Sistem Dan Trik Penerbit Buku Melirik Naskah

Jawa, salah satu pulau yang memiliki jumlah penerbit buku terbanyak dibandingkan pulau lain di Indonesia. Baik itu penerbit mayor ataupun penerbit indie. Banyaknya jumlah penerbit yang timbul, memperlihatkan tawaran bagi penulis menerbitkan bukunya.


Penerbit buku mayor memberikan keuntungan kepraktisan bagi penulis. Di mana penulis tidak perlu mengorganisir wacana penjualan, pemasaran, ataupun soal teknis. Hanya saja, hak royalti penulis lebih sedikit. Royalti penulis dibatasi hanya sekian persen alasannya adalah sisanya dipakai untuk biaya percetakan, ongkos teknis, dan pajak.


Ketika menerbitkan buku ke penerbit mayor, hak royalti seorang penulis sekitar 8%-10%, ada juga yang memberikan royalti 12% dari hasil penjualan. Berbeda dikala menulis buku secara self publishing. Setidaknya, penulis mampu menemukan hasil pemasaran sebanyak 100%. Dengan kata lain, keuntungan penulis jauh lebih besar ketimbang mempublikasikan secara mayor.


Penulis mampu mewujudkan naskahnya ke penerbit buku mayor dengan cara memperlihatkan naskah ke penerbit. Penulis menunggu keputusan dari pihak penerbit. Waktu menunggu keputusan pihak penerbit bermacam-macam. Bisa hingga dua, tiga, enam bulan, bahkan satu tahun.


Lain jikalau kita mempublikasikan buku sendiri. Prosesnya mampu lebih cepat, bisa terbit dalam 1 bulan saja, bahkan bisa kurang. Setidaknya, ada dua metode mempublikasikan buku sendiri: self publhising dan print on demand (PoD). Berikut ulasannya.


A. Penerbit Buku dengan Self Publishing


Berbeda dengan penerbit buku self publishing belum begitu diketahui oleh kebanyakan penulis. Sekalipun para penulis tahu, sedikit penulis yang menetapkan mengambil cara self publishing. Metode ini dianggap lebih mengeluarkan banyak modal. Sedikit yang menyadari laba dari hasil penjualan buku diterima oleh penulis lebih besar.


Self publishing dibagi lagi, ada jasa penyedia self publishing atau betul-betul ingin mempublikasikan dan mengelola sendiri segala sesuatunya. Jika memakai jasa penyedia self publishing, penulis cukup membayar jasa tersebut.


Penulis tidak butuhlagi pusing mempertimbangkan pembuatan cover, layout, edit naskah dan percatakannya. Dengan kata lain, penulis cuma cukup membayar jasa yang disediakan.


Saat ini, self publishing mulai banyak bermunculan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang berbasis online dan offline. Keuntungan menerbitkan buku secara online lebih terjangkau. Kindle Direct Publishing, aturan penerbit buku elektro menunjukkan hak 70% dari hasil penjualan buku untuk penulis.


Kelemahan menerbitkan secara online lewat web, segala sesuatu yang berbau marketing di lakukan sendiri. Masalah harga, buku yang dijual secara elektronik lebih hemat biaya dibandingkan buku cetak. Harganya pun lebih kompetitif. Meskipun, pihak penulis kalau ingin, menawarkan buku itu secara gratis.


Seiring pesatnya teknologi, banyak penerbit buku menciptakan trobosan ebook untuk buku-buku yang diterbitkan. Perkembangan ini merambah juga ke duni self publisihing. Dunia inilah yang kemudian disebut dengan pasar buku digital.


Dua pasar digital yang paling tersohor asal Amerika Serikat, adalah Amazon dan Apple. Pasar buku digital mirip Amazon contohnya, mendominasi pasaran paling banyak, sekitar 65%, sementara Apple mengintegrasikan buku digital sebanyak 20%.


Kemunculan novel digital di Amerika tengah murka. Dan tiap tahun mengalami peningkatan. Tahun 2011, pangsa pasar mingkat 44%. Forrester Research, memperkirakan di tahun 2017 pasar buku digital di daerah Eropa bisa mencapai US$ 19 miliar.


Penerbit buku di Indonesia pun juga terus menginovasi pergantian dari tahun ke tahun. Mengikuti pertumbuhan zaman dalam upaya mengejar ketertinggalan.


B. Penerbit Buku dengan Print on Demand


Print on demand memiliki kelebihan. Penulis tetap mampu mencetak buku meski cuma satu eksemplar. Di samping itu, kita juga mampu dengan bebas memilih kapan saja buku akan dicetak. Bahkan, jumlah buku yang mau di cetak juga tergantung dari pihak penulis.


Print on demand atau proses mencetak buku menggunakan teknologi digital tanpa pelat. Metode ini mencetak buku sesuai dengan usul penulis. tata cara ini memakai digital printer. PoD sering menjadi salah satu pilihan alasannya menunjukkan harga lebih terjangkau.


Keuntungan PoD dianggap lebih mudah dan menguntungkan. Baik laba secara tenaga, waktu dan ongkos lebih menguntungkan. Kenapa harus PoD?


PoD juga mampu mencetak buku dalam jumlah banyak. Meskipun mampu mencetak buku banyak, beban ongkos tidak sebanyak kalau memakai metode cetak offset.


Baca juga: Percetakan Murah Buku dengan Sistem POD


Setelah mengenal bentuk sistem penerbit, ada trik menulis naskah yang baik. Naskah yang baik, membukakan kesempatan laris di pasaran dan pihak penerbit buku pun senang menerbitkan naskah kita. Bagaimanapun juga, meskipun diterbitkan secara self publishing, penerbit jauh lebih bahagia jikalau mendapatkan naskah yang memang bermutu. Berikut poin naskah yang berkualitas dan baik.


1. Mendidik


Naskah yang diminati penerbit ialah naskah yang bersifat mendidik. Berlaku untuk jenis naskah fiksi ataupun nonfiksi. Naskah yang mempunyai muatan mendidik menjadi satu poin penting agar buku laris di pasaran. Selain itu juga membuktikan kemampuan penulis menghidangkan informasi yang lebih bermanfaat.


Istilah mendidik, tidak selalu berbentuk menyajikan berita yang bersifat kuantitatif. Bisa dalam bentuk pendidikan adab, memberi motivasi, dan memperlihatkan ide bagi pembaca. Prinsip mendidik, menawarkan perubahan emosi ataupun pengetahuan pembaca.


2. Evergreen


Dunia perbukuan susah ditebak. Rata-rata buku yang diminati tipe buku yang bertema dan tidak membosankan. Buku yang laku dipasaran justru buku yang bersifat evergreen. Dimana, buku tersebut tidak mudah lekang oleh waktu. Meskipun telah bertahun-tahun, buku masih tetap enak untuk dibaca dan pas.


Contoh buku yang bersifat evergreen yakni buku latih. Meskipun perubahan tahun ke tahun, buku bimbing masih tetap dipakai untuk media pembelajaran. Kehadirannya selalu dicari oleh praktisi dan mahasiswa, sekalipun buku tersebut sudah diterbitkan tujuh tahun yang lalu.


Berbeda dengan jenis buku yang memburu saat-saat. Buku-buku tipe ini cuma bertahan dalam waktu tertentu, cenderung lebih cepat. Buku yang laris pada waktu itu, selebihnya, akan menguap. Mungkin juga, terlalaikan.


3. Judul


Penerbit buku saat mendapatkan naskah pertamakali, yang dilihat selain synopsis dan konsep, penerbit akan mengamati judul buku. Begitupun dengan pembaca, hal pertama yang dilihat di toko buku selain penampilan cover, akan memperhatikan judul.


Meskipun naskah diterbitkan secara self publishing atau PoD, tidak ada salahnya kita juga menempatkan demikian. Dengan melaksanakan demikian, dibutuhkan kita mampu bersifat objektif dengan naskah yang kita buat. Bukan semata-mata mengajar ingin menerbitkan buku, dan mengabaikan kualitas dan kuantitas naskah.


Membuat judul buku yang mempesona memang tidak semudah teori. Kasus yang terjadi di dunia penerbit buku banyak naskah yang dibuat penulis diganti oleh pihak buku. Alasannya sederhana, karena judulnya tidak memasarkan dan tidak menarik.


Baca juga: Cara Membuat Buku Ajar dengan Judul yang Menarik 


Itulah ulasan trik menulis naskah yang digemari penerbit buku dan tata cara penerbitkan buku sendiri. Semoga tulisan ini berfaedah. Semangat berkarya. [Elisa]


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengubah biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.


Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang teknik menulis anda mampu melihat Artikel-artikel berikut:



  1. Tiga Kunci Membuat Buku Ajar yang Terstruktur

  2. Cara Praktis Membuat Outline Buku Ajar

  3. Membuat Lead yang Menarik Saat Menulis Buku

  4. Menghindari 5 Kendala Saat Menulis Buku Ajar


Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS di sini!


Jika Anda menghendaki EBOOK GRATIS wacana CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.


Referensi :



  1. Fransiska Belinda. “Perubahan dan Tantangan Media Cetak”.

  2. Jefferly Helianthusonfri. “Cara Menerbitkan Buku Sendiri Melalui Self Publishing”,  <http://keajaibanmenulis.com/cara-menerbitkan-buku-sendiri-melalui-self-publishing/>

  3. Ozal. “Terjepitnya Penerbit Buku Cetak di Era Digital”, <http://www.jagatreview.com/2013/10/terjepitnya-penerbit-buku-cetak-di-masa-digital/

  4. Wikihow. “Cara Menerbitkan Sendiri Buku Anda”, <http://id.wikihow.com/Menerbitkan-Sendiri-Buku-Anda>


 


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama