Dalam cara membuat buku, hambatan yang muncul terhitung cukup besar. Ada 2 klasifikasi hambatan yang telah dimengerti hingga ketika ini, adalah: hambatan internal dan hambatan eksternal. Umummya, hambatan eksternal mencakup proses penerbitan, percetakan, penjualan, dan lain sebagainya. Sehingga, hambatan eksternal bergotong-royong lebih gampang tertuntaskan alasannya adalah Anda melihat sendiri keadaan real yang ada di lapangan. Lalu, hambatan internal datang dari diri sendiri. Hambatan ini sifatnya tidak terlihat, sehingga penulis wajib mengerti dirinya sendiri sebelum melaksanakan cara menciptakan buku.
Hambatan internal dalam cara menciptakan buku ada berbagai macam jenisnya, tergantung aksara penulis itu sendiri. Walaupun begitu, secara biasa , ada beberapa hambatan yang telah dimengerti untuk Anda yang ingin cara menciptakan buku. Berikut ini yaitu keterangannya.
- Bingung bagaimana memulainya
“Everything is always seemed impossible, until it is done” – Nelson Mandela. Berdasarkan dari kutipan mendiang Nelson Mandela, dapat disimpulkan bahwa semuanya terasa tidak mungkin sampai pada karenanya hal itu teratasi. Permulaan adalah titik terberat dalam setiap pekerjaan, sehingga rasa malas memang menjadi momok menakutkan. Ya, malas yakni salah satu sifat alami manusia. Ketika tenaga terkuras hingga titik nadi dan hati tidak berkompromi, maka rasa malas pun merajai. Maka dari itu, semua orang mahir di dunia pasti akan membunuh satu sifat mereka untuk menjadi mahir, ialah rasa malas.
Ketika rasa malas sudah kita taklukan, belum pasti kita dapat memulainya. Ada rasa takut yang juga mampu membatasi jalan untuk cara membuat buku. Rasa takut akan gagal sebelum atau setelah menerbitkan buku yaitu salah satunya. Meskipun begitu, tidak salahnya bagi kita untuk memulai dulu tanpa menengok resiko terlalu jauh. Jadikanlah menulis sebagai habit apalagi dahulu, sehingga Anda tidak akan pernah merasa rugi. Mengapa mampu begitu? Pada lazimnya , orang yang sudah membiasakan diri pada sebuah pekerjaan sebagai suatu kebiasaan, akan cenderung merasa rugi.
- Takut kalau tidak mampu mengontrol waktu
Banyak sekali kandidat penulis yang berpendapat bahwa dirinya tidak akan mempunyai waktu untuk cara menciptakan buku. Padahal hal ni berlawanan dengan pernyataan bahwa “writers write while others do nothing”. Artinya, seorang penulis itu bekerja saat orang lain tidak melakukan apa-apa. Uniknya lagi, justru ada suatu paradox yang menyatakan bahwa orang-orang yang super sibuklah yang justru mampu menyediakan waktu dibandingkan dengan orang yang sedikit-sibuk. Alasannya, orang-orang super sibuk sudah sudah biasa menertibkan waktu, sedangkan orang yang “setengah” sibuk ialah beliau yang tidak terbiasa mengontrol waktu. Buktikan saja.
- Menganggap remeh pandangan baru
Pernahkah Anda merasa mempunyai satu penemuan, tetapi datang-datang Anda kubur sendiri alasannya seperti mengada-ada? Jangan kerjakan lagi setelah ini! Sebabnya ialah sebuah ide mampu dikatakan ”it was impossible yesterday” yang tujuannya wangsit tersebut mustahil kemarin. Maka, kemarin itu mustahil, jadi sekarang mampu jadi tidak mustahil. Jangan pernah kubur inspirasi Anda, lalu mulailah menulis wangsit Anda biar tidak lupa.
Ide yang berlimpah, namun tidak ditulis dan dikelola bisa membingungkan. Jika Anda punya segudang ide acak, mulailah tempatkan ilham-ide tersebut sesuai dengan tempatnya. Jikalau ada ilham yang justru tidak berkaitan dengan yang yang lain, Anda mampu simpan dahulu sampai mendapatkan kecocokan, ataupun Anda mampu mengeliminasinya. Tentunya eliminasi disini maknanya berlainan dengan mengubur, sebab eliminasi masih mempunya track record. Maka dari itu, alirkan terus wangsit-wangsit yang Anda punya dan mulailah ambil buku catatan untuk menyatatnya.
- Kurang percaya diri
Masih memiliki kekerabatan dengan kendala internal ketika memulai menulis, percaya diri juga memegang tugas penting. Seorang mampu dibilang percaya diri, jikalau dia mampu mengatur rasa takut dan cemas akan melaksanakan sebuah kesalahan. Dimana-mana, yakin diri adalah satu sifat yang berpengaruh pada karier Anda, bahkan selaku seorang penulis. Meskipun cara membuat buku tidak seperti bekerja di kantor, justru saingan dalam cara menciptakan buku lebih berat dibandingkan dengan kompetisi antar perusahaan. Mengapa demikian? Karena tentangan Anda ialah diri Anda sendiri, terutama rasa percaya diri Anda.
Jika Anda (masih) takut untuk gagal, mulai kini pandanglah kegagalan tersebut dari sudut pandang lain. – Kegagalan yakni keberhasilan yang tertunda. Sebagai catatan pula, gunakanlah kutipan tersebut tidak cuma sebagai komplemen bibir belaka, tetapi juga tindakan nyata. Tindakan konkret, sekecil apapun itu, akan menjadi langkah-langkah besar, bila disertai pula dengan kemantapan hati adalah percaya diri. Anda dapat melaksanakan kenaikan yakin diri dengan membuatkan pengalaman anggun ataupun pahit ke dalam sebuah goresan pena.
- Terlalu prefeksionis
Dalam cara menciptakan buku, kesempurnaan memang mutlak diharapkan sebab buku berfungsi selaku model atau acuan yang mesti bisa diteladani dan dipercayai. Hampir siapa pun tahu bahwa belajar dari sumber yang tepat, belum tentu menciptakan ilmu yang tepat pula – apalagi jikalau sumbernya sendiri kurang tepat. Akan namun, jangan sampai kesempurnaan itu menjadi penghalang Anda untuk mengantarkan naskah ke penerbit buku. Anda diusulkan untuk tidak menangguhkan pengiriman naskah Anda sampai sempurna untuk diterbitkan. Jika naskah Anda sudah dianggap manis oleh pihak penerbit, pastinya mereka akan membantu untuk lebih menyempurnakannya lagi. Maka dari itu, Anda tidak perlu cemas wacana kesempurnaan buku Anda jika Anda menulisnya dengan percaya sepenuh hati.
Kesimpulannya, kendala akan senantiasa ada di setiap perjalanan hidup kita, termasuk melakukan cara membuat buku. Jangan pernah mengeluh kepada setiap kendala yang Anda temui, tetapi lihatlah kendala tersebut selaku tantangan yang harus Anda taklukan! Untuk itu, segeralah mantapkan hati Anda dalam cara menciptakan buku. Tiada rugi dalam cara membuat buku, justru akan sangat rugi jikalau fikiran Anda tidak dibukukan.
Semoga postingan ini bermanfaat!
[Mas Aji Gustiawan]
Referensi:
Leo, Sutanto. 2010. Kiat Jitu Menulis & Menerbitkan Buku. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂
Sumber mesti di isi