Bila Rupiah Digital Dirilis, Bagaimana Nasib Uang Kertas Dan Logam?





Beberapa waktu kemudian, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terkait planning untuk menerbitkan mata uang digital sendiri atau Rupiah Digital. Dengan adanya uang digital tersebut kemungkinan tidak butuhpencetakan duit tunai lagi.


Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi jikalau penduduk sudah tenteram menggunakan mata duit digital.


Ia menyertakan bahwa penerbitan Rupiah Digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yaitu untuk menyokong digitalisasi ekonomi di Indonesia, termasuk membendung popularitas cryptocurrency.


Melansir dari CNBC Indonesia hari Sabtu (27/3/2021), Erwin menyampaikan, “Sampai semua orang merasa nyaman dengan bentuk digital currency, sampai di titik itu (duit tunai) tidak diperlukan lagi”.


Untuk berita, CBDC ialah duit digital yang diterbitkan dan peredarannya dikelola oleh bank sentral dalam hal ini yaitu BI. Uang Rupiah Digital ini digunakan sebagai alat pembayaran yang sah untuk menggantikan uang kartal.


Konsep ini sedikit berlainan dengan cryptocurrency mirip Bitcoin, di mana uang internet tersebut dihasilkan dari proses penambangan melalui file komputer. Bitcoin bersifat desentralisasi, ini artinya bahwa mata uang kripto populer tersebut tidak perlu bank sentral dan bank dalam transaksi. Alasannya yaitu sebab transaksinya berjalan secara peer-to-peer dari pengantarke peserta.


Ada beberapa versi rancangan CBDC dalam pembuatan uang Rupiah Digital. Pertama CBDC akan mempercepat proses menontunaikan duit dengan lebih mudah, privasi, memiliki saluran universal, pembayaran mancanegara (cross-border).


Meski begitu BI memilih untuk bersikap hati-hati dalam membuat keputusan terkait hal ini. Pasalnya, Indonesia memiliki ribuan kepulauan dan tidak semua warga memiliki akses pada teknologi dan internet.


Jika Rupiah Digital Dirilis, Bagaimana Nasib Uang Kertas dan Logam?

Jika Rupiah Digital Dirilis, Bagaimana Nasib Uang Kertas dan Logam?


Kehadiran mata duit digital itu mampu menjadi sesuatu hal yang sangat nyata supaya masyarakat Indonesia siap dengan transformasi di bidang digital. Namun, Erwin menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih melaksanakan riset lebih lanjut mengenai CBDC.


Ia juga menuturkan, bahwa rancangan mata uang digital sangat penting. Jika ada kesalahan desain bisa menimbulkan disrupsi di masyarakat sampai tak maumenyimpan uang di bank.


Timing is everything. Kami dalam tahap menyaksikan semua, nanti tidak salah rancangan salah teknologi”, ungkapnya.


Selain itu perlu diingatkan perihal adanya ancaman siber dikala masyarakat bergantung pada jaringan internet. Erwin menuturkan mesti dilaksanakan langkah pencegahan dengan cara memasang firewall.


“Yang dimaksud dengan siber security bukan hanya prevention tetapi juga resolution yang mesti ada dalam rancangan,” katanya.


Erwin mengungkapkan uang Rupiah Digital mesti dibentengi dengan metode keamanan siber yang berlapis. Agar terhindar dari krisis finansial yang berasal dari serangan siber.


Sepeti yang dikenali, China telah lebih dulu mempunyai Yuan Digital selaku bab transaksi keuangan yang sah. China sudah menyiapkan Yuan Digital sekitar 2014. Setelah enam tahun barulah mata uang itu diujicoba salah satunya di Shenzhen pada Oktober 2020 kemudian.


Selain China, Turki dikabarkan juga bermaksud untuk menguji coba uang digital Lira yang diterbitkan oleh bank sentral.


Mengutip dari Coin Desk hari Selasa (29/12/2020) kemudian, kepala bank sentral lokal, adalah Naci Agbal menyampaikan, “Terdapat R&D yang dimulai untuk duit digital. Sekarang fase konseptual pada proyek ini sudah final. Kami menginginkan untuk mampu uji coba pada paruh kedua tahun 2021”.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama