Teknik Menulis Buku : Cara-Cara Jitu Menangkap Wangsit Goresan Pena Dalam Menulis

Kalimat tersebut memaparkan bahwa pandangan baru sangatlah penting untuk bekal menulis buku. Ide ialah komponen utama selaku permulaan menulis. Tanpa inspirasi, seorang penulis akan kesulitan merangkai kata. Ia bisa terjebak pada satu titik alasannya adalah tidak ada yang bisa dituliskannya. Ide yakni sesuatu yang sakral bagi penulis. Ide, terlebih yang unik, gres, unik, kekinian, berfaedah, dan berbeda dalam sebuah karya akan lebih menawan pembaca, juga penerbit. Dari inspirasi, goresan pena mampu dikembangkan. Dari ilham, sebuah karya akan lahir.


Sayangnya, masih banyak penulis yang terperangkap di tempatnya sebab kehabisan ilham. Ia gundah untuk memulai atau melanjutkan tulisannya. Untuk menangani sulitnya menerima ilham seperti itu, ada beberapa cara jitu yang mampu diterapkan penulis yang sedang menulis buku. Anda selaku penulis dapat menyimaknya dengan baik kemudian menerapkannya terhadap diri sendiri. Apa saja cara untuk menangkap inspirasi sebelum menulis? Berikut ulasannya.



  1. Terus menulis


Ada atau tidak adanya ilham semestinya tidak menghentikan Anda untuk menulis. Terus menulis meskipun tulisan Anda tidak mengalir menjadi sebuah alur bukanlah duduk perkara. Yang perlu Anda lakukan hanya menulis terus hingga Anda benar-benar melihat bahwa ada proses merangkai huruf menjadi kata, kalimat, bahkan paragraf. Nantinya, duduk perkara goresan pena dapat dilihat kembali dan direvisi. Biasanya inspirasi akan timbul saat Anda final menulis dan mulai merevisi bab-bagian dari tulisan Anda. Cara mirip ini dikerjakan oleh Putu Wijaya ketika dia kekurangan ide untuk menuliskan buku. Namun dia tidak berhenti untuk menulis.


Terus menulis sering kali manjur selaku langkah menangkap inspirasi. Dengan terus menulis, inspirasi akan dipaksa untuk keluar. Sebenarnya inspirasi telah ada dalam fikiran, namun kadang-kadang tertutup oleh rasa bosan dan malas. Oleh alasannya adalah itu, untuk mengatasi jenuh dan malas, Anda dapat memaksa wangsit untuk keluar sehingga tulisan akan mengalir terus sampai selesai dilakukan.



  1. Selalu membaca catatan yang berisi kumpulan pandangan baru


Anda perlu menciptakan suatu catatan yang berisi kumpulan inspirasi. Anda bisa menenteng catatan ini kemanapun Anda pergi. Tidak perlu besar dan tebal, Anda mampu menentukan notes kecil atau menggunakan aplikasi note di gadget biar bisa dibawa kemanapun. Hal ini membuat lebih mudah Anda menanggulangi kekurangan wangsit ketika menulis.


Sekuat apapun Anda berpikir untuk mencari dan menangkap ide, nantinya akan kalah dengan catatan tertulis. Menulis catatan akan sangat membantu Anda yang memiliki memori terbatas. Anda bisa mencatat aneka macam hal yang ingin Anda tulis dalam catatan tersebut. Ide untuk menulis dapat Anda peroleh dengan cara memperhatikan, menyimak , berpikir, mencicipi, membaca, dan sebagainya.


Menuliskan wangsit di catatan atau file gadget mampu membuat Anda lebih hening dan kalem, alasannya tidak akan ada kegalauan alasannya adalah lupa dengan pandangan baru. Catatan memudahkan Anda kembali menemukan ide-pandangan baru. Anda tinggal membuka-buka catatan yang sudah Anda tulis, lalu membuatkan isi di dalamnya ke dalam goresan pena. Sebaiknya perlu juga Anda perhatikan bahwa  catatan Anda mesti tersimpan dengan baik dan tidak hilang.


Dua penulis yang menggunakan teknik menulis ini adalah Ahmad Tohari dan Ntozake Shange. Ahmad Tohari memang telah tekun mencatat inspirasi tulisannya sejak 1970-an. Cara itu dilakukannya untuk menulis ulang inspirasi catatannya menjadi novel-novel yang merakyat dan fenomenal. Hal ini menunjukan bahwa pandangan baru intinya mampu bertahan dan hidup hingga puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Sementara itu, Ntozake Shange terus menjinjing catatannya setiap dikala. Setiap muncul wangsit di pikirannya, dia menulis dalam catatan tersebut.



  1. Menangkap pandangan baru dengan sesuatu yang berlainan


Mungkin hal ini dapat dikerjakan dengan model masing-masing orang. Anda pun mampu menggunakan cara ketiga ini dengan versi Anda sendiri. Caranya, lakukan sesuatu yang berlainan dari acara keseharian Anda. Mungkin Anda mampu menyisipkan beberapa acara di tengah-tengah aktivitas harian Anda. Misalnya saja, Anda akan melewati jalan berlainan dari jalan yang biasa Anda lewati. Bisa juga Anda melakukan hal-hal lain, seperti mendatangi daerah-tempat gres dan memperhatikan sekitar. Selanjutnya, Anda mampu bertemu orang-orang gres atau bergabung dengan komunitas baru.


Anda yang melewati jalan yang berlainan pasti akan mencicipi situasi yang berlainan pula. Anda mampu mencicipi sendiri perbedaan suasana itu. Kemudian jika Anda mendatangi tempat-kawasan baru, Anda mampu menyaksikan secara memperhatikan suasana yang mungkin belum pernah Anda rasakan. Selain itu, Anda juga bisa berjumpa orang-orang baru. Misalnya saja Anda duduk di sebuah taman lalu berjumpa dengan orang yang ada di daerah itu, maka Anda mampu mengajaknya berbincang. Sekedar sapaan atau berlanjut ke percakapan panjang bisa Anda lakukan.


Di situ bisa jadi Anda akan menemukan ilham-pandangan baru gres yang bisa Anda tangkap dan Anda dokumentasikan ke dalam goresan pena. Anda juga bisa bergabung dengan komunitas baru atau sekedar bertemu orang gres dan mengajaknya berbicara. Setelah melakukan hal-hal berlawanan, Anda bisa menanti wangsit gres muncul dan mencatatnya.



  1. Lebih peka memakai semua indera


Menjaring ilham memang tidak mudah. Anda perlu melaksanakan upaya lebih. Anda mempunyai kelengkapan indera yang mampu digunakan untuk melakukan hal ini. Tidak cukup membaca atau mengamati, seringkali Anda perlu mendengar. Anda pun perlu merasakan, baik dengan pengecap, kulit, atau perasaan. Anda mampu membuka diri dengan mengoptimalkan kerja indera Anda untuk menangkap wangsit.


Akan lebih baik bila Anda mengolaborasikan semua indera untuk menangkap pandangan baru. Setelah mendapatkannya, Anda bisa menuangkannya ke dalam tulisan. Cukup tuliskan yang Anda dapatkan dari memaksimalkan indera dan biarkan pandangan baru itu mengalir dari pikiran Anda ke goresan pena. Cara ini cukup efektif untuk menangkap ilham dan membiarkan ide masuk ke dalam pikiran.


 


Semoga beberapa cara di atas mampu bermanfaat untuk Anda. Dalam menulis buku, tidak ada salahnya Anda melakukan beberapa cara di atas untuk mencoba mendapatkan wangsit. Hal ini mampu dilakukan biar Anda tidak terjebak di satu titik dan berhenti menulis. Berhenti menulis nantinya akan membuat Anda kesusahan lagi untuk mengawali. Terkadang kesusahan itu berasal dari diri Anda sendiri. Rasa malas atau bosan lah yang membuat Anda terkungkung dalam kesulitan tersebut. Hanya saja Anda akan mengatasnamakan tidak ada pandangan baru untuk mulai menulis bukuatau menyelesaikannya.


Buat Anda yang sedang atau ingin menerbitkan buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengubah ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.


Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak ihwal Teknik Menulis Catatan Kaki  Anda mampu menyaksikan Artikel-artikel berikut:



  1. Teknik Menulis : Kaidah Penggunaan Catatan Kaki

  2. Mari Mengenal Catatan Kaki dalam teknik Menulis Buku!

  3. Cara Membuat Buku: Footnote Pada Buku


Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


[Wiwik Fitri Wulandari]


Referensi:



  1. http://blogdivapress.com/dvp/8-kiat-menangkap-ilham-untuk-tulisan/



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama