Harga Mata Duit Kripto Gila-Gilaan, Bappebti Ingatkan Penanam Modal





Seperti yang diketahui, investasi di aset kripto atau cryptocurrency kini makin disenangi seiring dengan tren pergerakan harganya yang kian naik. Yang paling fenomenal pastinya yaitu tentang Bitcoin, yang ialah jenis kripto paling terkenal saat ini.


Diketahui, nilai Bitcoin kian naik setelah Tesla Inc mengumumkan bahwa telah berbelanja mata duit digital tersebut senilai US$ 1,5 miliar. Jika dihitung dengan kurs Rp 14.000/US$ maka angka itu setara dengan Rp 21 triliun.


Mengutip dari CNBC Indonesia, Tesla Inc mengatakan, “Perusahaan berbelanja Bitcoin untuk mendorong diversifikasi pembayaran dan mengoptimalkan pengembalian dalam bentuk tunai”.


Selain itu, Tesla juga menerangkan bahwa akan mulai mendapatkan koin digital selaku bentuk pembayaran untuk pembelian sejumlah kendaraan beroda empat listrik buatan perusahaan.


Untuk gosip, harga Bitcoin pada jual beli hari Kamis (18/2/2021) kemarin, telah mencapai level US$ 52.493 atau sekitar Rp 734,9 juta (kurs Rp 14.000 per dollar AS) per keping. Tren penguatan harga yang terjadi sejak tahun kemudian menjadi daya tarik tersendiri cryptocurrency.


Namun, sebagaimana yang dikenali, kenaikan harga bukan cuma dialami oleh Bitcoin semata. Mata duit digital lainnya juga alami hal yang sama.


Mata duit kripto Ethereum contohnya, yang sempat mencetak rekor capai harga tertinggi pada perdagangan di hari Kamis (18/2/2021) kemarin.


Mengutip data CoinDesk harga Ethereum sempat menjamah US$ 1.918,52 per keping, atau sekitar Rp 26,85 juta.


Secara year to date, harga Ether sudah melambung tinggi sampai 160 persen. Jauh lebih tinggi, kalau daripada Bitcoin yang sejak awal tahun meningkat 78 persen. Namun demikian, dorongan dari lonjakan harga Bitcoinlah yang juga menciptakan harga Ethereum meningkat dalam setahun terakhir.


Perjalanan harga Bitcoin menuju rekor telah ditandai dengan pergeseran besar yang terus mengakibatkan ketidakpastian kepada prospek koin digital ini. Bahkan beberapa pihak memperkirakan penguatan ini hanya permainan spekulan semata.


Nouriel Roubini -seorang ekonom populer- menciptakan komentar mengenai mata uang digital Bitcoin. Roubini bahkan menyindir mata duit crypto tersebut. Pasalnya, dia mengatakan bahwa Bitcoin bukanlah mata duit.


Harga Mata Uang Kripto Gila-gilaan, Bappeti Ingatkan Investor

Harga Mata Uang Kripto Gila-gilaan, Bappeti Ingatkan Investor


Mengutip dari Yahoo Finance hari Senin (28/12/2020) lalu, Roubini menyampaikan, “Pertama, menyebutnya sebagai duit digital, ini bukan duit digital. Ini bukan unit akun, bukan alat pembayaran. Ini bukan alat penyimpanan yang stabil. Kedua ini bahkan bukan aset”.


Tidak cuma soal Bitcoin saja, Roubini bahkan juga membicarakan ihwal mata uang crypto yang lain. Menurutnya, seluruh mata uang crypto tidak mempunyai daerah di portofolio investor ritel maupun institusional. Menurutnya, Bitcoin tidak memiliki nilai interinsik.


Terkait harga Bitcoin yang mengalami kebangkitan dalam harga, Roubini menyatakan bahwa hal tersebut cuma bagian dari manipulasi saja.


Seiring dengan harga mata duit kripto yang kian asing-gilaan. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dikala berinvestasi pada aset kripto.


Seperti yang sudah disepakati, hal ini karena pergerakkan harga mata uang digital yang fluktuatif.


Dalam webinar Bappebti bertajuk Mengenal Perdagangan Fisik Aset Kripto di Indonesia, pada hari Kamis (18/2/2021) kemarin, Sahudi -Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti- menyampaikan, “Memang trennya meningkat ketika ini, dan inilah yang menyebabkan banyak orang tertarik berinvestasi di aset kripto”.


Meski saat ini cukup menggiurkan untuk berinvestasi di aset kripto, namun dia mengimbau terhadap masyarakat untuk tetap berhati-hati. Sebab melihat pergerakkan harga Bitcoin saja, perubahannya mampu sangat drastis dari waktu ke waktu. Sehingga aset kripto tak cuma potensial memberikan keuntungan yang besar, tetapi juga mampu sebaliknya, ialah menjadikan kerugian yang besar.


Sahudi menjelaskan, bila ingin tetap berinvestasi pada aset kripto maka diusulkan untuk investor memilih jenis kripto yang pergerakkannya tidak terlampau fluktuatif, namun trennya tetap menunjukkan kenaikan secara bertahap.


“Dalam nilai rupiah, bayangkan itu harganya sudah hampir sama dengan satu unit rumah, hati-hati ini makannya. Ini menawan memang, alasannya harganya terus meningkat, tetapi mampu saja ke depan malah turun,” terperinci beliau.


“Pilih aset kripto yang kondusif, yang secara gradual terus naik. Lihat jenis aset kritpo yang secara tren harganya itu seperti emas, terus naik bertahap, itu yang memiliki kemanan investasi,” ungkapnya.


Selain itu, ia juga menghimbau dikala penduduk memilih aset kripto selaku investasi, disarankan untuk berbelanja dari pedagang resmi atau telah berizin.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama