Kopi Darat Virtual Komunitas Sevima: 4 Tips Menulis Buku Yang Mudah Untuk Diaplikasikan



Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA. Semua orang pasti setuju bahwa buku ialah gudangnya ilmu, sebab dari buku ada banyak ilmu pengetahuan bisa dipelajari tanpa usaha berarti. Dikatakan demikian, alasannya adalah pencari ilmu cukup membeli atau meminjam sebuah buku di perpustakaan dan kemudian membacanya. 





Tidak perlu lagi kuliah beberapa tahun di suatu sekolah tinggi tinggi, dan tak perlu pula belajar dari banyak mahir di sebuah bidang keilmuan. Lewat buku siapa saja yang tadinya fakir ilmu bisa kaya ilmu, dari orang yang tadinya tidak tahu apa-apa menjadi bisa tahun secuil hal penting dalam kehidupan. 





Memahami bahwa tugas buku sungguh krusial dalam kehidupan, maka sudah sepantasnya banyak aktivitas dikerjakan untuk mendorong kegiatan menulis buku. Sehingga buku yang tersedia di pasaran bisa lebih banyak dan tentunya menghidangkan ilmu yang lebih berkaitan. Hanya saja menulis buku tidak bisa disebut masalah mudah. 





Dosen yang merupakan profesi dengan kewajiban menulis buku pun dihadapkan pada banyak kesusahan. Sehingga tidak sedikit dosen yang terbilang kurang produktif dalam menulis buku, sekalipun hukumnya sudah wajib. 





Kesulitan yang dihadapi para dosen ini ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari minimnya kemampuan dalam menulis hingga kegiatan yang super padat. Selain dari itu masih banyak lagi faktor yang menciptakan produktivitas dosen dalam menulis buku tersendat. 





Empat Tips Menulis Buku 





Berbagai kesusahan yang menciptakan para dosen sukar untuk produktif dalam menulis kemudian mendorong berbagai pihak untuk mencari penyelesaian terbaik. Kesulitan ini pula yang lalu mencetuskan kegiatan bertajuk Kopi Darat Virtual dari Komunitas SEVIMA untuk membahas solusi terbaik mengatasinya. 





Kopi Darat Virtual tersebut digelar lewat platform Zoom dan digelar pada Selasa (06/04/2021). Acara virtual ini sendiri terselenggara atas kerjasama dari 750 dosen dan pimpinan dari Universitas Kepulauan Riau yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA. Kegiatan diisi dengan diskusi mencari penyelesaian menangani kesusahan para dosen dalam menulis. 





Diskusi tersebut lalu mendatangkan rekan sejawat Dr. Suryo Hartanto, M.Pd.T sebagaiWakil Rektor Universitas Riau Kepulauan dan juga Juara Dosen Berprestasi se-Sumatera (DI DIKTI Wilayah 10. Diskusi ini lalu disepakati ada 4 (empat) kiat penting dalam menulis buku. 





“Tips menulis buku, kita sepakati ada empat hal. Antara lain: 1) menggali potensi diri, 2) mengenali jenis buku, 3) mengetahui sistematika penulisan, dan 4)mempertahankan persyaratan kelayakan buku,” ungkap Suryo dalam program Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA di Kepulauan Riau. 





1. Menggali Potensi Diri 





Dalam acara diskusi secara virtual yang didatangi anggota dari Komunitas SEVIMA Kepulauan Riau tersebut, Dr. Suryo berbagi sejumlah tips yang memudahkan para dosen untuk mampu menulis buku. Sehingga setiap tahunnya mampu menuntaskan sekurang-kurangnyasatu buku, dan tidak tertutup kemungkinan bisa menerbitkannya. 





Dr. Suryo pertanda kepada para akseptor diskusi virtual, bahwa aktivitas menulis buku intinya tidak sukar. Menjadi sukar dikala tidak paham bagaimana memulainya. Sehingga acara menulis kemudian berhenti dan tidak ada goresan pena yang sukses diatasi. 





Menulis sendiri pada dasarnya bisa menjadi mata pencaharian bagi penulisnya, sehingga memberi pemasukan perhiasan bagi kalangan dosen. Sayangnya meskipun dengan keuntungan pemanis seperti ini belum banyak dosen yang mengetahui bagaimana menulis buku acuan dan buku asuh yang tepat. 





Oleh alasannya itu, setiap dosen yang akan menulis perlu memulainya dengan menggali peluangdiri. Hal ini menjadi hal pertama yang perlu dijalankan setiap penulis, tergolong juga dosen. 





Setiap penulis perlu menggali peluangdiri yang dimiliki, dan menulis sendiri bantu-membantu bukanlah bakat dari lahir. Melainkan hasil dari proses dan latihan yang dikerjakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Secara perlahan setiap penulis akan mampu membuat sebuah karya tulis yang spektakuler. 





Maka Dr. Suryo menyarankan kepada setiap dosen untuk terus berlatih menulis dengan menggali bidang dan minat yang dikuasai. 





“Menulis buku merupakan sebuah proses mencar ilmu. Penulis tak akan bisa menjadi ahli jikalau tidak menggali potensi diri mereka dan terus berlatih. Agar bisa berhasil dalam menulis, seorang penulis wajib menggali bidang minat yang dikuasai..”, ujarnya. 





Baca Juga: Berikut ini Tips Menulis Buku Referensi dengan Tim Dosen





2. Mengenali Jenis Buku 





Tips kedua yang disampaikan Dr. Suryo yaitu mengharuskan setiap dosen yang mau menulis untuk mengetahui jenis buku yang hendak ditulis. Hal ini penting untuk menolong dosen yang bersangkutan agar lebih gampang dalam menyesuaikan gaya kepenulisan. 





Sebagai pengajar dan penulis, dosen secara biasa paling sering menulis dua jenis buku. Pertama yakni buku asuh, adalah buku yang disusun dosen untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan dijadikan pegangan oleh mahasiswa biar lebih gampang mengikuti pembelajaran tersebut. 





Kedua, yakni buku teks yang merupakan salah satu jenis buku yang dipakai selaku sumber referensi maupun informasi yang diubahsuaikan dengan bidang keilmuan dari masing-masing dosen. 





Keduanya ialah jenis buku yang juga mampu dipakai dosen untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga buku yang ditulis oleh golongan dosen tidak berbeda jauh dengan buku yang ditulis oleh mereka yang bukan berprofesi sebagai dosen. 





Dosen lazimnya menulis dua jenis buku, yaitu buku teks dan buku ajar. Tujuannya untuk bisa dimanfaatkan oleh golongan akademisi maupun masyarakat biasa . Selain itu juga menulis buku-buku populer yang ditujukan untuk penduduk biasa saja, seperti novel yang tersedia di pasaran. 





Makara, dosen mampu menulis buku populer yang ditujukan untuk masyarakat pada umumnya. Sehingga ada beberapa dosen yang juga dikenal selaku penulis novel terkenal. Tidak problem, sebab sama-sama acara menulis dan bermuara pada satu hal. Yakni kian melatih keahlian dalam menulis. 





“Kaprikornus bila dosen memerlukan buku untuk pembelajaran di kelas, maka formatnya buku latih dan buku teks. Sedangkan jika ingin bukunya dibaca penduduk luas, ya format buku populer seperti umumkita peroleh di novel-novel,” terang Dr. Suryo. 





Baca Juga: Menulis Buku Monograf: Kriteria Penilaian Kredit Poin





3. Mengerti Sistematika Penulisan 





Tips penting berikutnya yaitu kewajiban para penulis atau dosen yang ingin menulis untuk mengerti sistematika penulisan. SIstematika ini merupakan bagian penting bahkan krusial untuk mengakibatkan hasil tulisan mampu dipahami makna dan informasinya oleh pembaca. 





Sistematika penulisan yang bagus membuat suatu tulisan disampaikan secara urut dan runtut. Praktis untuk diketahui sebab disampaikan secara sedikit demi sedikit sesuai tingkatannya. Dimulai dari hal fundamental dan umum lalu berlanjut ke pembahasan yang lebih khusus dan lebih sukar. 





Ketika dosen telah bisa mengetahui sistematika penulisan, maka buku latih maupun buku teks yang disusun akan lebih mudah diketahui isinya. Materi pembelajaran yang disampaikan lewat goresan pena akan mudah dimengerti oleh mahasiswa. Hal ini pastinya akan mendorong pencapaian pembelajaran pada suatu mata kuliah. 





Disampaikan pula oleh Dr. Suryo, bahwa dengan mengetahui sistematika penulisan maka penulis akan mampu menjelaskan sesuatu dengan baik. Sekaligus membantu orang (pembaca) yang tadinya tidak mengenali sebuah topik di dalam tulisan yang dibaca menjadi mampu mengetahuinya. 





Dr. Suryo lalu memberi acuan tentang berita terkait pandemi Covid-19. Tidak siapa pun mengetahui apa itu covid-19 dan bagaimana pencegahannya, kecuali oleh mereka yang memang berkecimpung di dunia kesehatan. 





Namun, dikala tenaga kesehatan ini memiliki kemampuan baik dalam menulis dan paham sistematika penulisan. Maka info terkait Covid-19 mampu disampaikan dengan sempurna kepada masyarakat umum. Masyarakat kemudian lewat gosip dari aneka macam media bisa tahu apa itu Covid-19 dan cara menghalangi penularannya. 





“Ambil pola topik tentang COVID-19. Kita semua bisa mengerti pandemi ini, meskipun bukan orang kesehatan, mampu ikut membaca postingan wacana COVID-19, dan akhirnya ikut menjaga protokol kesehatan. Ini tidak lepas dari kemampuan para ahli kesehatan untuk menulis secara sistematis dan bisa diketahui audiens luas,”, jelas Dr. Suryo. 





4. Menjaga Standar Kelayakan Buku 





Tips terakhir yang disampaikan Dr. Suryo lewat program Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA tersebut adalah keharusan setiap dosen untuk memahami dan mempertahankan patokan kelayakan buku. Hal ini juga menjadi hal yang sungguh penting untuk dipahami dan terus dijaga oleh setiap dosen yang ingin produktif menulis. 





Adapun kriteria kelayakan buku ini disampaikan Dr. Suryo seharusnya diubahsuaikan dengan kaidah yang telah diputuskan. Dimulai dari kaidah perihal penulisan daftar pustaka sampai kaidah tentang hak cipta. 





Jadi, penting sekali untuk setiap dosen menghindari segala bentuk praktek plagiarisme. Supaya karya tulis yang dibuat tidak tersandung persoalan di lalu hari, sekaligus pertanda kualitas diri selaku penulis yang baik dan juga profesional. 





Tak kalah penting, Dr. Suryo juga memberikan pentingnya bagi setiap dosen untuk senantiasa menguatkan niat dalam menulis. Tidak pernah merasa was was untuk mulai menulis dan tidak pernah juga merasa khawatir untuk salah saat melaksanakan acara menulis. 





Setiap dosen yang sudah berhasil menuntaskan tulisannya, maka perlu memilih penerbit yang kompeten dan tentunya kredibel. Sehingga dibantu untuk mempublikasikannya secara resmi sesuai dengan aturan yang ada. 





“Jadi jangan hingga plagiat, dan terus pertahankan pondasi diri dengan cara: menguatkan niat, tak takut untuk mengawali menulis, tak takut salah, dan memilih penerbit yang kompeten dan kredibel. Jika seorang penulis memiliki empat pondasi ini, mampu dipastikan mereka akan sukses dalam membuat suatu karya dan standarnya tetap tersadar,” , terperinci Dr. Suryo. 





Baca Juga: Cara Menulis Buku Ajar Tepat Sasaran





Ajang Rutin Berbagi Ilmu 





Melalui apa yang disampaikan Dr. Suryo perihal 4 tips menulis buku untuk kelompok dosen. Tentunya membantu setiap dosen mendapat pencerahan u





ntuk mampu menulis dengan baik dan benar. Sekaligus paham bagaimana memulai kegiatan menulis untuk bisa produktif dan berhasil menuntaskan satu buku ke buku yang lain. 





Tak hanya membahas perihal acara menulis, ajang Kopi Darat Virtual dari Komunitas SEVIMA juga membicarakan hal lain yang berafiliasi dengan profesi dosen. Ajang ini sendiri dikenali merupakan ajang berkala yang digunakan untuk mengembangkan ilmu sekaligus menjadi wadah silaturahmi bagi para anggota komunitas. 





Naila Rohmaniyah, M.Pd., selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi SPAI Assidiqiyah dan anggota Komunitas SEVIMA mengaku mendapatkan ilmu penting di acara kali ini. Sebab menurutnya empat kiat menulis buku yang dijelaskan Dr. Suryo terbilang gampang untuk diaplikasikan. 





Pemahaman terhadap apa yang disampaikan pun terasa lebih mudah, sebab diskusi berlangsung dengan kalem. Sembari diselingi dengan kegiatan ngopi. Ilmu yang ditemukan pada diskusi virtual kali ini pastinya bisa membantu para dosen untuk kedepannya mampu lebih produktif dalam menulis buku sesuai bidang masing-masing.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama