Ekonomi Minus 20,4%, Inggris Umumkan Resesi





Sejumlah negara telah melaporkan perkembangan ekonomi terkontraksi selama kala pandemi Covid-19.


Bahkan, beberapa negara sudah jatuh ke jurang resesi alasannya alami setidaknya dua kuartal berturut-turut perkembangan ekonominya minus. Kabar yang modern, Inggris alami resesi.


Mengutip The Guardian pada hari Rabu (12/8/2020) kemarin, Inggris alami resesi terparah sepanjang sejarah perekonomiannya. Hal ini merupakan pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.


Dalam laporan Badan Statistik Nasional Inggris (ONS), tercatat bahwa produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun 2020 minus 20,4 persen. Sebelumnya Inggris mengalami minus 2,2 persen di kuartal I tahun 2020.


Resesi Inggris tidak mampu dilepaskan dari pandemi Covid-19 yang menyerang semenjak bulan Maret kemudian dan kebijakan lockdown.


Dibandingkan dengan tamat 2019, output Inggris turun secara kumulatif 22,1 persen pada semester pertama. Realisasi ini lebih jelek dibandingkan dengan Jerman, Prancis dan Italia. Kontraksi Inggris bahkan meraih dua kali lipat dari ekonomi Amerika Serikat yang turun 10,6 persen.


Ekonomi Minus 20,4%, Inggris Umumkan Resesi

Ekonomi Minus 20,4%, Inggris Umumkan Resesi


Jonathan Athow -Deputi hebat statistik nasional untuk statistik ekonomi- menyampaikan, “Ekonomi mulai berdiri kembali pada bulan Juni dengan pembukaan kembali toko, pabrik mulai meningkatkan bikinan, dan proses pembangunan perumahan terus pulih”.


“Meskipun begitu, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih satu per enam di bawah levelnya di bulan Februari, sebelum wabah virus corona menyerang”.


Ekonom senior di Berenberg, Kallum Pickering, menjelaskan, angka PDB Inggris tidak menunjukkan menunjukan baik untuk sisa tahun ini. “Kontraksi yang lebih besar dibandingkan perkiraan kami memberikan peluangekonomi Inggris akan mengalami kontraksi 9,5 persen sepanjang 2020,” katanya.


Sementara itu, Rishi Sunak -Menteri Keuangan Inggris- mengatakan kemerosotan ekonomi akan mengakibatkan lebih banyak orang kehilangan pekerjaan dalam beberapa bulan mendatang.


Rishi menerangkan, “Ratusan ribu orang telah kehilangan pekerjaan mereka, dan sayangnya dalam beberapa bulan mendatang akan lebih banyak lagi yang kehilangan pekerjaan”.


Tapi, beliau juga menegaskan bahwa Inggris akan bisa melalui situasi penuh tekanan saat ini dengan aneka macam pilihan yang harus dibentuk pemerintah. “Saya dapat meyakinkan orang-orang, tidak ada di antara mereka yang hendak ditinggalkan tanpa cita-cita atau potensi ,” katanya.


Sekadar isu, pandemi Covid-19 memang menyeret sejumlah negara alami ketidakpastian ekonomi. Sebelum Inggris, ada sembilan negara yang apalagi dulu mengalami hal yang sama, adalah: Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Filipina.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama