Harga Minyak Menggeluti Bebas, Ke Depan Makin Suram?





Maraknya Eropa yang kembali menerapkan kebijakan lockdown, juga dipengaruhi oleh gosip soal bertambahnya pasokan di pasar, membuat harga minyak alami penurunan yang tajam. Harga minyak mentah untuk kesepakatan teraktif yang diperdagangkan makin tertekan.


Melihat data pada perdagangan di hari Senin (2/11/2020) pagi, harga minyak anjlok lebih dari 1,5 persen. Minyak berjangka Brent ambles sebesar 1,79 persen ke US$ 36,79 per barel. Sementara minyak berjangka contoh Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) anjlok sebesar 3,35 persen ke US$ 34,59 per barel.


Mengutip dari Reuters, negara-negara di seluruh Eropa sudah kembali menerapkan kebijakan lockdown sebagai upaya untuk memperlambat tingkat nanah pandemi Covid-19. Seperti yang diketahui, masalah virus corona dalam sebulan terakhir masih alami peningkatan di benua Eropa.


Jika melihat angka kenaikan masalah, Eropa mampu dikatakan berada pada tingkat yang menghawatirkan. Kini benua itu telah menyumbang sekitar 22 persen dari total kasus global yang kini meraih angka 46,3 juta perkara.


Tiga negara ialah Jerman, Inggris, dan Prancis telah kembali mengumumkan pemberlakuan pengucian daerah atau lockdown. Kebijakan pengucian kawasan ini setidaknya berlaku untuk bulan depan dan kemungkinan besar akan seketat pada kebijakan lockdown di bulan Maret dan April.


Harga Minyak Terjun Bebas, Ke Depan Makin Suram?

Harga Minyak Terjun Bebas, Ke Depan Makin Suram?


Tidak cuma tiga negara tersebut, kabar terbaru yakni Portugal juga memberlakukan penguncian sebagian atau parsial, sementara Italia dan negeri matador Spanyol memperketat pembatasan.


Kepala taktik pasar di CMC Markets di Sydney, Michael McCarthy mengatakan, “Langkah-langkah penguncian yang diumumkan oleh Inggris dan Italia cuma menambah jelek situasi di Eropa”.


Michael menyertakan, “Banyak trader yang sekarang menyaksikan AS dan tingkat jerawat mereka yang berkembangdan bertanya-tanya apakah Eropa menawarkan model untuk apa yang hendak terjadi di AS dalam beberapa minggu mendatang”.


Untuk info, Opec+ dijadwalkan akan menyelenggarakan pertemuan untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan pada selesai bulan ini adalah pada 30 November dan 1 Desember.


Jika mengacu pada pakta permulaan, maka mulai bulan Januari mendatang nanti bikinan minyak hanya akan dipangkas sebesar 5,7 juta bpd atau 2 juta bpd lebih rendah dari sebelumnya. Hanya saja pelemahan seruan minyak yang dibarengi dengan kenaikan output menciptakan Opec+ menjadi tertekan.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama