Pemahaman, Ciri, Dan Jenis Model Pembelajaran Yang Perlu Dikenali







Model pembelajaran merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka pembelajaran alasannya mencakup keseluruhan tingkatan. Lingkupnya yakni keseluruhan kerangka pembelajaran alasannya menawarkan pengertian dasar atau filosofis dalam pembelajaran. Dalam model pembelajaran, terdapat strategi yang menjelaskan operasional, alat, atau teknik yang digunakan siswa dalam prosesnya. Selanjutnya, di dalam  taktik pembelajaran ada sistem pembelajaran yang menerangkan tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tingkatan ini memiliki fungsi untuk menerangkan relasi dari kerangka pembelajaran tersebut.





Istilah model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran. Dalam pendekatan pembelajaran, di dalamnya terdapat planning-rencana dan alur yang dipakai selaku isyarat dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Mengingat versi pembelajaran adalah dasar untuk seni manajemen dan metode , perlu dimengerti pengertian model pembelajaran berdasarkan beberapa ahli untuk mengetahui lebih jauh. 





Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli





Arends (1997)





Istilah versi pembelajaran mengarah pada pendekatan tertentu kepada aba-aba yang berisikan tujuan, sintaks (contoh urutan atau alur), lingkungan, dan sistem pengelolaan secara keseluruhannya. Instruksi yang dimaksud ialah segala ketentuan yang dimaksudkan untuk dilakukan, dalam hal ini yakni siswa. Menurut Arends, seperangkat isyarat ini perlu memenuhi aneka macam komponen semoga mampu menjadi kesatuan model pembelajaran yang utuh dan berfungsi dengan baik untuk siswa. 





Adi (2000)





Model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dalam hal ini penentuan model pembelajaran tidak lepas dari menimbang-nimbang tujuan pembelajaran. Kesinambungan versi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran cenderung akan memudahkan dalam penyusunan versi pembelajaran secara menyeluruh. Ketika keduanya sinkron dan penggambaran keseluruhannya sudah terang, penyusunan taktik dan tata cara pembelajaran bisa menjadi lebih gampang. 





Baca Juga: 14 Aplikasi Pembelajaran Daring yang Bisa Kamu Coba





Fungsi model pembelajaran yaitu selaku fatwa bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan acara pembelajaran. Kegiatan mencar ilmu dan mengajar sudah berjalan sejak berabad-periode lalu dan versi pembelajaran yang dipakai berganti-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Oleh karena itu, versi pembelajaran selaku kerangka konseptual menjadi anutan bagi guru agar mutu acara mencar ilmu dan mengajar dari kurun ke periode terus membaik dan lebih baik dari sebelumnya. 





Trianto (2010)





Model pembelajaran yakni suatu penyusunan rencana atau suatu teladan yang dipakai sebagai aliran dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam panduan. Pengertian ini hampir senada dengan Adi, tetapi Trianto di sini lebih menjabarkan pada unsur-bagian dalam versi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut di antaranya tujuan pembelajaran, tindakan, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.





Ciri – Ciri Model Pembelajaran 





Rofa’ah dalam Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran dalam Perspektif Islam (2016) menjelaskan ciri-ciri versi pembelajaran yang baik. Adapun ciri versi pembelajaran yang bagus ini perlu untuk memberikan kode atau indikator kepada guru dalam penyusunannya.





Rasional dan berpikiran logis berdasarkan teori-teori pembelajaran yang sudah disusun oleh peneliti sebelumnya 





Studi perihal versi pembelajaran terus meningkat dan hal ini didasari oleh cita-cita semoga dari kala ke kala mampu menjadi lebih baik. Sebab upaya memperbaiki dikerjakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dikerjakan oleh siswa.





Berorientasi pada landasan pedoman wacana apa dan bagaimana siswa belajar





Memahami kondisi siswa sangat penting alasannya adalah model pembelajaran ada didedikasikan demi kepentingan mereka. Tidak cuma itu, tetapi juga mengetahui apa yang mereka butuhkan.





Sikap mengajar yang diharapkan supaya versi pembelajaran yang diputuskan mampu dilakukan dengan baik dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran





Poin ini berhubungan dengan strategi dan sistem pembelajaran yang tidak cuma menuntut siswa bertingkah tertentu, tetapi guru juga diperlukan untuk bertingkah tertentu yang mampu mendukung versi pembelajaran. Hal ini dikarenakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa juga ialah kunci kesuksesan proses pembelajaran.





Baca Juga: 10 Metode Pembelajaran Kurikulum 2013





Mendukung lingkungan belajar yang diperlukan biar tujuan pembelajaran tercapai





Memahami kondisi lingkungan belajar yang telah ada dan mengusahakan biar menjadi lebih baik ialah ciri model pembelajaran yang baik alasannya lingkungan yang baik akan sungguh mendukung kinerja siswa dalam proses pembelajaran.





Berdasarkan ciri-ciri versi pembelajaran yang bagus berdasarkan Rofa’ah, keempat poin tersebut berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Sebagaimana yang disebutkan oleh Robert M. Gagné (1999), diperlukan kondisi internal dan eksternal yang bagus untuk tercapainya hasil pembelajaran yang diharapkan. 





Kondisi internal dimengerti sebagai peningkatan memori siswa sebagai hasil berguru terdahulu. Sedangkan keadaan eksternal meliputi faktor atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal, guru perlu mengamati dan menyusun pembelajaran yang dapat merangsang dan mengaktifkan memori siswa sesuai bahan yang diberikan sebelumnya dan dapat menghubungkannya dengan bahan modern. Setelah menyaksikan kondisi internal dan eksternal tersebut, menghasilkan ekspektasi hasil berguru yang dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu kesanggupan intelektual, taktik kognitif, berita ekspresi, kemampuan motorik, dan sikap. 





Jenis-jenis Model Pembelajaran





Jenis-jenis model pembelajaran yang diterangkan oleh para jago bermacam-macam. Salah satu tumpuan yang paling kerap dipakai ialah versi pembelajaran Richard Arends (2012) yang terdiri dari delapan jenis. Di antaranya penyajian dan klarifikasi, langsung, media visual dan teks, inkuiri, teaching thinking, berbasis kasus, kooperatif, dan berbasis problem. Selain jenisnya yang beragam, pengaplikasiannya juga bermacam-macam dan bergantung pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru. Maka dari itu, jenis-jenisnya mampu diadaptasi dengan konteks kebutuhan yang bersangkutan. 





Beragam model pembelajaran yang dijelaskan di bawah ini merupakan jenis yang sering dibahas dan digunakan di Indonesia. Sehingga kesempatannya dapat eksklusif memproyeksikan jenis versi pembelajaran yang lebih cocok untuk kerangka pembelajaran di Indonesia.





Model pembelajaran eksklusif





Definisi pembelajaran eksklusif adalah jenis model pembelajaran dimana bahan pembelajaran disusun oleh guru untuk disampaikan secara eksklusif terhadap siswa. Model ini mempunyai kaitan dengan tata cara pembelajaran ekspositori, adalah penyampaian bahan dari guru ke murid dijalankan secara eksklusif lewat ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. 





Karakteristik versi pembelajaran eksklusif dapat diterangkan sebagai berikut.





  1. Siswa menerima keterampilan secara langsung dan secepatnya menerima imbas dari model pembelajaran eksklusif
  2. Pembelajaran dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan tertentu
  3. Materi telah disusun oleh guru
  4. Lingkungan belajar sudah terorganisir dan disusun oleh guru




Model pembelajaran langsung memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal ini juga berlaku pada jenis model pembelajaran yang lain sebab jika dikembalikan pada rancangan permulaan penyusunan model pembelajaran, perancangan kerangka pembelajaran didasarkan pada kesesuaiannya dengan kondisi guru dan siswa serta sejalan dengan tujuan yang hendak diraih atau tidak.





Ada lima poin kelebihan model pembelajaran eksklusif.





  1. Guru mempunyai wewenang penuh terhadap isi materi yang telah disiapkannya sehingga lebih gampang dalam menjaga konsentrasi siswa
  2. Model ini mampu dipraktekkan untuk kelas besar dan kecil
  3. Dapat mendorong siswa lebih terbuka untuk mengungkapkan kesusahan secara eksklusif terhadap guru
  4. Efektif untuk pembelajaran perihal materi yang terstruktur dengan waktu terbatas
  5. Efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit terhadap siswa yang nilai sekolahnya masih rendah




Sedangkan kekurangan versi pembelajaran eksklusif diantaranya:





  1. Keterampilan siswa sungguh mampu berlainan-beda. Model ini bergantung pada kemampuan siswa mengasimilasi materi lewat aktivitas mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat
  2. Sulit dalam menangani perbedaan kesanggupan, ketertarikan, dan gaya mencar ilmu siswa
  3. Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, sehingga sukar bagi siswa yang lebih tertarik untuk membuatkan kemampuan sosial dan interpersonal
  4. Guru memiliki tugas paling esensial dalam proses pembelajaran. Jika guru menunjukkan perilaku tidak kompeten mirip tidak mengerti materi atau tidak komunikatif, kemungkinan terburuk yaitu siswa tidak mematuhi kelas, kesulitan dalam mengetahui materi, dan menghambat acara belajar secara menyeluruh




Model Pembelajaran Berbasis Masalah





Konsep ini memperlihatkan siswa kesempatan untuk belajar dengan salah satu strategi pembelajaran adalah penyelidikan dan inkuiri kepada suasana persoalan yang autentik atau terjadi di kehidupan konkret. Model ini mendorong siswa untuk menuntaskan persoalan memakai kesanggupan nalar dan melatih kesanggupan mencar ilmu secara independen.





Pembelajaran berbasis dilema ini memiliki karakteristik selaku berikut.





  1. Fokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
  2. Mendorong untuk menganalisis persoalan yang selanjutnya dilakukan pengembangan hipotesis, melakukan eksperimen, sampai merumuskan kesimpulan
  3. Mendorong agar hasil pembelajaran ialah karya aktual yang menerangkan bentuk dari penyelesaian persoalan




Baca Juga: 7 Macam Metode Pembelajaran yang Kerap Digunakan





Kemudian keunggulan dari versi pembelajaran berbasis persoalan ini mencakup:





  1. Mendorong siswa menyelesaikan masalah yang realistik dan mempunyai pengaruh pada kehidupan nyata
  2. Memupuk sifat inkuiri siswa
  3. Mendorong kemampuan siswa dalam solusi dilema




Kekurangan versi pembelajaran berbasis dilema terdiri dari:





  1. Persiapan pembelajaran cenderung kompleks sebab belum pasti siswa dan guru bisa memenuhi alat atau instrumen yang dibutuhkan dalam proses belajar
  2. Hasil pembelajaran mampu menjadi tidak maksimal bila kesusahan dalam mencari masalah yang berhubungan untuk siswa
  3. Membutuhkan waktu lebih lama dari kurun pembelajaran yang telah ditetapkan








Model pembelajaran kontekstual





Model ini menekankan pada keterkaitan antara bahan pelajaran dengan kehidupan kasatmata. Kompetensi siswa dinilai menurut kesanggupan mereka dalam menghubungkannya. Berfokus pada ‘bagaimana cara’ siswa menggunakan wawasan baru mereka, versi ini lebih mementingkan taktik belajar dibandingkan dengan hasilnya. Oleh karena berkutat pada kedekatannya dengan kehidupan aktual, umpan balik diharapkan untuk mengembalikan pada karakteristik versi pembelajaran kontekstual ini.





Komponen utama versi pembelajaran kontekstual meliputi:





  1. Menggunakan landasan berpikir konstruktivisme yang menekankan pengertian siswa secara independen menurut pengetahuan terdahulu. 
  2. Proses pembelajaran didasarkan pada penelusuran dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (inkuiri). 
  3. Pertanyaan pertama yang mendorong jawaban dan pertanyaan-pertanyaan berikutnya
  4. Menekankan pada sistem belajar secara berkelompok 
  5. Ada model yang menjadi acuan bagi pencapaian kompetensi siswa. Guru bukan satu-satunya model, namun dapat melibatkan siswa atau didatangkan dari luar
  6. Refleksi yang bisa berupa pertanyaan langsung, jurnal, pesan dan kesan dari siswa, diskusi secara pribadi, atau hasil karya
  7. Penilaian faktual dengan mengukur semua aspek pembelajaran yang berisikan proses, kinerja, dan hasil pembelajaran siswa




Model pembelajaran kooperatif





Pembelajaran kooperatif ini nyaris sama dengan pembelajaran kontekstual dalam hal membuat siswa dapat melakukan pekerjaan sama dalam satu golongan. Hanya saja model ini lebih menekankan pada esensi kerjasama dalam pembelajaran. Meskipun begitu, versi kooperatif ini penting dalam praktik pendidikan alasannya adalah selain mengembangkan pencapaian hasil mencar ilmu, juga berbagi relasi antar teman dan kelompok. 





Baca Juga: 16 Aplikasi Pembelajaran Online Gratis





Ada tiga desain yang juga merupakan karakteristik model pembelajaran kooperatif.





  • Tujuan golongan. keberhasilan mencar ilmu didasarkan pada tampilan individu sebagai anggota kalangan dalam membuat kekerabatan yang baik dengan yang lainnya dengan saling mendukung, membantu, dan peduli satu sama lain
  • Pertanggungjawaban individu. Meskipun berorientasi pada golongan, setiap individu juga harus siap untuk menghadapi tes dan peran-tugas yang bersifat individual tanpa pinjaman sobat sekelompok
  • Kesempatan yang serupa untuk mencapai keberhasilan. Menggunakan tata cara skoring dimana nilai pertumbuhan dilandasi oleh kenaikan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu, siswa memiliki peluang untuk menemukan nilai secara merata




Model ini dibagi lagi ke dalam beberapa tipe diantaranya jigsaw, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Numbered Head Together (NHT), menggunakan kartu, Student Teams Achievement Divisions (STAD), dan Team Game Tournament (TGT). Penjelasannya dapat dimengerti sebagai berikut.





Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw





Pembelajaran tipe jigsaw dilaksanakan dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kalangan. Dalam satu golongan diberi tugas untuk membaca bahan dengan topik berlainan-beda sehingga setiap siswa dalam satu kelompok menerima topik bacaan yang berlawanan. Usai membaca, setiap siswa yang menerima topik bacaan yang sama dari kelompok yang berbeda diminta untuk mendiskusikan topik yang sudah mereka baca. Setelah berdiskusi, mereka kembali ke golongan masing-masing untuk bertukar bahan dari hasil diskusi sebelumnya. 





Tipe jigsaw akan lebih maksimal jikalau dipakai untuk pelajaran dalam bidang ilmu sosial dengan materi yang tertulis. Materi yang sudah tersedia dapat meminimalisir kemungkinan siswa mendapatkan isu yang kurang benar, apalagi dalam tipe ini mereka diharuskan menerangkan materi yang telah dibaca.





Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)





Guru membagi kelas ke dalam beberapa kalangan. Dalam satu golongan, mereka diberikan bacaan sesuai topik yang sedang dipelajari untuk lalu didiskusikan dalam kelompok masing-masing. Setelah berdiskusi, mereka diminta menemukan ilham pokok dan memperlihatkan jawaban terhadap topik yang telah dipelajari. Selanjutnya tiap kalangan diminta untuk menyampaikan inspirasi pokok dan tanggapan ke lembaga kelas agar menerima jawaban dari kalangan lain. Untuk mengakhiri kelas, guru lalu menyampaikan kesimpulan. 





CIRC mendorong siswa untuk aktif dan reaktif kepada dinamika diskusi. Dalam satu golongan akan ada yang membantu sahabat yang lain yang kesulitan. Siswa akan terdorong untuk bertanya saat dirasa ada yang tidak dipahami. Adanya diskusi juga akan mendorong siswa untuk mengatakan dalam lembaga kelas, berpendapat, menyanggah, dan seterusnya.





