Trik Jitu Latihan Menulis Buku Tanpa Sakit Kepala


Banyak jasa memperlihatkan latihan menulis buku. Banyak orang yang mengikuti training menulis dan rela mengeluarkan ongkos agar mendapatkan ilmu tersebut. Namun, ada pula yang ingin mencar ilmu menulis dengan cara otodidak.





Menulis buku menjadi ketrampilan yang mengasah kerja otak dan menstimulus otak biar terus berpikir kreatif. Bagi penulis pemula, latihan dan terus latihan ialah salah satu cara jitu menjadi seorang penulis yang produktif. Pada dasarnya, menulis suatu ketrampilan. Setiap orang memiliki ketrampilan. Dengan kata lain, menulis mampu dilatih.





Latihan Menulis





Latihan menulis buku mampu diawali dengan cara menuliskan tulisan pendek. Bisa berbentukopini satu paragraph, dua paragraph atau tiga paragraph. Hari berikutnya, mampu ditambah satu paragraph lagi. Hingga mendapatkan identitas menulis dan memperoleh apa yang ingin disampaikan ke dalam lembaran-lembaran.





Jika latihan menulis secara kursus tidak tenteram, bisa dijalankan sendiri. Keuntungan menulis secara langsung menunjukkan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut. Baik itu takut terhadap kompetisi, ataupun rasa takut alasannya hukum baku dan ketat. Karena salah satu kunci berhasil menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat, yang justru melemahkan semangat.





Kunci kesuksesan seorang penulis, yakni menciptakan semangat dan konsistensi. Apabila semangat sudah tumbuh dan mendarah daging. Maka, dikala ada kesalahan dalam tulisan, baik kesalahan EYD atau semacamnya, minimal, semangat itu yang mau mendorong untuk berbenah mendekati kesempurnaan.





Berbeda bila dari permulaan tidak terbangun semangat dan terbelengu dengan hukum. Sudah mampu ditentukan, sebelum menuliskan lembar kedua, telah berhenti ditengah jalan.





Menulis Itu Semudah Update Status





Siapa bilang menulis buku itu sulit. menulis itu mudah, semudah kita menulis update status. Pernah sebuah dikala, aku mengikuti pelatihan menulis buku di Galangpress. Waktu itu, salah satu pembicara memberikan sebuah gambar jeruk. Ia menyuruh akseptor untuk menuliskan apa yang akseptor fikirkan, rasakan dan interpretasikan dari gambar jeruk di layar monitor.





Semua penerima fokus dengan kertasnya masing-masing. Begitupun dengan aku. Tibalah penyajian hasil deskripsi jeruk dilayar. Apa yang ditulis akseptor pun cuma simpel, sesuai apa yang peserta tangkap.





Ada yang menuliskan khasiat buah jeruk, ada yang menuliskan kecantikan warna jeruk yang kuning, ada juga menuliskan rasa jeruk. Ada yang menuliskan rasa jeruk itu asam, ada juga yang menuliskan rasa jeruk itu anggun dan segar.





Dari pengalaman di atas. Menyimpulkan bahwa menulis itu semudah kita mendeskripsikan apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk, dan tidak senantiasa rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan cuma satu, namun sudut pandang penulisannya mampu berlainan dari penulis satu dengan penulis lain.





Masih menilai menulis buku itu susah? Barangkali Anda mirip saya, yang gemar update status di media umum. Saat kita menulis status, apa yang kita tulisan menurut apa yang kita rasakan. Entah itu perasaan ihwal diri kita sendiri, wacana evaluasi kepada orang lain, atau sebab bacaan/tontonan yang gres saja dilihat.






SPESIAL BULAN INI
GRATIS !!





Sedang bermaksud ingin Menulis Buku Ajar? Dapatkan EBOOK PREMIUM GRATIS dari Penerbit Deepublish berikut ini :
1. Ebook Self Publishing
2. Ebook Premium Panduan Menulis Buku
3. Ebook Panduan Menulis Tanpa Plagiarisme





Segera download selagi masih GRATIS !!






Menentukan Topik Tulisan Menulis Buku





Seperti yang dibahas di atas. Saat mengawali menulis, hal umum yang dirasa sulit adalah memilih topik tulisan. Pemilihan topic bisa kita pilih menurut “minat”. Anggap saja, penentuan topic kita ambil sesuai dengan minat kita.





Bahkan, saat kita membaca surat kabar, ada satu paragraph yang menggoda. Hal yang mempesona tersebut mampu dicatat, lalu tambahi pemikiran , wangsit, sanggahan, menambahi data lain yang diperoleh.





Dari data-data tersebut, cukup tuliskan perkalimat dibawahnya. Setelah semua ide, pandangan baru, dan yang ingin disampaikan telah berbaris-baris, tidak ada salahnya untuk keluar sejenak. Minum kopi atau minum teh. Setelah merasa lebih rilek, mampu melanjutkan dengan menyertakan kalimat penjelas di belakang poin-poin yang tadi tertulis.





Jika cara itu sulit, memilih topik bisa dimulai dari menulis kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Dan siapa tahu, hasil dari corat-coret curhat, mampu menjadi novel. Bukankah didunia ini banyak ketidakpastian?





Termasuk ketidakpastian nasib hasil goresan pena kita. Karena banyak buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.





Jika cara tersebut terasa memalukan. Dan ingin menulis buku yang lebih serius. Maka mampu dikemas agar tidak terlihat drama. Kunci dari semua itu, tergantung kreativitas kita mengarahkan tema dan topic bahasan kita.





Baca juga: Cara Menerbitkan Buku: Makara Pembeda sampai Naskah Diterima Penerbit Buku





Misalnya, mencari paragraph yang mempesona dari buku yang kita sukai. Kemudian tulis satu paragraph saja, kemudian lakukan pengembangan. Jika trik-trik diatas telah dilalui, umumnya akan lahir dengan sendiri ulasan yang ingin kita sampaikan.





Menghayati





Tidak ada suatu goresan pena yang menyentuh tanpa pengahayatan. Menulis buku tanpa penghayatan akan tarasa dingin, kering dan membosankan. Sebuah ilham yang biasa-biasa saja, jikalau selama proses penyampaian Anda menjiwai dan mendalaminya, pembaca akan mencicipi emosi.





Emosi, dalam menulis buku menjadi penarik rasa ketertarikan. Menulis itu seperti mahluk hidup. Dimana, setiap mahluk hidup yang bernyawa akan memiliki emosi. Mulai dari hewan dan manusia. Salah satu cara mendapatkan emosi dengan cara penghayatan.





Tulisan yang ditulis dengan pengahayatan, bisa membangkitkan suatu goresan pena. Seperti masalah gambar jeruk di atas. Untuk menganalogikan agar lebih sederhana, berikut aku buat gambarannya.





analogi menulis buku




Dari acuan di atas terlihat terperinci perbedaannya. Aturan penghayatan penting sekali selama pengarapan suatu buku. Baik itu buku bimbing, buku fiksi, buku motivasi dan sebagainya. Butuh yang namanya impresi dan seni. Cara tersebut dapat diperoleh dengan banyak cara kreatif.





Cara kreatif ada banyak, tidak terbatas. Di mana, setiap orang mempunyai kreatif sendiri. Mungkin cara aku menulis inovatif dengan style aku. Tentu, style aku tidak mampu Anda terapkan dengan cara Anda.





Itulah beberapa trik menulis buku lebih gampang dan aplikatif. Semoga tulisan tersebut memberikan manfaat, motivasi dan memberikan sudut pandangan ihwal menulis. Bahwa menulis itu tidak mampu susah. Menulis itu semudah menulis update status. Karena menulis itu seperti pengecap, mencicipi segala info yang masuk. Meski bentuk info itu sama, niscaya rasa dan pesan yang diterima antara saya, Anda dan mereka bisa berlawanan. [Elisa]





Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengubah biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.





Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang teknik menulis anda mampu menyaksikan Artikel-postingan berikut:





  1. Cara Membuat Buku: Membangun Kebiasaan Menulis Naskah Ramah Penerbit Buku
  2. Inilah Ciri-Ciri Buku Ajar yang Perlu Anda Tahu
  3. Penerbit Buku dan Teknik Menulis Buku Secara Indie
  4. Mari Ketahui 4 Elemen Mengukur Buku Ajar Berkualitas




Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tetapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan kemudahan KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS di sini!





Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS ihwal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama