Jangan Asal Ketik, Ini 5 Tips Memilih Kata Saat Menulis Buku.
Saat menulis buku tantangan seorang penulis ialah bagaimana menyampaikan pesan melalui goresan pena yang mudah dicerna dan dimengerti. Tentunya ini bukan masalah bagi seorang penulis. Ia mesti menyusun kata demi kata agar mampu jadi padaan yang mudah diketahui pembacanya tanpa menghilangkan makna dari tulisannya.
Untuk itu, sebelum Anda menulis buku seharusnya amati dahulu pilihan kata yang ingin dipakai. Berikut ini yaitu beberapa langkah untuk menentukan kata yang tepat ketika menulis buku.
Hindari Kata Usang
Penggunaan kata lama semestinya disingkirkan. Makna dari kata usang sendiri ialah penggunaan kata atau pelafan yang sama tetapi maknanya berlawanan. Usang juga mampu didefiniksan dalam dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga mampu mengubah kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau menjadikannya menjadi lebih spesifik.
Biasanya penulis akan mulai memakai kata lama untuk memperbesar jumlah kata dalam tulisannya. Jika Anda mulai terpengaruhi untuk menggunakan kata-kata lama, cobalah untuk mencari kata lain saja. Hal ini menyingkir dari bias pada satu kalimat yang ditulis. Seorang penulis justru dianggap mempesona dikala buku yang diterbitkan memiliki daya tarik pada tulisannya yang sederhana. Meski sederhana namun menyebabkan gairah, menggerakkan semangat, berisi info, mengasyikkan, baru, atau ajaib.
Misal, Anda ingin mendeskripsikan seorang wanita yang elok. Anda tidak hanya bisa menggunakan kata bagus atau anggun saja. Tapi Anda mampu memakai kata lain yang memiliki arti yang seperti. Anda mampu menggunakan banyak kata sarat warna yang dapat dipakai penulis untuk menyatakan seorang anak anggun, seorang ibu jelita, atau parasnya indah. Kemampuan menulisnya akan meningkat jika ia menggunakan kata-kata yang banyak menyajikan citra bagi pembacanya.
Menuliskan Kata yang Tidak Perlu
Pernah merasa stuck dan bingung ingin menuliskan kalimat apa ketika menulis? Hal ini juga terjadi dikala menulis buku. Ketika rasa stuck kemudian dipaksakan biasanya akan mengulang kata yang serupa. Maka seorang penulis perlu menahan diri untuk menulis banyak kata, kalau satu atau dua kata saja sudah cukup. Contohnya, “Menurut pembicara,….” yakni lebih baik ketimbang “Pembicara berpendapat bahwa….”. Seorang penulis yang baik tidak kenal ampun dalam memotong kata-kata kosong yang tidak perlu, lama, dan bikin capek. Setiap kata memiliki tugas masing-masing. Seorang penulis hendaknya menentukan apakah tiap kata telah melakukan tugas masing-masing secara efisien dan terang. Jika telah begitu maka tidak ada tumpang tindih kata yang tidak perlu.
Memilih Kata Baku atau Tidak
Memilih kata baku atau tidak dalam tulisan itu bergantung pada jenis tulisan apa yang ingin kau sampaikan. Tidak ada yang salah dalam pada pemilihan kata ini, tinggal target pembaca dan buku seperti apa yang ingin Anda tulis itu mempengaruhi kata yang digunakan. Misal, Anda ingin menulis buku pelajaran untuk penerima asuh maka sebaiknya memakai kata baku. Kata baku akan dibaca lebih sopan dan kita dapat mengaplikasikan penggunakan bahasa dengan benar.
Pertanyaannya, jika menggunakan kata baku di dalam goresan pena akan menciptakan pembaca cepat bosan. Jawabannya: ya, dan tidak. Penggunakan kata baku dalam buku didik sangat perlu. Terlebih bila kita menulis dengan latar dongeng bukan di Indonesia. Misalnya ketika Anda menuliskan dongeng tentang Amerika, tokoh yakni orang Amerika orisinil yang segala sesuatunya diucapkan dengan bahasa Inggris (yang kita tulis dalam bahasa Indonesia). Otomatis Anda akan menulis dengan kata baku setiap patah kata yang menjadi narasi maupun obrolan cerita tersebut. Akan terdengar aneh bila orang Amerika asli yang tidak pernah mengenal bahasa nonbaku Indonesia malah mengatakan dengan istilah “lo-gue” atau kata tidak baku yang lain.
Selain itu menuliskan dongeng dengan latar belakang Indonesia perlu diamati bahasa kebakuannya. Hal ini menyingkir dari pembaca yang tidak mengenal bahasa nonbaku (misalnya bahasa yang terlalu digaya-gayakan) untuk memahami tulisan Anda. Jika penggunaan kata non baku terlampau banyak, takutnya goresan pena Anda justru tidak menawan lagi. Otomatis pembaca akan melupakan begitu saja beberapa bab kata tersebut, sehingga nilai dari tulisan Anda akan menyusut.
Penggunaan Kata Lazim
Sebenarnya ini hampir sama dengan penjelasan di atas, hanya saja meski menggunakan bahasa baku, penulis harus tetap mengamati biasa atau tidaknya kata tersebut dipakai. Pilihlah kata-kata baku yang masih gampang dikenali. Tenang saja, pembaca akan lebih mudah memahami bahasa baku lewat tulisan dibanding dengan pengucapan pribadi. Justru ketika Anda mencoba mengubah kata baku menjadi tidak baku akan terbaca tidak umum dan gampang untuk diketahui. Jangan heran kalau Anda malah akan menemui komentar pembaca yang protes: “Ini maksudnya apa?”, “Oh, mungkin maksudnya ini.” dan lain sebagainya. Kata-kata yang tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia juga tidak akan lazim untuk digunakan. Terlebih bila yang membaca goresan pena kita tidak semuanya memahami bahasa ajaib. Hal ini akan semakin meminimalkan nilai akan tulisan kita.
Hindari Typo
Typo atau salah ketik memang biasa terjadi. Salah ketik terjadi lazimnya alasannya adalah kurang teliti dan salah pencet tombol pada keybord laptop atau komputer Anda. Meski terlihat wajar terjadi, tetapi sebisan mungkin sebaiknya dihindari. Selain akan lebih memudahkan dalam membaca, menghindari typo akan membantu Anda terhidar dari persoalan penulisan. Apalagi kalau Anda melaksanakan typo terhadap kata yang memiliki nilai sensitif atau yang memiliki komposisi penulisan mirip. Bisa-mampu, hal yang Anda tulis malah menjadi info yang menyesatkan. Jangan sampai ya!
Tips di atas mampu mulai Anda terapkan dalam menentukan kata ketika menulis. Selamat mencoba!
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengubah ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda mampu pribadi Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak perihal menulis buku, Anda dapat menyaksikan artikel-artikel kami berikut:
- Manfaat Menulis Buku Bagi Kesehatan
- 6 Teknik Menulis Buku Ajar Sesuai Kurikulum
- Teknik Menulis Buku yang Mudah? Ikuti 5 Langkah Ini!
- Teknik Menulis Buku Praktis: Inilah 5 Manfaat Menulis Buku
- Kenali 3 Jenis Paragraf Dalam Teknik Menulis Buku Ini
Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Sumber harus di isi