Baca Juga:  Pengertian Modul Pembelajaran : Ciri-ciri, Kelebihan dan Kekurangannya





Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)





Tipe kooperatif ini memperlihatkan peluang bagi siswa untuk menumbuhkan kesanggupan beralasan dan berpendapat. Setelah dibagi golongan dan materi, siswa menyatukan pertimbangan dengan melakukan lembar kerja siswa di bawah panduan guru dan menentukan setiap anggota kelompoknya sudah mengenali balasan dari materi. Kemudian guru memanggil siswa berdasarkan nomor urut mereka untuk menjawab pertanyaan. 





NHT ini bisa jadi tipe yang paling membuat siswa bingung alasannya siswa cenderung cemas jikalau jawaban mereka salah. Oleh karena itu, kalau jawaban siswa salah, guru tetap harus tenang, menenangkan siswa, dan memperlihatkan instruksi yang benar. 





Pembelajaran kooperatif tipe menggunakan kartu





Berdasarkan tipe ini, hal yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah memakai kartu berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban selaku instrumen berguru. Guru mampu membagi siswa sepasang-sepasang. Sepasang siswa menjawab kartu-kartu pertanyaan siswa lainnya. Setelah itu, mereka bertukar kembali untuk mengoreksi jawabannya.





Kelebihan dari tipe menggunakan kartu yakni lebih menyenangkan bagi siswa, selain juga alasannya adalah mereka mampu berinteraksi dengan siswa yang lain. Tipe ini juga berlaku untuk nyaris semua mata pelajaran. Sedangkan tantangan dari tipe ini yaitu siswa harus tahu tanggapan dari pertanyaan, yang tetap saja pada akibatnya guru perlu memantau jalannya proses ini.





Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)





Gagasan utama tipe STAD ialah memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Secara teknik, tipe ini mampu dikatakan cenderung sederhana. 





Keunggulan STAD ada pada pementingan pada acara dan interaksi siswa satu sama lain untuk saling memotivasi dan membantu menguasai bahan pelajaran. Kemudian setiap siswa mempunyai potensi yang serupa dalam memberikan kemampuannya. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam tipe ini ialah pengaturan daerah duduk. Sebab pengaturan kawasan duduk yang tidak baik dapat mengakibatkan gagalnya pembelajaran dalam kelas. 





Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT)





TGT mempunyai kesamaan dengan tipe STAD kecuali TGT memakai sistem turnamen akademik yang mendorong siswa menjadi lebih ambisius dan kompetitif. Komponen dalam tipe TGT berisikan penyajian di kelas. Siswa harus mengamati betul penyajian di kelas untuk mengerti bahan sehingga dapat melakukan kuis. Komponen kedua yakni tim yang mana telah ialah unsur utama dalam jenis pembelajaran kooperatif itu sendiri. 





Komponen ketiga, game yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari materi yang sudah diterangkan lewat penyajian sebelumnya. Komponen keempat yaitu turnamen itu sendiri. Kelima ialah evaluasi tim. Komponen kelima ini juga penting untuk merefleksikan performa tim sesudah melalui komponen keempat (turnamen) yang merupakan bab esensial dari tipe pembelajaran kooperatif ini. 





Berdasarkan penjelasan perihal aneka macam jenis di atas, mampu diketahui bahwa jenis dan turunan dari setiap modelnya bisa jadi sungguh banyak. Perkembangannya pun dapat dilihat dengan membacanya dari banyak sekali usulan mahir. Perlu dimengerti bahwa apapun jenisyang ada, selalu dikembalikan pada kebutuhan dan keadaan guru dan siswa. Pilihan yang baik dan benar adalah yang cocok dengan siswa dan guru. 





Baca Juga: Template Modul Pembelajaran dan Tips Membuatnya 





Meskipun ada banyak referensi, pembahasan isyarat memilih versi pembelajaran dan menyusun kerangka pembelajaran yang benar itu penting. Seperti yang sudah diterangkan di atas oleh Rofa’ah dalam Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Perspektif Islam yakni satu rujukan yang elok.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama