Mengenal Bagaimana Pentingnya Novelty Dalam Tulisan Ilmiah

Mungkin belum banyak mengetahui apa itu novelty. Dalam penulisan karya ilmiah, suatu pembaruan merupakan bagian penting bahkan menjadi bagian utama yang harus dipertimbangkan dalam menulis skripsi/tesis atau penelitian. Secara biasa , pengertian dari novelty ialah bagian kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Penelitian dikatakan baik bila memperoleh komponen temuan baru sehingga mempunyai donasi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan.


Sebagai contoh saat Anda membongkar skripsi, tesis, maupun disertasi di perpustakaan kampus, sadarkah Anda kalau bergotong-royong observasi yang ada ialah hasil observasi yang telah ada sebelumnya? Bahkan suatu karya tulis ilmiah skripsi / tesis masih bisa dikatakan memiliki novelty walaupun melibatkan penelitian yang sama persis dengan penelitian sebelumnya.


Misalnya peneliti melakukan observasi mengenai imbas media umum kepada pemasaran online di sebuah negara. Penelitian di negara yang berlawanan dapat melaksanakan penelitian dengan variabel yang serupa persis. Hal tersebut tidak dapat dibilang melakukan plagiarisme sepanjang peneliti melaksanakan pengutipan dengan kaidah yang benar. Sebuah observasi mungkin melibatkan variabel yang serupa persis dengan observasi lain. Namun, saat lokasi penelitiannya berlainan maka mungkin akan menghasilkan novelty.


Menurut Dr. Asfak, sebuah pembaruan karya tulis ilmiah mampu ditemukan melalui lewat diskusi dengan supervisor (menurut publikasi supervisor) atau dengan membaca Literature review dan research focus.


Sementara menurut Dr. Kiki Adi Kurnia, dispora Indonesia yang menjadi dosen di Universiti Teknologi Petronas (UTP) novelty bukan dilihat dari hasil uji turnitin. Pembaruan sebuah riset mampu diketahui dari keyword goresan pena tersebut. Anda mampu mencari dari search kata kuncidi mesin pencari, jika sudah banyak maka bukan hal yang baru. Perlu disadari bahwa novelty tidak cuma soal produk gres, bisa juga methodology mampu memperbarui produk


Sebuah pembaruan bisa diartikan sebagai isu baru dimana peneliti merupakan orang pertama yang melakukannya (new theoretical derivatif). Kebaruan mampu dalam metodologi penelitian maupun masalah yang diteliti.


Membangun Novelty Dengan Kreativitas


Sebuah goresan pena karya ilmiah akan ada novelty jikalau Anda menulis dengan kreativitas. Ya, kreativitas yakni dasar dari prinsip novelty alias pembaruan.  Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada. jikalau tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas konkret.


Novelty Dengan Kreativitas


Kreativitas yakni daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya entitas aktual yang baru. Oleh alasannya itu kreativitas dalam filsafat proses tidak mempunyai karakter yang terlepas dari entitas kasatmata yang menunjukkan wujud pada daya ciptanya.


Dalam proses kreativitas untuk menerima suatu novelty atau pembaruan, jago psikolog Danny and Davis mengemukakan sejumlah faktor yang berlainan termasuk dalam standar kreativitas, yakni :



  1. Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan kepada problem yang timbul.

  2. Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara gres, bukan menjiplak pemecahan dilema lainnya.

  3. Ingenuity, artinya adanya budi dalam pemecahan problem.

  4. Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan persoalan.

  5. Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari golongan tentang penemuannya.


Salah satu hal yang penting dalam kreativitas yakni kesanggupan berpikir yang menyebar (divergent thinking) selaku musuh dari berpikir yang menyatu (convergent thinking). Dalam struktur intelek kedua hal itu memainkan peranan yang sangat penting.


Dalam convergent thinking ada balasan yang benar dan sempurna, sedang pada divergent thinking dirincikan dengan menghasilkan berbagai beragam alternatif pemecahan yang luas, yang masing-masing ialah kemungkinan yang masuk akal. Dalam merumuskan sebuah novelty untuk suatu tulisan ilmiah, Dr. Nuryakin menawarkan tahapan berikut ini:



  1. Mencari wangsit penelitian (tidak hanya dari jurnal, tetapi juga amati fenomena sekitar)

  2. Koleksi postingan dan jurnal sebanyak-banyaknya

  3. Koleksi postingan dalam reference manager (endnote, mendeley etc.)

  4. Sebaiknya hindari topik yang kurang back up theory atau minim observasi terdahulu

  5. Akses isu dari jurnal bereputasi (Emerald, Sciencedirect, Elsevier, etc.)


 


(Novia Intan)



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama