Keriuhan tentang siapa yang hendak memenangi hasil penyeleksian presiden Amerika Serikat (AS) antara Donald Trump dan Joe Biden, rasanya tak kuat kepada kejayaan emas.
Hal ini alasannya negara Paman Sam itu kemungkinan akan mengadopsi program stimulus fiskal yang cukup besar, dan tidak terpengaruh oleh siapa yang mau memenangkan penyeleksian tersebut.
CEO Coast Capital, James Rasteh mengatakan, “Kami akan mencetak triliunan dolar lebih dan semua itu pada kesannya mempunyai imbas yang sangat positif bagi emas”.
Rasteh menambahkan, “Kebijakan fiskal dan moneter akan nyaris identik di bawah kepemimpinan siapapun. Menurut saya perbedaan hanya khayalan ketimbang aktual”.
Seperti yang dikenali, di pasar spot harga emas menguat di atas US$ 2.000 pada bulan Agustus kemudian sebelum kembali diperdagangkan di level US$ 1.900 di beberapa pekan terakhir.
Jika menyaksikan pada data jual beli di hari Rabu (4/11/2020) ini, emas diperdagangkan pada US$ 1.912,41.
Sementara jika melihat data yang berdasarkan World Gold Council, permintaan dan pasokan emas di seluruh dunia alami penurunan pada kuartal III 2020. Hal ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19.
Namun prediksi tentang harga emas selalu tiba dengan aneka macam macam. Sebelumnya ajakan akan logam mulia emas dan komplemen diprediksi besar lengan berkuasa menurun tajam pada tahun 2021. Bahkan, penurunannya ditaksir akan lebih tajam jikalau dibandingkan sebelum virus Corona (Covid-19) merebak. Namun sayangnya, harga emas juga diproyeksi akan masih tinggi.
Mengutip dari Reuters hari Jumat (23/10/2020), Refinitiv Metal Research memprediksi bahwa para penanam modal akan menguruk emas untuk menjaga harga tetap tinggi.
Chris Vermeluen selaku Chief Market Strategist di Technical Trader memiliki persepsi bullish kepada emas simpulan tahun ini. Dalam wawancaranya dengan Kitco News, Vermeluen memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 atau bahkan US$ 2.300 di simpulan tahun.
Bahkan ramalan tentang harga emas yang lebih mengagumkan timbul dari pendiri Myrmikan Capital, Dan Oliver. Ia memprediksi emas akan tembus di harga US$ 10.000 per troy ons. Namun dalam prediksinya ini, Oliver tidak menyebut dalam jangka waktu kapan harga emas sesuai dengan yang beliau ramalkan.
Sumber stt.ac.id