Ceo Jp Morgan Bingung Ramal Ekonomi Amerika Serikat





Pada hari Minggu (19/7/2020) Jamie Dimon -CEO JP Morgan Chase- menyampaikan, “Dalam resesi wajar , pengangguran meningkat, kenakalan naik, biaya naik, harga rumah turun; tidak ada yang benar di sini”.


Komentar Dimon ini adalah mengenai kebingungannya soal ekonomi Amerika Serikat (AS). Menurutnya banyak instrumen evaluasi yang sulit dipetakan untuk memperoleh ujung yang pasti.


Dimon menyertakan, “Penghematan naik, pemasukan naik, harga rumah naik. Jadi, Anda akan menyaksikan efek dari resesi ini; Anda tidak akan langsung melihatnya (secara akurat), karena semua tergantung pada stimulus”.


Hasilnya, meramal ekonomi AS ketika ini yakni mirip mengintip ke dalam sumur yang gelap. Tidak ada yang tahu wacana sedalam apa lubangnya.


Ia juga menerangkan, “Kali ini, kata yang belum pernah terjadi sebelumnya jarang dipakai dengan benar. Kali ini,sedang dipakai dengan benar. Belum pernah terjadi sebelumnya apa yang terjadi di seluruh dunia, dan terang Covid sendiri adalah atribut utama”.


Seperti yang diketahui, pandemi virus corona sudah berjalan lebih dari empat bulan dengan kerusakan finansial yang ditimbulkan belum seluruhnya terdaftar. Contohnya yakni JP Morgan, bank dengan aset US$ 3,2 triliun yang melayani hampir separuh rumah tangga AS, menambahkan US$ 15,7 miliar ke cadangan untuk kerugian tunjangan yang diharapkan pada semester pertama tahun ini.


Namun biaya aksesori bantuan kuartal kedua di bank ritelnya yang luas sebenarnya menurun ke kisaran tiga persen menjadi US$ 1,28 miliar, atau kira-kira tingkat yang serupa terlihat sebelum virus.


CEO JP Morgan Bingung Ramal Ekonomi Amerika Serikat

CEO JP Morgan Bingung Ramal Ekonomi Amerika Serikat


Untuk gosip, Undang-Undang Stimulus menyuntikkan miliaran dolar ke tempat tinggal tangga dan bisnis untuk menutupi dampak dari pembatasan kawasan yang meluas.


Pada akhir bulan Juli yang lalu, tercatat sebanyak 25,6 juta orang di AS kehilangan perlindungan pengangguran, sementara Kongres juga belum terperinci apakah $ 600 per ahad akan diperpanjang dalam pembayaran aksesori yang sudah mendukung terlalu banyak rumah tangga.


Investor juga tampakbelum menumpuk di saham bank; JP Morgan sendiri sahamnya tidak bergerak sejak mereka memposting hasil. Ketakutan akan era depan, efek jangka panjang dari tidak adanya prestasi dan suku bunga rendah, juga peluangpemotongan deviden, menciptakan para penanam modal kembali.


Lonjakan kasus virus corona di AS menjadi dilema yang sungguh rumit. Jumlah 70.000 perkara gres yang pertama kalinya dilaporkan pada hari Jumat dikala wabah memburuk di Selatan dan Barat. Hal ini mendorong negara-negara termasuk California untuk membalikkan aspek pembukaan kembali ekonominya.


Dengan begitu, bank harus merencanakan kemungkinan kerugian kredit, namun dalam pandemi seperti dikala ini, mereka susah melihatnya. JP Morgan bahkan melihat ada lebih dari lima jalur ekonomi yang berbeda. Dua diantaranya adalah perusahaan menjadi pesimis dan pengangguran dalam skenario lebih jelek.


Masalah terletak pada virus yang melambung lebih jauh saat trend gugur. Kondisi ini memaksa putaran pembatasan yang lebih luas. Ini artinya pengangguran mampu meraih angka sekitar 23 persen.


Dimon menjelaskan, “Pada titik ini, itu tidak lebih dari suatu ledakan. Kami tidak tahu, dan omong-omong, kami mencampakkan-buang waktu untuk menebak”.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama