Perbedaan Prakata Dan Kata Pengantar


Perbedaan prakata dan kata pengantar sering diartikan sama – Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda loh. Bahkan peruntukannya pun juga berlainan. Banyak terjadi kesalahkaprahan dalam mendefinisikan prakata dan kata pengantar. Nah, apakah Anda salah satunya? 





Sebenarnya tidak hanya Anda saja. Saya percaya banyak orang yang tidak menyadari dua hal tersebut dua hal yang berlainan. Mungkin sebab namanya sama dan peletakannya selalu diletakan di bab awal halaman.





Maka dari itu, pada ulasan kali ini akan mengulas wacana perbedaan prakata dan kata pengirim . Penasaran seperti apa? Langsung simak ulasan berikut. 





#1. Pengertian Kata Pengantar 





Perbedaan prakata dan kata pengantar memang sekilas sama. Tetapi dari esensinya jauh berlawanan. Kaprikornus kata pengantar mampu ditulis oleh orang lain. Buat Anda yang sering membaca buku, pasti di lembar permulaan-permulaan buku ada kata pengirim yang kadang ditulis bukan penulis bukan? Tetapi ditulis oleh pihak penerbit, ada pula ditulis oleh orang yang berkompetensi di bidang yang serupa. 





Dari segi isi yang disampaikan, kata pengantar secara garis besar konsentrasi pada isi buku yang dibahas penulis. tentu saja apa yang ditulis di kata pengantar tidaklah terlalu rincian.





Cukup sekilas dan cuplikannya saja. sebab sifatnya hanya sebatas memperlihatkan citra kepada calon pembaca buku. Disamping itu, juga sebagai media persuasi penulis ke calon pembaca buku itu sendiri. 





Bisa juga disampaikan selaku ajang untuk mengenalkan maksud dan tujuan dari penerbit buku mempublikasikan buku tersebut. Termasuk pula bisa diperuntukan untuk memberikan kelebihan dari buku tersebut dibandingkan buku-buku lain yang sudah beredar di pasaran. 





Kasus-perkara tertentu, kata pengirim lebih dikhususkan pada penulis atau peneliti yang memiliki pakar di bidangnya. Atau bagi penulis yang memang mahir dibidangnya, sebab bahan yang dibahas berhubungan dengan skill atau jurusan pendidikan. 





Baca juga : Cara Membuat Kata Pengantar Modul dan Contohnya





Fakta Teknis Penulisan Kata Pengantar





Tahukan Anda kalau kata pengantar mempunyai perumpamaan sebutan lain, yaitu selaku kata sambutan. Terkait dengan fakta teknis penulisan kata pengantar ternyata dihentikan diedit asal-asalan orang. Jika ingin mengedit secara konten dan tujuan isi, maka wajib menerima izin terlebih dahulu dari penulisnya. 





Secara teknis kata pengirim boleh diedit tanpa meminta kesepakatan penulis, apabila yang diedit sifatnya ringan, mirip salah ejaan, tata kalimat ataupun salah ketik. Bahkan semisal Anda diminta untuk menuliskan kata pengantar, selain bentuk dari penghormatan, juga menjadi tantangan. 





Kok tantangan? Iya alasannya penulisan kata pengirim tidak mirip menulis testimoni ataupun menuliskan endorsement, tetapi Anda mesti benar-benar mendalami buku dan pembahasan tersebut. dari sisi penulisan yang disampaikan pun juga biasanya lebih panjang, alasannya adalah lebih mendalam dan menyeluruh. Bahkan, banyak pula panjang kata pengirim ada yang panjang sekali. 





Baca juga : Perbedaan Buku Teks dan Buku Ajar





#2. Pengertian Prakata 





Lain lagi jika melihat perbedaan pra kata dan kata pengirim . Kaprikornus pra kata tidak wajib ditulis oleh si penulis. namun juga ditulis pribadi oleh orang penulis. Makara murni ditulis dari hasil perumpamaan perasaan dari penulis. tidak boleh ditulis kan oleh pihak lain, misalnya dari penerbit, senior atau orang lain diluar penulis. 





Sedangkan prakata itu sendiri lebih diperuntukan untuk goresan pena pengirim yang menonjolkan maksud dan tujuan. Penulisan prakata ternyata tidak mampu panjang sesuai cita-cita penulis loh. Ada batas maksimum prakata, yakni dilarang lebih dari dua halaman. Paling efektif dibentuk satu halaman. 





Perbedaan prakata dan kata pengantar juga terletak dari teknis penulisan. Misalnya, pada penulisan prakata penulis bisa mengucapkan terimakasih kepada orang lain atau orang-orang yang menolong penulis. Nah, terkait dengan ucapan terimakasih yang ditujukan pun ada aturannya. 





Kaprikornus penulis dihentikan mengucapkan ucapatan terima kasih lebih dari lima ucapan. Jika lebih, focus dan esensi dari penulisan prakata itu sendiri akan hilang. Tentu saja, pembaca pun juga malas membaca Bagan ini bila terlalu banyak ucapkan terima kasih. Sekali lagi, pembaca membaca goresan pena prakata untuk mengetahui apa yang akan dituliskan, bukan menyaksikan ucapkan terimakasih.





Penilaian Prakata Untuk Pangkat Poin 





Ada yang mempesona dibalik mempelajari perbedaan prakata dan kata pengantar, adalah relasi penulisan prakata yang diperuntukan untuk mendapatkan poin. Cocok buat dosen, pendidik yang memang sedang memburu poin kredit. Ternyata ada evaluasi untuk penulisan prakata pada buku bimbing ataupun buku teks. Dimana penulisan prakata memiliki poin optimal lima. 





Adapun syarat mendapatkan poin tersebut dalam penulisan prakata. Diantaranya mesti memenuhi gambaran secara ringkas isi buku seperti apa, caranya pun mampu dengan menyebutkan kuantitas bab dan judul bab. Adapun syarat lain, yakni memuat segmentasi dari buku tersebut, missal buku diperuntukan untuk mahasiswa atau untuk pelajar. 





Syarat lain pun juga disebutkan, diantaranya prakata mesti menuangkan keunggulan dari buku yang Anda tulis dibandingkan dengan karya buku yang lain. Syarat terakhir, disebutkan bahwa prakata juga wajib menampung pesan apa yang dapat diambil oleh kandidat pembaca. Termasuk, tujuan Anda selaku penulis membuat buku tersebut. 





Baca juga : Trik Jitu Latihan Menulis Buku Tanpa Pusing





Kesimpulan Perbedaan Prakata Dan Kata Pengantar





Dari perbedaan prakata dan kata pengirim di atas, mampu dilihat secara terperinci perbedaan antara keduannya. Sesuai dengan namannya “Kata Pengantar” disitu ada kata ‘pengantar’ yang berperan sebagai pengirim . Itu sebabnya, pengantar justru dituliskan oleh orang lain (bukan penulis). Sedangkan yang ditulis penulis pribadi disebut dengan prakata. 





Penggunaan kata pengirim dan prakata memang sedikit rancu bagi orang lazim. Tetapi jika ditelisik lagi dan diamati lebih, keduanya bisa dilihat perbedaannya. Misalnya, saat Anda membaca buku, niscaya ada lembar kata pengirim , yang ditulis oleh pihak penerbit, atau pihak orang lain selain penulis bukan? Sedangkan untuk prakata lebih sering dijumpai pada laporan karya ilmiah, jurnal dan semacamnya. 





Dimana dalam laporan karya ilmiah, skripsi atau tesis tidak menggunakan istilah kata pengantar, melainkan menggunakan istilah prakata. Dari sini, kalau kita jeli harusnya sudah tahu perbedaan peruntukannya. Karena rendahnya literasi, masuk akal jika terjadi kesalahkaprahan dalam memahami perbedaan prakata dan kata pengantar itu sendiri. 





Nah itulah beberapa perbedaan prakata dan kata pengirim yang bisa menjadi catatan sekaligus menjadi koreksi. Semoga dengan sedikit pembahasan dan ulasan di atas memperlihatkan pencerahan sekaligus menawarkan pemahaman berpikir lebih sederhana ihwal prakata dan kata pengantar. 





Kaprikornus mulai sekarang, jikalau ingin membuat prakata atau kata pengantar, tidak perlu sakit kepala dan repot. Jika dahulu telah terlanjur salah, mulai dikala ini tidak lagi salah pemahaman dan tidak tertukar pemahaman antara prakata dan kata pengirim . Semoga ulasan ini berguna, salam literasi.





Terimakasih sudah membaca artikel berjudul “Perbedaan Prakata dan Kata Pengantar”, baca juga artikel yang lain :









Kontributor : Irukawa Elisa 





Referensi:





  • Iyan Wb. 2007. Anatomi Buku. Bandung: Kolbu.
  • Bambang Trim. Prakata vs Kata Pengantar. (Diakses pada Kamis 19 November 2020)
  • https://www.kompasiana.com/bambangtrim/5d2f1016097f36764e7b52a3/prakata-vs-kata-pengirim ?page=all


Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama