Aset kripto atau cryptocurrency, Bitcoin, tengah digandrungi oleh banyak orang di tengah pandemi Covid-19. Meski sejak permulaan tahun ini sudah menguat lebih dari 100 persen, penurunan harga Bitcoin masih kerap terjadi pada sebuah sesi jual beli. Bitcoin yaitu cryptocurrency yang paling terkenal, tetapi mata duit digital itu juga paling mendebarkan.
Bukan diam-diam umum bila harga Bitcoin kerap naik-turun kolam rollercoaster. Meski telah ditemukan sejak 2008, Bitcoin gres sungguh-sungguh mulai lepas landas pada 2013. Mata duit digital itu mengawali jual beli tahun tersebut sekitar US$ 13,50 per Bitcoin. Kemudian harganya naik pada awal April 2013.
Seperti yang dikenali, nilai Bitcoin merosot selama dua hari terakhir. Alhasil, kerugian dari mata duit digital tersebut mencapai lebih dari 10% dalam 48 jam dan melenyapkan sekitar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.401 triliun (kurs: Rp 14.018) di pasar kripto.
Melansir CNBC hari Kamis (21/1/2021) kemarin, harga Bitcoin merosot lebih dari 6% pada Kamis ke level US$ 31.310, jatuh di bawah level US$ 32.000 untuk pertama kalinya semenjak 11 Januari menurut data dari website industri CoinDesk.
Untuk informasi, mata uang digital paling berharga di dunia itu sempat meraih US$ 41.940 pada awal bulan ini sebelum turun tajam pada ahad selanjutnya.
Seorang manajer aset digital menyampaikan itu mungkin ialah koreksi alami. CEO Grayscale Investment Michael Sonneshein mengatakan, “Koreksi ialah bagian alami dari pasar mana pun dan sangat alami dalam ekosistem Bitcoin”.
Pergerakan harga Bitcoin terbaru disinyalir terjadi sehabis Janet Yellen -Menteri Keuangan AS yang gres- memperingatkan wacana cryptocurrency yang digunakan khususnya untuk pembiayaan ilegal.
Yellen mengatakan bahwa pemerintah perlu menyelidiki cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghalangi penggunaannya dan menentukan bahwa pembersihan duit tidak terjadi lewat kanal tersebut.
Bitcoin jatuh ke level terendah dalam tiga minggu pada jual beli Jumat (22/1/2021). Di sesi perdagangan bursa Asia, harga Bitcoin meluncur ke bawah US$ 30.000 btc untuk pertama kalinya semenjak 1 Januari 2021.
Berdasarkan Bloomberg, hari Jumat (22/1/2021) pukul 07.40 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 29.645 per btc. Posisi turun melemah 5,03% dibandingkan hari sebelumnya yang berada di US$ 31.217 per btc.
Bahkan, pada perdagangan pagi ini, harga Bitcoin sempat anjlok ke level US$ 29.300 per btc.
Dalam seminggu, harga Bitcoin pun telah anjlok 18,24%. Aksi profit taking dianggap jadi biang keladi koreksi harga Bitcoin.
Namun pelaku pasar juga memperingatkan bahwa penurunan berkelanjutan di bawah US$ 30.000 mampu terjadi setelah Bitcoin melambung 300%di tahun kemudian.
Sumber stt.ac.id