Instrumen Penelitian : Pemahaman, Jenis-Jenis, Dan Teladan Lengkap



Instrumen Penelitian. Ketik menulis karya tulis ilmiah, instrumen penelitian ialah bagian yang tak boleh dilewatkan. Kamu tak akan mampu melaksanakan penelitian tanpa menentukan instrumen nya terlebih dulu. Untuk itu, memahami instrumen penelitian sangatlah penting dalam proses penulisan karya tulis ilmiah mirip skripsi, tesis, disertasi, atau laporan observasi. 





Mengingat pentingnya instrumen penelitian, kamu pun harus mempelajarinya. Pasalnya selaku mahasiswa, kau bakal sering menulis karya tulis ilmiah. Secara otomatis, kamu pun akan melaksanakan observasi. Nah, saat meneliti sesuatu, kamu harus menciptakan instrumen. Agar prose penulisan karya tulis ilmiah dan penentuan instrumen berjalan dengan baik, sebaiknya amati dulu ulasan berikut ini.





Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli





Singkatnya, instrumen penelitian yaitu alat bantu yang digunakan untuk mendapatkan data observasi. Tanpa instrumen, kau tidak akan bisa mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam observasi. Bila datanya tidak ada, maka observasi pun tidak akan mampu dilakukan.





Tidak boleh asal, ada cara tersendiri dikala memilih instrumen observasi. Seperti dimengerti, penelitian bersifat ilmiah. Sehingga instrumen mesti terukur dan teruji secara ilmiah. Bila tidak, maka observasi tersebut dapat dipertanyakan dan dipatahkan begitu saja.





Baca Juga: 12 Penggunaan Huruf Kapital yang Benar dalam Buku/ Karya Ilmiah





Pada dasarnya instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif berlawanan lo. Tapi sebelum membicarakan perbedaan keduanya, ada baiknya simak pemahaman instrumen berdasarkan para mahir di bawah ini Pengertian-pengertian ini akan memberimu gambaran tentang apa itu instrumen.





1. Suharsimi Arikunto





Instrumen menurut Suharsimi yaitu alat bantu yang dipakai oleh peneliti ketika mengumpulkan data. Tujuannya biar penelitian sistematis dan gampang.





2. Ibnu Hajar





Sementara itu, Ibnu Hajar menjelaskan instrumen observasi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan berita kuantitatif yang berisi variabel berkarakter dan objektif. Menurut Ibnu, data atau isu yang dimaksud meliputi:





a) Data kuantitatif ialah jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang berbentuk angka. Sehingga data hitung dan disimbolkan dalam bentuk ukuran-ukuran tertentu, 





b) Data kualitatif adalah jenis data yang berhubungan dengan nilai kualitas misalnya sangat baik, baik, sedang, baik, cukup, kurang, dan sebagainya,





c) Data nominal, data ordinal, data interval atau rasio, 





d) data primer atau data sekunder.





3. Suryabrata





Sementara itu, Suryabrata mendefinisikan instrumen observasi yakni alat yang digunakan untuk merekam kondisi atau acara atribut-atribut psikologis Istilah atribut psikologis memang kurang familiar di pendengaran orang awam. 





Atribut tersebut terbagi menjadi dua yaitu atribut kognitif dan atribut non kognitif. Atribut kognitif diidentikkan dengan pertanyaan. Sementraa atribut non kognitif dikaitkan pernyataan.





4. Notoatmodjo





Pengertian instrumen observasi berikutnya adala alat-alat yang digunakan untuk menerima atau mengumpulkan data. Caranya mampu dengan menggunakan kuesioner, formulir pengamatan, formulir lain yang berhubungan dengan pencatatan data, dan lain-lain.





Seperti disinggung sebelumnya, instrumen penelitian kuantitatif dan instrumen observasi kualitatif tidak sama. Dalam observasi kualitatif, instrumen pengumpulan data yakni peneliti itu sendiri. Artinya, peneliti yang mengamati, menanyakan, mendengar, dan mengambil data penelitian.





Peneliti dituntut untuk mendapatkan data valid. Sehingga data yang diperoleh tidak sembarangan alias mampu dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kondisi isu pun mesti terang dan sesuai dengan keperluan. Hal ini perlu dijalankan semoga data yang dikumpulkan dapat diakui kebenarannya. 





Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, biasanya data ditemukan dengan menggunakan angket atau kuesioner. Data dikuantifikasikan sehingga mampu dimasak secara statistik. Bila data yang diperoleh menyimpang dari ketentuan statistik maka dapat diabaikan. 





Secara garis besar, perbedaan keduanya terletak pada jenis data yang ditemukan. Data kualitatif bersifat pernyataan sedangkan data kuantitatif dalam bentuk angka atau simbol yang mampu dimasak secara statistik.





Baca Juga: Aturan Penulisan Karya Ilmiah dan Sistematikanya 





Jenis-jenis Instrumen Penelitian





Ada beberapa macam instrumen observasi yang lazimnya dipakai oleh peneliti. Instrumen ini dapat dipakai untuk observasi dan penulisan karya tulis ilmiah mirip skripsi, tesis, disertasi, laporan, dan sebagainya. Digunakan untuk observasi kualitatif maupun observasi kuantitatif, berikut ini adalah beberapa instrumen penelitian: 





1. Kuesioner





Apa itu kuisioner? Jadi kuesioner adalah instrumen yang berisi daftar pertanyaan. Biasanya dipakai untuk menghimpun data observasi dari responden. Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dibuat secara terstruktur dan tidak. 





Bila kuisioner salah maka hasol peneltian pun salah. Untuk itu, kuesioner harus dibuat dan dirancang secara valid, reliabel, dan tidak imitasi. Hal ini dilaksanakan supaya data yang didapatkan mampu divalidasi.





Menurut Popoola, kuesioner yang baik mempunyai persyaratan, adalah:





a. Pertanyaan dihentikan ambigu. Artinya pertanyaan mesti mempunyai satu interpretasi





b. Pertanyaan mesti mudah diketahui





c. Pertanyaan mesti mampu mempunyai balasan yang tepat





d. Pertanyaan tidak boleh mengandung kata-kata yang tidak terperinci artinya





e. Pertanyaan sebaiknya tidak membutuhkan perhitungan yang ketat





f. Pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk menetapkan pembagian terstruktur mengenai





g. Pertanyaan tidak boleh mengakibatkan tanggapan yang bias





h. Kuesioner dilarang terlalu panjang





i. Pertanyaan tidak terlampau bertele-tele





j. Kuesioner mesti meliputi objek yang tepat





Bila daripada jenis instrumen yang lain, kuesioner memiliki kelebihan. Misalnya data langsung responden dapat disembunyikan. jadi responden bisa anonim. Data yang dikumpulkan dapat berjumlah besar dalam waktu relatif singkat. 





Hanya saja, kuiseiner pun tak luput dari kekurangan. Terkadang beberapa pernyataan yang membingungkan sehingga tidak dapat diklasifikasikan. Soalnya peneliti tidak ada di daerah untuk menjelaskan pertanyaan yang sulit bagi responden. 





Baca Juga: 11 Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah yang Efektif





2. Wawancara





Wawancara adalah salah satu instrumen penelitian yang kerap digunakan untuk penelitian kualitatif.  Dalam wawancara, peneliti mengumpulkan info dari responden melalui interaksi ekspresi. Sebelumnya peneliti merencanakan daftar pertanyaan teratur yang berkaitan dengan penelitian.  Kemudian peneliti bertemu dengan narasumber dan mengajukan pertanyaan. Peralatan dan perlengkapan yang dapat digunakan selama periode wawancara termasuk tape recorder, kertas, pulpen, laptop, dan lain-lain. Wawancara dapat dikerjakan secara langsung atau lewat telepon atau tata cara surat elektronika (email).





Keuntungan utama dari metode wawancara ialah menghasilkan tingkat respon yang tinggi. Selain itu, wawancara lebih mewakili seluruh populasi observasi. Selain itu, kontak pribadi antara peneliti dan responden memungkinkan peneliti untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan dan ambigu secara detail. 





Sama seperti kuesioner, wawancara pun tidak tepat. Instrumen ini memiliki kelemahan. Contohnya, jumlah narasumber yang dijangkau tidak banyak sebab kekurangan waktu dan tenaga peneliti.





3. Observasi





Jenis instrumen selanjutnya ialah pengamatan. Metode ini dipakai seorang peneliti untuk mengamati sikap atau situasi individu. Sejauh ini, ada dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan pengamatan non-partisipan. Dalam pengamatan partisipan, peneliti ialah anggota kelompok yang mau diamati.





Hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti tetapi kadang memiliki persoalan bias. Sedangkan dalam pengamatan non-partisipan, peneliti bukan anggota kelompok yang hendak diperhatikan. Sehingga kesudahannya lebih pantas alasannya bebas dari bias tetapi mempunyai persoalan ketidaktepatan dan hasil yang tertunda.





Kelebihan tata cara observasi yaitu lebih fleksibel dan lebih murah untuk dikerjakan. Metode ini menuntut kerjasama yang kurang aktif dari yang diperhatikan dan akhirnya dapat mengemban amanah untuk aktivitas observasi. Namun Akinade & Owolabi memastikan metode pengamatan yakni alat yang terkenal dalam penelitian khususnya dalam ilmu perilaku dan sosial. 





Metode ini  memerlukan keterampilan khusus untuk membuat dan menganggap observasi perilaku dalam penelitian. Ketika melakukan pengamatan sikap, hal pertama yang mesti kau lakukan ialah membuatkan klasifikasi perilaku (denah pengkodean). Cara ini melibatkan pengidentifikasian atribut spesifik yang hendak memberikan petunjuk untuk problem yang dihadapi.





4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion)





Apakah kamu pernah FGD? Ya, instrumen penelitian dalam bentuk diskusi ini pun bisa dipakai untuk mendapatkan data. Instrumen pengumpulan data ini memungkinan peneliti untuk menerima data dari sekelompok besar orang pada saat yang sama. Metode ini berbeda dari tata cara wawancara lo. 





Bila dalam sistem wawancara peneliti berkonsentrasi pada satu orang pada satu waktu, maka  dalam sistem diskusi golongan terarah, peneliti menemukan data dari sejumlah besar orang untuk aktivitas penelitiannya. Biasanya metode diskusi kalangan terarah sungguh populer ketika melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan behavioral (sikap), perpustakaan dan ilmu info, ilmu kearsipan, catatan dan teknologi info.





Dalam FGD, seorang peneliti harus mengidentifikasi informan kunci yang dapat dihubungi. Tujuannya untuk mendapatkan berita yang patut ihwal variabel yang dikaji dalam observasi. Pendekatan ini digunakan untuk menciptakan data penelitian kualitatif dalam menerangkan sebuah fenomena yang sedang diteliti atau diselidiki. 





Syarat lainnya, keanggotaan FDG dilarang lebih dari 10 orang. Hal ini seperti konferensi mini, yakni anggota kelompok mampu berkumpul di lokasi yang aman. Sebelum pelaksanaan FGD, peneliti mesti menerima persetujuan dari partisipan terlebih dulu. Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD yang lazimnya berisi garis besar untuk menangkap variabel yang mempesona.





Keuntungan utama dari sistem ini ialah memperbesar kredibilitas dan orisinalitas pada aktivitas penelitian. Sementara itu, tantangan tata cara FGD meliputi terlalu banyak ongkos untuk dilakukan, terlalu banyak waktu untuk melaksanakan, dan beberapa responden mungkin tidak bebas untuk berkontribusi.





5. Eksperimen atau Percobaan





Jenis Pengumpulan data berikutnya yaitu eksperimen. Metode ini berjalan dalam observasi sains murni dan terapan. Kaprikornus para peneliti melakukan beberapa percobaan dalam pengaturan laboratorium untuk menguji beberapa reaksi yang mungkin terjadi pada objek penelitian. 





Kelebihan dari sistem eksperimen yakni menghasilkan data pribadi, akibatnya mampu bertahan dan bebas dari kesalahan jika dijalankan dengan baik dalam keadaan/keadaan wajar . Kelemahannya yaitu memerlukan ongkos yang cukup mahal terlalu mahal. Bila dalam observasi di laboratorium maka materi kimia yang digunakan mampu menyebabkan kerusakan permanen jika mereka dikerjakan dengan ceroboh.





Baca Juga: Tips Menulis Karya Ilmiah biar Cepat Selesai





Contoh Instrumen Penelitian





Contoh ini berupa tata cara wawancara Dikutip dari http://etheses.uin-malang.ac.id/. Jadi sebelum mengambil data, peneliti harus menyiapkan daftar pertanyaan seperti di bawah ini. 





Lampiran 1 Draft Wawancara (Instrumen Penelitian) 





Peneliti memiliki tugas sebagai instrumen pengumpulan data. Dalam pengumpulan data tersebut juga digunakan perangkat Bantu. Perangkat Bantu yang digunakan yaitu bimbingan wawancara (interview guide). Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan bapak H. Abu Bakar sebagaimanajer Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum dan Nina Zuliani selaku pembukuan. Adapun draft wawancara yang dipakai adalah selaku berikut: 





1. Draft wawancara untuk bapak H. Abu Bakar 





a. Terkait dengan produk pembiayaan yang ada di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum, pembiayaan bagi hasil manakah yang mampu mendominasi seluruh pembiayaan yang ada?





b. Bagaimanakah proses melaksanakan pembiayaan mudharabah di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum? 





c. Apa maksud dan tujuan penerapan konsep mudharabah? 





d. Apa yang menjadi sasaran market dari penyaluran mudarabah? 





e. Jenis pembiayaan apa (usaha) saja yang dibiayai pembiayaan mudharabah? 





f. Kebijakan apa yang diambil untuk menyingkir dari risiko pembiayaan mudharabah? 





g. Bagaimanakah sistem pembagian hasil pembiayaan mudharabah? Apakah untuk masing-masing jenis perjuangan berbeda? Serta apakah jangka waktu pembiayaan juga akan menghipnotis bagi hasil atas perjuangan? 





h. Dalam perhitungan pembagian margin, apakah dalam bentuk prosentase atau nominal? 





i. Bagaimana sistem dan mekanisme pembayaran dan pelunasan pembiayaan mudharabah? 





j. Selama menerapkan rancangan mudharabah, kendala apa saja yang cukup menghalangi proses pelaksanaan?





Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang pembahasan ini, kami memiliki beberapa rekomendasi buku untuk Anda:














Apakah Anda sedang atau ingin melaksanakan cara menciptakan buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silahkan isi data diri Anda di : Daftar Menjadi Penulis Buku





Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan EBOOK GRATIS yang Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yang Bisa Anda Download selaku Berikut:





Ebook : Cara Mudah Menulis Buku





Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar





Ebook : Self Publishing





Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme





Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf





Ebook : Cerdas Menulis Buku Referensi



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama