Cara Menulis Catatan Kaki



Cara menulis catatan kaki – Pernah menjumpai karya tulis yang diberi tanda pangkat? Tanda pangkat menandakan kamu mesti menyaksikan pada bagian bawah goresan pena. Di situlah kau akan memperoleh penulisan catatan kaki. 





Catatan kaki atau yang juga diketahui footnote merupakan bagian penting dari karya tulis. Catatan kaki digunakan untuk memperjelas paparan tulisan tersebut. Penambahannya bisa jadi sungguh diharapkan saat menggunakan suatu kata aneh, kutipan acuan, dan sebagainya. 





Jika kau dikala ini sedang berkutat menyusun skripsi, tesis, jurnal, maupun novel dan karya tulis jenis yang lain. Maka sungguh diperlukan untuk memahami catatan kaki tersebut dari luar hingga dalam, alasannya mampu jadi akan menambahkannya pada goresan pena yang sedang digarap. Nah pada postingan ini, kita akan membicarakan cara menulis catatan kaki secara lengkap!





Pengertian Catatan Kaki





Pengertian catatan kaki yakni informasi yang ditulis di bawah pada lembar sebuah karya tulis ilmiah atau jurnal. Catatan kaki bermaksud untuk menjelaskan informasi yang berhubungan dengan isu pada lembar di atasnya. Selain itu juga dapat sebagai komentar ataupun memberikan keterangan sumber kutipan dari suatu jurnal tersebut. 





Menurut Keraf (2004: 2018) catatan kaki dapat dijelaskan selaku keterangan-informasi atas teks/naskah/tulisan yang diposisikan pada kaki halaman goresan pena yang bersangkutan





Dalam penulisan catatan kaki sering dituliskan dengan simbol angka, aksara, maupun tanda kurung yang ditulis berurutan dari awal sampai seterusnya. Pemberian sumber kutipan atau info terkait menolong pembaca untuk  mengenali sumber kutipan dari jurnal tersebut. Penulisan catatan kaki tidak cuma dipakai pada jurnal atau karya ilmiah, tetapi juga dipakai pada buku serta novel.





Baca Juga: Cara Menulis Footnote: Ketentuan dan Contoh





Apakah Perbedaan Antara Daftar Pustaka dan Catatan Kaki? 





Mungkin banyak yang bertanya lalu apakah perbedaan dari daftar pustaka dan catatan kaki? Pada bagian ini dari kedua hal tersebut memiliki pengertian yang berlawanan. Pada daftar pustaka berisi kutipan sumber yang dilaksanakan secara pribadi maupun tidak langsung dengan dituliskan pada bab belakang buku maupun jurnal. Sedangkan pada catatan kaki menawarkan kutipan sumber yang dilaksanakan atau dituliskan pada bagian bawah dari lembar atau bagian tersebut. 





Tujuan Penulisan Catatan Kaki





Tujuan penulisan catatan kaki ialah menawarkan keterangan lebih lanjut tentang hal atau info pada bab tersebut, serta menerangkan asal sumber yang diambil serta memperkuat dari bagian teks tersebut. Dalam hal ini catatan kaki memiliki banyak fungsi yang dipakai dalam problem pengerjaan jurnal, karya ilmiah, maupun buku.





Penulisan catatan kaki mempunyai banyak fungsi yang pastinya membantu proses penulisan karya ilmiah atau jurnal. Berikut ini rangkuman fungsi catatan kaki yang dikutip dari aneka macam sumber. 





1. Penguat Bukti





Catatan kaki mampu dipakai selaku bukti bahwa informasi yang bertuliskan ialah gosip yang benar adanya serta memiliki sumber yang terperinci dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain catatan kaki dapat dipakai selaku bentuk validasi atau penguatan dari suatu isu. 





2. Pemberi Informasi Lanjutan





Catatan kaki mempunyai fungsi sebagai pemberi gosip lanjutan yang mau memudahkan pembaca mengetahui informasi tersebut, sehingga mereka mampu mengenali serta mencari tahu sendiri wacana isu yang diberikan.





3. Memperluas Pembahasan





Pemberian catatan kaki akan memiliki fungsi selaku ekspansi pembahasan, konteks pembahasan akan meningkat lebih luas serta pembaca mampu mengetahui pembahasan tersebut dengan menyaksikan catatan kaki.





4. Memberi Keterangan atau Petunjuk





Dalam hal ini footnote berfungsi sebagai pemberi isyarat untuk melakukan sumbangan lampiran yang berkaitan dengan pernyataan atau berita lainnya yang berhubungan dengan penjelasan yang disampaikan.





5. Memberikan Referensi 





Catatan kaki juga dapat digunakan untuk membuktikan tumpuan lain biar pembaca karya ilmiah dapat mengenali ulasan yang lebih terang perihal ungkapan yang dipakai.





6. Bentuk Penghargaan Terhadap Sumber Referensi 





Menyusun karya tulis pasti akan merasakan suka duka selama prosesnya berjalan. Memahami prosesnya panjang dan melelahkan, maka dengan menyertakan catatan kaki maka sama artinya dengan memberi perlindungan dan penghargaan terhadap penulis lain. Melalui catatan kaki inilah semua penulis berkesempatan untuk menghargai jerih payah penulis lain. Sehingga mencantumkan suatu kata yang diambil dari karya mereka, dan lalu dicantumkan kreditnya dengan terperinci.





Baca Juga: Ingin Praktis Menulis Footnote? Kuasai Esensi Penting Penulisan Footnote





Jenis Catatan Kaki 





Ada dua jenis catatan kaki yang biasa dipakai. Jenis tersebut yakni: 





1. Catatan Kaki Lengkap





Catatan kaki lengkap ialah catatan kaki yang menuliskan mengenai info sumber secara lengkap yang berisikan nama pengarang, judul buku, nama, nama penerbit, tahun terbit serta nomor halaman.  Pada bab ini info dituliskan secara lengkap pada bagian bawah lembar yang diterangkan. 





2. Catatan Kaki Singkat





Catatan kaki singkat ialah catatan kaki yang dibentuk lebih ringkas dalam penulisannya. Catatan kaki singkat terdiri dari tiga macam, yakni: 





a. Ibid atau Ibidium yang memiliki arti sebagai “sama dengan di atas”. 





  • Pada macam ini menerangkan bahwa catatan kaki sama dengan yang ada pada atasnya. Yang dalam penulisannya ditulis memakai aksara besar, diberi garis bawah, disertai tanda titik dan koma berikutnya nomor halaman.
  • Singkatan dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya ‘pada tempat yang sama’
  • Digunakan kalau pengutip mengambil kutipan dari sumber yang serupa yang sudah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain.
  • Jika yang dikutip halamannya masih sama mirip kutipan sebelumnya, cukup kata ibid.
  • Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka kata ibid. disertai halaman …
  • Kata ibid. lazimnya dituliskan dengan huruf miring atau digarisbawahi




b. Op.cit atau opere citato berarti “dalam karya yang telah dikutip”. 





  • Penulisannya dipergunakan untuk menawarkan bahwa catatan kaki tersebut pernah dikutip serta telah disisipi catatan kaki yang lain yang berasal dari sumber lain. Penulisannya yaitu nama pengarang, op.cit nomor halaman.
  • Singkatan dari Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya ‘pada karya yang telah dikutip’
  • Digunakan bila menunjuk sumber yang sudah disebutkan sebelumnya, tetapi sudah diselingi sumber lain
  • Halaman yang dikutip berlainan
  • Penulisannya: nama pengarang, op.cit., nomor halaman bila satu pengarang ada beberapa buku acuan yang digunakan, sesudah nama mesti disertai judul bukunya




c. Loc.cit atau loco citato bermakna “tempat yang telah dikutip” dalam hal ini sama dengan kutipan Op.cit tetapi kutipan berasal dari halaman yang sama. 





  • Penulisannya ialah nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman). 
  • Singkatan dari Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya ‘pada daerah yang telah dikutip’
  • Digunakan kalau menunjuk sumber yang sudah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain
  • Halaman yang dikutip SAMA
  • Penulisannya: nama pengarang, loc.cit., nomor halaman jikalau satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang digunakan, setelah nama harus dibarengi judul bukunya




Baca Juga: Cara Menulis Catatan Kaki dalam Karya Tulis Ilmiah





Ketentuan Menulis Catatan Kaki





Setelah mengenali fungsi dan tujuan dari penulisan catatan kaki maka langkah berikutnya ialah mengetahui ketentuan dari penulisannya. Penulisan catatan kaki tentu berbeda dengan aturan karya tulis ilmiah biasa. Penulisan catatan kaki juga berbeda dengan penulisan daftar pustaka. Dalam penulisan catatan kaki tentu ada aturan yang perlu diketahui dan dijadikan tutorial saat mencantumkannya ke karya tulis. 





Supaya kamu semakin paham, berikut yaitu beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan kemudian diterapkan dalam proses penulisan catatan kaki





1. Ukuran Huruf 





Ketentuan pertama dalam menuliskan catatan kaki yakni tentang ukuran karakter. Berhubung letaknya di margin bawah maka biasanya ukuran huruf dibedakan dengan abjad di dalam halaman tersebut. 





Ukuran huruf untuk catatan kaki memakai ukuran 10, yang tentu akan terlihat sangat kecil di margin bawah. Namun dijamin tetap bisa dibaca, dan umumnya menghidangkan berita pendek atau singkat namun mampu dipahami. 





2. Tanda Catatan Kaki 





Catatan kaki juga memiliki tanda, lebih tepatnya penomoran yang dibuat berurutan dari halaman pertama sampai tamat. Penulisannya dibentuk mirip pangkat atau dibuat superscript untuk kamu yang menulis di aplikasi Microsoft Word. 





Jadi, pada kalimat yang mengarah pada penulisan catatan kaki akan ditambahkan superscript di akhir kata. Sedangkan di catatan kaki, angka superscript ini akan ditaruh di depan sebelum kalimat penjelasnya. 





3. Penulisan Dibuat Menjorok 





Perbedaan lain antara penulisan catatan kaki dengan paragraf di isi tulisan yaitu dibuat menjorok ke dalam. Sehingga saat menulisnya perlu diawali dengan menekan tombol Tab di keyboard. 





Nantinya akan menjorok lebih ke dalam dan baru lalu menambahkan angka yang dikontrol superscript sesuai penjelasan di poin sebelumnya. Diikuti oleh kalimat klarifikasi dan sumber dari kata tersebut. 





4. Penulisan Nama Sumber 





Catatan kaki juga ada keharusan menyebutkan nama sumber dimana suatu kata yang dimasukan ke tulisan tersebut berasal. Penulisannya ialah mencantumkan nama lengkap penulis sumber, sehingga tidak perlu dibalik dan tidak perlu ditambahkan gelar. 





Apabila sumber ditulis oleh beberapa penulis, maka nama penulis yang dicantumkan yakni penulis pertama saja. Sehingga dari sisi nama penulis berbeda tipis dengan hukum penulisan daftar pustaka. 





5. Penulisan Judul Sumber 





Ketentuan penulisan catatan kaki selanjutnya adalah kau mesti mengerti bahwa di dalam  penulisan catatan kaki terdapat penulisan judul sumber. Judul sebaiknya ditulis lengkap sesuai judul tumpuan, selain itu wajib memakai huruf miring atau Italic. 





6. Penggunaan Singkatan 





Saat pembaca membaca suatu buku, jurnal, maupun karya tulis jenis lain dijamin akan menemukan sejumlah akronim pada catatan kaki. Penulisan kependekan in tetu ada maksudnya, dan para penulis harus lebih paham dibanding pembaca. 





Jika catatan kaki mengacu pada sumber yang sama dalam dua nomor berturut-turut tidak perlu ditulis lengkap dengan identitas yang sama. Pada nomor yang terakhir cukup sematkan “Ibid”.





Kemudian jikalau sumber yang serupa digunakan dalam nomor yang tidak berurutan atau melompati catatan kaki dengan nomor lain, cukup tuliskan “ cit.” Nama pengarang dari sumber tidak dibalik, baik nama gila atau nama Indonesia. Jika sumber berupa buku, majalah, atau koran, dan ditulis oleh dua atau tiga orang, maka nama penulis ditulis semua.





7. Penulisan Pengarang





Penulisan pengarang yang jumlahnya lebih dari 3 orang mampu ditulis nama pengarang pertama dalam catatan kaki, dibarengi “dkk.” atau “ al.” Pangkat dan gelar tidak ditulis, kecuali gelar kebangsawanan yang memang menjadi bagian dari nama.





Baca Juga: Cara Membuat Buku: Footnote Pada Buku





Cara Menulis Catatan Kaki





Adapun sistem menulis catatan kaki yang perlu dipahami dan dipraktekan sebagai berikut: 





  • Penulisan catatan kaki mencantumkan unsur: nama pengarang, judul buku/makalah, identitas penerbitan (kota, penerbit, tahun terbit), dan halaman referensi.
  • Nama pengarang ditulis sesuai aslinya tanpa menggunakan gelar (akademik ataupun non-akademik).
  • Pengarang dengan jumlah 1 – 3 orang, ditulis semua nama mereka dengan lengkap. Sedangkan pengarang dengan jumlah 4 orang atau lebih, cukup ditulis nama pertama dan ditambahkan dengan dkk (dan mitra-kawan).
  • Judul buku ditulis dengan karakter italic atau cetak miring. Jika menggunakan mesin ketik biasa (bukan komputer), maka diberi garis bawah.
  • Jika referensi bukan berbentuk buku namun makalah, maka judul ditulis dalam tanda petik dua (“ … “) dan tanpa cetak miring atau garis bawah.
  • Identitas penerbitan ditulis dalam tanda kurung “( … )” dengan urutan kota terbit, penerbit, dan tahun terbit. Antara kota terbit dan penerbit dipisahkan oleh tanda titik dua (:). Sedangkan antara penerbit dan tahun terbit dipisahkan oleh tanda koma (,).
  • Penulisan halaman diawali dengan kependekan “hlm.” Atau “h.” kemudian disertai dengan nomor halaman. Jika halaman acuan mempunyai interval, maka disertai dengan tanda pisah atau garis sambung ( – ).
  • Setiap komponen catatan kaki dipisahkan oleh tanda koma lalu penulisannya diakhiri dengan tanda titik.
  • Pastikan kau sudah setting bab bawah halaman untuk penulisan catatan kaki (layout paper)
  • Dalam penulisan catatan kaki diberikan garis panjang berskala 14 huruf dengan margin kiri serta berjarak 4 spasi dari jarak tulisan.
  • Atau secara sistem mampu memakai garis di bagian bawah baris terakhir dari teks di tiap halaman atau tanpa garis.
  • Nomor penugasan di bawah garis akan secara otomatis muncul dikala diklik, tinggal dikontrol jarak yang cukup dan biasanya menjorok ke dalam 5-7 ketukan
  • Catatan kaki baris pertama dituliskan sehabis nomor penugasan
  • Jika catatan kaki mempunyai dua baris, maka kutipan dibawahnya ditulis pada margin kiri 
  • Apabila terdapat dua catatan kaki, maka yang kedua ditulis dengan menunjukkan satu spasi
  • Penulisan catatan kaki mesti berada di satu halaman dengan kutipan yang ada
  • Apabila catatan kaki panjang, maka lebih baik untuk memangkas teks yang ada ketimbang harus memotong catatan kaki
  • Semua nama penulis disebutkan pada catatan kaki, bila lebih dari dua penulis maka diberi tulisan et all atau dkk
  • Jika lebih dari 1 baris, dijelaskan dari tepi margin, tanpa ikuti menjorokkan baris pertama 
  • Jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antara catatan kaki 2 spasi bila ada dalam halaman yang sama
  • Di dalam teknis tersebut, ada komponen catatan kaki yang perlu kau perhatian selaku sumber acuan. Salah satunya adalah: Pengarang, Judul, Data publikasi, Nomor halaman 


Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama