Rp 300 Triliun Lenyap Dari Bursa Ri Sehabis Anies Akan Terapkan Psbb Total





Rencana dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai penerapan pembatasan sosial berukuran besar (PSBB) mulai hari Senin (14/9/2020) depan, ditanggapi geram oleh Badan Angaran (Banggar) dewan perwakilan rakyat.


Said Abdulah selaku Ketua Banggar menyesalkan atas pernyataan yang boombastis oleh Anies tersebut yang dinilainya cukup dramatis dan sudah menciptakan IHSG alami keanjlokan.


Ketika membuka rapat Banggar dengan Pemerintah hari Jumat (11/9/2020) ini, Said mengatakan, “Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan boombastis dramatis oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sehingga mengakibatkan hal yang tidak butuhdan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita berguguran”


Seperti yang dimengerti, Anies Baswedan sebelumnya sudah menetapkan menawan rem darurat untuk menangkal penularan Covid-19 yang semakin masif. Gubernur DKI Jakarta memutuskan akan kembali memberlakukan PSBB seperti awal pandemi Corona di Tanah Air.


Pada video yang disiarkan oleh Pemprov DKI Jakarta, Anies menyampaikan, “Kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berukuran besar mirip pada abad permulaan pandemi dahulu, bukan lagi kurun transisi, tetapi PSBB awal dulu”.


Menurut Anies, kembalinya PSBB ke tahap awal itu alasannya keadaan Jakarta telah mengkhawatirkan. Rem darurat ini mulai diberlakukan pada tanggal 14 September yang akan tiba.


Rp 300 Triliun Lenyap dari Bursa RI Setelah Anies Akan Terapkan PSSB Total

Rp 300 Triliun Lenyap dari Bursa RI Setelah Anies Akan Terapkan PSSB Total


Anies menyertakan, “Kami sampaikan malam ini sebagai ancang-ancang, mulai Senin 14 September kegiatan perkantoran yang non esensial diharuskan melakukan aktivitas bekerja dari rumah, bukan acara bisnisnya yang berhenti namun melakukan pekerjaan di kantornya yang ditiadakan, aktivitas usaha jalan terus, namun kegiatan perkantoran di gedungnya yang tidak diizinkan”.


Untuk isu, IHSG pada jual beli di hari Kamis (10/9/2020) kemarin rontok 5,01 persen ke level 4.891,46 sesudah sebelumnya perdagangan sempat dilarang oleh bursa alasannya turun lebih dari lima persen.


Data perdagangan mencatat, bahwa investor abnormal melaksanakan agresi jual higienis sebanyak Rp 668 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi yang menyentuh angka Rp 10,2 triliun.


Nilai kapitalisasi tercatat tergerus hingga mencapai angka Rp 297,26 triliun dari nilai kapitalisasi Rp 5.978,17 triliun pada hari Rabu sebelumnya (9/9/2020), menjadi Rp 5.680,91.


Melihat kondisi tersebut, Said meminta terhadap BI dan OJK untuk mempertahankan serta mengawasi sektor keuangan nasional dari hal-hal yang tidak pasti.


Tidak hanya itu, Said juga meminta BI untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah kepada mata uang aneh. Menurutnya, rupiah masih terjadi depresiasi secara konstan.


Said menuturkan, “Kami yakin kepada aneka macam upaya yang dijalankan dan ditempuh oleh gub BI, dan kami berharap gub BI juga mempertahankan stabilitas sektor keuangan karena kita khawatir upaya-upaya yang dilaksanakan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua bila tidak ada di antara kita koordinasi baik di semua ini”.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama