Bitcoin”.


Dalam 48 Jam, Rp 1.400 Triliun Lenyap di Pasar Kripto

Dalam 48 Jam, Rp 1.400 Triliun Lenyap di Pasar Kripto


Pergerakan harga Bitcoin modern disinyalir terjadi sesudah Janet Yellen -Menteri Keuangan AS yang baru- memperingatkan tentang cryptocurrency yang dipakai terutama untuk pembiayaan ilegal.


Yellen menyampaikan bahwa pemerintah perlu memeriksa cara-cara yang mampu dilaksanakan untuk membatasi penggunaannya dan memastikan bahwa pembersihan uang tidak terjadi lewat susukan tersebut.


Bitcoin jatuh ke level terendah dalam tiga ahad pada jual beli Jumat (22/1/2021). Di sesi perdagangan bursa Asia, harga Bitcoin meluncur ke bawah US$ 30.000 btc untuk pertama kalinya sejak 1 Januari 2021.


Berdasarkan Bloomberg, hari Jumat (22/1/2021) pukul 07.40 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 29.645 per btc. Posisi turun melemah 5,03% dibandingkan hari sebelumnya yang berada di US$ 31.217 per btc.


Bahkan, pada jual beli pagi ini, harga Bitcoin sempat anjlok ke level US$ 29.300 per btc.


Dalam sepekan, harga Bitcoin pun telah anjlok 18,24%. Aksi profit taking dianggap jadi biang keladi koreksi harga Bitcoin.


Namun pelaku pasar juga memperingatkan bahwa penurunan berkesinambungan di bawah US$ 30.000 mampu terjadi sehabis Bitcoin melambung 300%di tahun kemudian.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama