Daftar Isi
Teks negosiasi – ingin mahir mempersuasi orang lain biar setiap kali membuat akad kerja senantiasa lolos? Atau mungkin Anda ingin berhasil dalam dunia jual beli? Tentunya dibutuhkan kecakapan melakukan perundingan.
Bisa juga Anda punya bisnis dan ingin menjalin koordinasi dengan calon klien? Tentunya juga diharapkan kesanggupan negosiasi secara teks. Barangkali Anda masih gundah, apa sih yang dimaksud perundingan ? jenis dan ciri-ciri negosiasi? dibandingkan dengan basa-basi berkepanjangan, eksklusif saja simak pembahasannya sebagai berikut.
Pengertian Teks Negosiasi
Sebelum mengenal lebih dalam wacana jenis-jenis teks perundingan, hal dasar yaitu memahami pengertian teks negosiasi itu sendiri. Berikut ialah pengertian teks negosiasi menurut para ahli.
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Teks perundingan dasarnya diambil dari kata negosiasi. Jika dilihat makna negosiasi itu sendiri berdasarkan KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai akad bareng antara satu pihak dengan pihak lainnya.
2. Agnesia
Agnesia (2014: 14) mengartikan teks negosiasi yaitu teks yang berbentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari janji antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berlainan. Dari definisi Agnesia mampu dilihat konteksnya ialah teks, tentu saja perundingan berupa teks atau kata-kata atau kalimat atau obrolan.
3. Depdiknas
Berbeda pendapat dengan Depdiknas (2008:1422) yang mengartikan bahwa teks perundingan diambil dari arti teks yang berupa kata dari pengarang atau kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan serta bahan tertulis untuk menawarkan pelajaran.
4. Ross
Berbeda dengan Ross (2008:6) yang justru menekankan arti negosiasinya, yang mampu diartikan sebagai cara kita menyampaikan berita perihal apa yang kita kehendaki, apa yang kita dambakan, dan apa yang kita kehendaki dari orang lain.
5. Lumumba
Berbeda dengan pendapat Lumumba (2013 : 10) yang mana mengartikan bahwa pemahaman perundingan yaitu suatu proses yang bersifat kompleks dan mesti ada acara di dalamnya. Disebutkan bahwa yang dimaksud proses yang melibatkan dua pihak baik perorangan maupun kolektif.
Lumumba juga menyampaikan bahwa proses perundingan dijalankan sebab terdapat perbedaan yang bernuansa kompetisi, perang dagang atau konfliks yang tidak selaras. Maka untuk menyelaraskan diperlukan negosiasi untuk menyamakan janji dan menyatukan perbedaan.
Ada yang menawan dari pertimbangan Lumumba, yang mana negosiasi adonan dua cabang ilmu, yakni seni dan ilmu wawasan. Dimana dikatakan bahwa seni alasannya adalah harus mempunyai kemampuan untuk mengetahui kapan menggunakan taktik untuk membuka potensi keberhasilan.
Sedangkan ilmu pengetahuan berkenaan dengan ilmu wawasan non eksak alasannya adalah di dalamnya terdapat prinsi-prinsip dan taktik. Tentu saja seni manajemen setiap orang berlawanan-beda, tergantung pengalaman orang tersebut.
6. Robbins dan Judge
Sedangkan Robbins dan Judge mengartikan perundingan sebagai proses dimana dua pihak atau lebih melaksanakan pertukaran barang atau jasa dan berusaha untuk menyepakati nilai tukarnya.
Dari beberapa pengertian di atas, kalau diartikan secara umum, maka teks perundingan mempunyai makna sebagai bentuk komitmen yang dijalankan antara pihak yang mempunyai kepentingan dengan pihak yang lain, yang memiliki kepentingan yang sama. Prinsip dari perundingan adalah meraih kesepakatan bersama.
Baca Juga: 90+ Contoh Rumusan Masalah untuk Penelitian, Skripsi, dan Karya Ilmiah
Jenis Teks Negosiasi
Teks perundingan memiliki dua jenis. Dimana dari masing-masing jenis memiliki ciri-ciri lebih spesifik lagi. penasaran, mirip apa? Simak penjabarannya selaku berikut.
1. Negosiasi Formal
Dikatakan sebagai perundingan formal alasannya adalah perundingan tersebut dibuat dan diperuntukan untuk kepentingan formal.Misalnya untuk mengajukan perundingan penawaran barang dan jasa kepada forum pendidikan, lembaga pemerintah. Bisa saja konteksnya negosiasi secara langsung dalam forum, wawancara atau fit and proper test.
Ada juga yang disebut dengan negosiasi formal, yang mampu dibuat terlebih dulu. Negosiasi formal juga ada yang dibuat dalam bentuk dokumen yang bersifat sahih. Dari beberapa yang disebutkan, Hasil hasilnya bersifat mengikat. Umumnya perundingan ini dikerjakan atas nama lembaga, bukan atas nama individual.
2. Negosiasi Informal
Kebalikan dari negosiasi formal, perundingan informal adalah negosiasi yang lebih bersahabat mirip kehidupan kita sehari-hari. Kaprikornus ada konferensi, interaksi yang erat dan bisa juga melobi seseorang dalam situasi kalem.
Ciri-ciri teks negosiasi informal tidak perlu dipersiapkan apalagi dulu. Jadi bisa dilaksanakan secara pribadi, maka lakukan dikala itu juga. Sedangkan untuk karenanya, juga tidak mengikat mirip halnya negosiasi formal.
Lain cerita dengan pertimbangan Ismijanto (2007: 86) yang membagi teks negosiasi menjadi dua macam, ialah negosiasi ekspresi dan teks negosiasi tertulis. Berikut sedikit uraiannya.
3. Teks Negosiasi Lisan
Dikatakan teks perundingan ekspresi ialah perundingan yang bentuknya ialah percakapan antara satu orang dengan orang lain. Adapun bentuk teks perundingan ekspresi, salah satunya perundingan perdagangan.
Negosiasi jual beli ialah perundingan yang diperuntukan untuk jual beli. Negosiasi ini lebih sering digunakan antara pedagang dan pembeli. Mungkin Anda salah satunya yang pernah melaksanakan perundingan dikala berbelanja online.
4. Teks negosiasi tertulis
Sesuai dengan namanya, teks negosiasi tertulis yakni negosiasi yang dari segi penggunaan bahasa perlu diperhatikan. Misal memakai bahasa yang baku dan tentu saja memakai bahasa tulis.
Bentuk perundingan tertulis ada berbagai jenis yang mungkin pernah Anda temui. Diantaranya surat penawaran, surat undangan atau tawaran. Dimana dikala jenis tersebut bantu-membantu banyak ditemukan bahkan Anda sering mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pembahasan di atas, ternyata ada banyak perspektif perihal jenis teks negosiasi. Padahal nampaknya sepele.
Baca Juga: 17 Pilihan Font Terbaik untuk Buku
Ciri-Ciri Teks Negosiasi
Negosiasi dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan. Namun kita tidak terlampau menyadarinya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari juga mempraktekannya. Contohnya setiap berbelanja barang secara online atau belanja pribadi.
Karena sudah menjadi hal yang umum, sampai tidak bisa mengenali seperti apa ciri-ciri teks negosiasi itu. Nah, berikut ada beberapa cirinya.
- Berbentuk dialog, ada juga yang bentuk mengajukan tawaran, tergantung konteks keperluannya.
- Ada lawan yang diajak obrolan, jikalau obrolan sendiri namanya asing
- Berbentuk aktivitas komunikasi secara tertulis atau ekspresi, baik pribadi atau tidak eksklusif
- Lahirnya perundingan sebab terdapat perbedaan
- Tujuan tamat berorientasi pada kesepakatan
Dilihat dari ciri-cirinya, bergotong-royong kita pun sudah tidak gila lagi dan sering menemukannya bukan?
Struktur Teks Negosiasi
Bisa dikatakan ilmu perundingan ini penting dipraktekkan dalam pekerjaan atau dalam kehidupan sehari-hari. Memang banyak yang menilai enteng, bahkan, jika kita mendalami lebih dalam lagi tentang ilmu perundingan, terdapat struktur. Apa saja struktur tersebut? Berikut susunannya.
1. Orientasi
Orientasi yang dimaksud yaitu salam pembuka, atau intro pengenalan. Jika memakai bahasa interaksi dengan orang lain, bisa dikatakan sebagai ajang basa-busuk apalagi dulu. Kaprikornus, ada urutan dan etikanya, tidak pribadi menciptakan perundingan secara eksklusif.
2. Permintaan
Setelah menciptakan basa-bau. masuk ke tahap seruan. Tentu saja seruan menyesuaikan dari selera dan kebutuhan Anda. Nah, dikala ada seruan tentu saja pihak penyuplaibarang/jasa akan memperlihatkan harga. Namun sebelum masuk kesitu ada tahap yang ketiga yakni tahap pemenuhan.
3. Pemenuhan
Pemenuhan ini lebih konsentrasi pada penyuplaibarang dan jasa. Apakah pihaknya bisa menyanggupi permintaan Anda atau tidak. Untuk kasus undangan dalam jumlah besar mereka akan melakukan koordinasi atau konfirmasi sementara waktu untuk cek stok barang/jasa.
4. Penawaran dan kesepakatan
Barulah masuk ke tahap penawaran dan kesepakatan. Jika tahap-tahap diatas telah dirasa cukup. maka terjadilah penawaran. Jika harga yang disediakan tidak cocok, Anda mampu memberikan perundingan sebelum alhasil Anda menetapkan menyetujuinya atau menolak.
5. Pembelian
Jika sudah merasa cocok diantara keduanya, barulah dijalankan pembelian. Jika berhasil terjadi pembelian, itu memiliki arti Anda sukses melaksanakan negosiasi.
6. Penutup
Di bab penutup, terjadi janji. Transaksi dan penawaran pun tamat. Jika tadi ada basa-basi, pastinya juga semestinya perlu ditutup. Penutup yang bagus tentu akan memberikan kesan yang bagus juga.
Nah itulah tujuh struktur teks perundingan yang perlu dimengerti. Secara tidak pribadi, melaksanakan negosiasi itu seperti mendekati seorang kandidat pacar. Harus ada intro, pendekatan dan jikalau telah ada sinyal-sinyal pas, langsung deh disepakati akan ke jenang pacaran atau langsung ke ijab kabul.
Baca Juga: Cara Menulis Catatan Kaki dalam Karya Ilmiah
Contoh Teks Negosiasi
Ardi (Pembeli) : Selamat siang pak, permisi. Bagyo (Penjual) : Mari Mas, ada yang bisa kita bantu? Ardi (Pembeli) : Di sini menyediakan sukulen dalam stok banyak bapak? Bagyo (Penjual) : Ada, mas. Mau butuh berapakah? Ardi (Pembeli) : Ada 300 pcs pak? Bagyo (Penjual) : Ada mas. Untuk jenis sukulennya, satu jenis saja atau acak jenis sukulennya? Ardi (Pembeli) : Kalo satu jenis echeveria semua apakah tersedia? Bagyo (Penjual) : Kalo untuk echeveria semua sejumlah 300 pcs tidak ada mas. Stok echeveria cuma sekitar 200 pcs saja. namun kalo acak Insya Allah siap. Bahkan lebih dari 300 pcs kita siap. Ardi (Pembeli) : Kalo begitu acak saja pak. Apakah ada kategori ukurannya pak? Bagyo (Penjual) : Ada mas, ada yang mini, dan ada yang besar. Kalo yang besar harganya memang lebih mahal. Ardi (Pembeli) : Harga per pcs yang besar berapa pak? Kemudian yang kecil juga berapa? Bagyo (Penjual) : yang besar 15.000 mas. Kalo yang kecil 7000. Buat pembelian partai besar, akan kita beri potongan harga 10% mas. Ardi (Pembeli) : Wah pak, tidak mampu di diskon lagi? Besok saya ada event lagi, dan akan pesan lagi dalam jumlah lebih banyak. Kalo pas di kantong, saya akan ke sini lagi pak. Bagyo (Penjual) : Baik kalo gitu mas. Saya beri potongan harga 30% Ardi (Pembeli) : Wah bener pak? Baik pak, kalau begitu aku deal. Saya butuhnya 3 hari yang akan datang. Bisa dibungkus rapi pak? Bagyo (Penjual) : Baik mas, mampu. Ardi (Pembeli) : baik pak, untuk alamat saya WA kan ke nomor bapak. Terimakasih atas kerjasamanya. Bagyo (Penjual) : sama-sama mas Ardi. Senang berafiliasi, supaya kerjasama berlanjut. |
Nah itulah pola teks perundingan perihal jual beli yang membeli sukulen dalam jumlah besar. Semoga dengan pembahasan dan ulasan ini berguna. (Irukawa Elisa).
Sumber mesti di isi