Siapkah Harga Emas Kembali Dekati Rekor Tertinggi Sepanjang Kurun?





Dengan reli yang tidak terbendung selama tujuh pekan berturut-turut, harga emas memiliki potensi besar akan mencetak rekor tertinggi barunya.


Jika menyaksikan pada data di pekan lalu, harga emas dunia ditutup pada level psikologis di angka US$ 1.900 per troy ons. Sementara pada hari Senin (27/7/2020) permulaan pekan ini, emas masih menawarkan kilauannya dan melanjutkan kenaikan.


Pada Senin pagi ini, harga emas di pasar spot alami kenaikan meraih 0,87 persen ke US$ 1.917,7 per troy ons. Kini harga emas dunia hanya terpaut kurang dari US$ 3 dari level tertingginya di sepanjang sejarah yakni US$ 1.920 pada sembilan tahun yang silam.


Hasil dari survei yang dijalankan oleh Kitco, para pelaku pasar masih meyakini bahwa harga emas mampu bullish untuk pekan ini. Sebanyak 14 analis dari Wall Street yang disurvei Kitco, terdapat 11 orang atau 79%-nya memperkirakan bahwa harga emas masih naik.


Sementara itu, survei yang dijalankan Kitco pada Main Street, ditemukan hasil 72% memperkirakan harga emas naik pada minggu ini, 17% menyampaikan akan lebih rendah, sementara mereka yang menyampaikan netral hanya 12%. Survei ini dijalankan Kitco terhadap 1.870 responden.


Kepala riset pasar di Commerzbank, Eugen Weinberg, mengatakan bahwa jika melihat dari saat-saat pasar saat ini, ia tidak akan terkejut bila harga emas naik ke level US$ 2.000 per troy ons pada final ahad ini.


Siapkah Harga Emas Kembali Dekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa?

Siapkah Harga Emas Kembali Dekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa?


Eugen menerangkan, rekor baru harga emas hanya persoalan waktu saja. Meski emas terlihat telah sedikit mencapai level bosan beli (overbought), dia menyampaikan bahwa pasar masih disokong oleh mendasar yang besar lengan berkuasa.


Ia juga menerangkan, “Aku tidak akan menyebut emas selaku bubble dahulu. Masih ada triliunan obligasi dengan hasil nominal negatif dan ini akan terus mendukung emas”.


Senada dengan Weinberg, Kepala Perdagangan MKS (Swiss) SA, Afshin Nabavi menyampaikan bahwa seiring dengan ketidakpastian yang berlanjut serta meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China akan terus mendukung logam mulia itu selaku aset safe-haven.


Prediksi mengenai emas yang hendak mencetak rekor tiba dari banyak analis. Salah satu prediksi yang paling menghebohkan tiba dari Dan Oliver -pendiri Myrmikan Capital- yang memprediksi harga emas akan tembus US$ 10.000/oz.


Jika mengacu pada prediksi Dan Oliver dan aturan di pangsa pasar, satu troy ons setara dengan 31,1 gram, maka besaran US$ 10.000/troy ons dikonversi dengan 31,1 gram, artinya didapatkan hasil US$ 321,54/gram. Jika dijumlah dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000/US$, itu memiliki arti Dan Oliver memprediksi harga emas akan berada pada kisaran Rp 4,5 juta/gram.


Namun komentar berlainan datang dari Everet Milman dan Daniel Pavilonis. Everet yang ialah pakar logam mulia Gainesville Coins itu justru memperingatkan untuk para penanam modal bahwa reli emas bisa jadi terlalu jatuh, terlalu cepat. Menurutnya level saat ini mampu mempesona agresi ambil untung.


Sementara itu, Daniel yang juga broker komoditas senior di RJO Futures menerangkan bahwa sementara beberapa konsolidasi pada level ketika ini akan sehat untuk emas, menurutnya pasar tidak mampu mengabaikan saat-saat.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama